Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

Samsung Electronics Umumkan Buyback Saham 10 Triliun Won, untuk Apa?

×

Samsung Electronics Umumkan Buyback Saham 10 Triliun Won, untuk Apa?

Sebarkan artikel ini
MGL9814 11zon
Dua Pegawai memperhatikan HP Samsung Galaxy di Plaza Indonesia, Jumat (25/10/2024). Galaxy Z Fold6 masih yang terlaris dengan harga Rp26.499.000 sampai Rp31.999.000, dan kini setiap pembelian mendapatkan potongan harga 2 Juta Rupiah. foto: Kabar Bursa/abbas sandji

KABARBURSA.COM – Samsung Electronics, salah satu raksasa teknologi dunia, mengumumkan langkah strategis berupa program pembelian kembali saham (buyback) senilai 10 triliun won (setara dengan USD7,17 miliar atau sekitar Rp113,99 triliun) dalam periode satu tahun.

Keputusan ini diumumkan setelah saham perusahaan jatuh ke level terendah dalam lebih dari empat tahun, memberikan tekanan besar terhadap nilai perusahaan dan kepercayaan investor.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada Jumat, 15 November 2024, Samsung Electronics mengungkapkan bahwa dari total anggaran 10 triliun won, sekitar 3 triliun won akan dialokasikan untuk pembelian 50,14 juta saham biasa dan 6,91 juta saham preferen dalam tiga bulan pertama.

Saham yang dibeli akan dibatalkan guna meningkatkan nilai pemegang saham.

Sedangkan sisa 7 triliun won akan digunakan dalam program pembelian kembali yang akan ditentukan oleh dewan direksi di masa mendatang. Strategi ini mencerminkan komitmen Samsung untuk mempertahankan daya tarik sahamnya di tengah persaingan global yang semakin ketat.

Keputusan untuk buyback ini muncul setelah tahun yang penuh tantangan bagi Samsung Electronics. Diketahui, saham Samsung Electronics pada Rabu, 13 November 2024, mencatatkan harga terendah dalam lebih dari empat tahun.

Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran mengenai dampak tarif yang kemungkinan diterapkan oleh pemerintah AS di bawah kepemimpinan Donald Trump.

Selain itu, sejak awal 2024, saham Samsung juga telah turun sebesar 32 persen, menjadikannya salah satu saham dengan kinerja terburuk di antara pembuat chip global.

Samsung tertinggal dari pesaingnya,  seperti Nvidia dalam memasok chip kecerdasan buatan, yang menjadi segmen pasar paling berkembang saat ini.

Usulan tarif baru pada produk elektronik impor yang dilakukan Trump, mengurangi permintaan untuk produk-produk Samsung. Hal ini tentunya juga berdampak pada keluarga Ketua Jay Y. Lee, yang menggunakan sebagian saham mereka sebagai agunan untuk membayar pajak warisan.

Risiko margin call menjadi salah satu alasan mendesaknya langkah pembelian kembali saham ini.

Berdasarkan laporan dari The Korea Times, saham Samsung termasuk dalam jajaran saham dengan kinerja terburuk di antara produsen chip global seperti TSMC dan Nvidia, tahun ini.

Hal ini disebabkan oleh ketertinggalan perusahaan dalam mem

Menurut analis di Hyundai Motor Securities Greg Noh, ancaman tarif sebesar 10 persen untuk impor dan hingga 60 persen untuk produk China dapat mengurangi permintaan terhadap produk elektronik yang menggunakan chip, memberikan dampak negatif bagi perusahaan-perusahaan seperti Samsung.

Kekhawatiran ini juga diungkapkan oleh Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, yang mencatat bahwa tarif tinggi yang dikenakan Trump pada produk impor dari China dapat mendorong kompetitor China untuk menurunkan harga ekspor mereka, berpotensi merugikan perusahaan chip Korea di pasar internasional.

Pada tahun ini, saham Samsung tercatat turun 34 persen dan diperkirakan akan mengalami kinerja tahunan terburuk dalam lebih dari dua dekade.

anfaatkan lonjakan permintaan chip untuk kecerdasan buatan (AI), yang tengah berkembang pesat.

Potensi pengenaan tarif oleh Trump terhadap produk impor dari China memperburuk kondisi, dengan Samsung yang memiliki ketergantungan lebih besar pada pelanggan China dibandingkan dengan pesaing domestiknya, SK Hynix.

“Hynix lebih mampu meningkatkan penjualan chip server AI kelas atas ke pelanggan di AS, seperti Nvidia,” ujar Lee Min-hee, analis dari BNK Investment & Securities.

Sebaliknya, saham SK Hynix mencatatkan kenaikan 32 persen, dan produsen chip AS, Nvidia, melonjak hingga 199 persen.

Pada perdagangan Rabu, 13 November 2024, saham Samsung turun 2,1 persen pada pukul 10.26 waktu setempat, mencapai 51.700 won, level terendah sejak 24 Juni 2020.

Sementara, indeks Kospi turun 1,5 persen. SK Hynix, yang sempat turun selama dua sesi berturut-turut, naik 2 persen.

Tersulut Rencana Buyback

Setelah pengumuman buyback, saham Samsung mencatat kenaikan 7,2 persen pada perdagangan Jumat, 15 November 2024. Ini menjadi lonjakan harian terbesar sejak Maret 2020. Meski demikian, harga sahamnya masih jauh di bawah nilai pada awal tahun.

Menurut kepala firma analisis Leaders Index Park Ju-gun, keputusan buyback ini mencerminkan bahwa Samsung menyadari krisis yang sedang dihadapinya akibat penurunan saham yang signifikan.

Pembelian kembali saham dipandang sebagai upaya untuk mendongkrak harga saham, memberikan perlindungan bagi pemegang saham, termasuk keluarga Lee.

Namun, analis juga menekankan, bahwa langkah ini tidak cukup untuk mengatasi tantangan jangka panjang yang dihadapi perusahaan.

Samsung memerlukan rencana bisnis konkret untuk memperkuat posisinya di pasar chip AI, memperluas inovasi produk, dan mengatasi dampak dari kebijakan proteksionisme di Amerika Serikat.

Program pembelian kembali saham Samsung Electronics adalah langkah signifikan untuk memulihkan kepercayaan investor dan memperkuat nilai pemegang saham di tengah tekanan pasar yang berat. Namun, keberhasilan jangka panjang perusahaan tidak hanya bergantung pada langkah ini, tetapi juga pada kemampuan Samsung untuk menghadirkan strategi inovasi dan ekspansi bisnis yang lebih kompetitif.

Dengan keputusan ini, Samsung mengirimkan sinyal kuat kepada pasar bahwa mereka siap menghadapi tantangan dan menjaga posisi sebagai pemimpin industri teknologi global.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.