KABARBURSA.COM – Tiga emiten emas, yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), sepanjang pekan ini terperosok sangat dalam.
Harga emas global yang sedang mengalami tekanan signifikan di akhir pekan, Jumat, 15 November 2024, dengan harga emas spot turun tipis 0,1 persen menjadi USD2.565,49 per ons troi, menjadi penyebabnya.
Penurunan ini menandai pelemahan mingguan terbesar dalam lebih dari tiga tahun, yaitu lebih dari 4 persen, sekaligus mencatat level terendah sejak 12 September.
Harga emas berjangka AS juga terkoreksi 0,1 persen, ditutup di level USD2.570,10 per ons troi.
Faktor utama pelemahan ini adalah ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve (Fed) yang kurang agresif. Pernyataan Ketua Fed Jerome Powell yang menegaskan bahwa bank sentral AS tidak terburu-buru menurunkan suku bunga telah mengangkat nilai dolar AS dan imbal hasil US Treasury, sehingga mengurangi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
Penguatan dolar AS mencatat kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari sebulan. Kondisi ini membuat emas, yang dihargakan dalam dolar, menjadi lebih mahal bagi investor asing. Selain itu, imbal hasil US Treasury terus meningkat setelah data menunjukkan bahwa penjualan ritel AS melonjak lebih tinggi dari ekspektasi pada bulan lalu.
Kondisi tersebut mendorong pasar untuk menurunkan peluang pemangkasan suku bunga Fed sebesar 25 basis poin pada Desember menjadi 62 persen, dibandingkan dengan 83 persen pada sehari sebelumnya, berdasarkan alat CME FedWatch.
“Saat ini, emas kembali ke fundamental dasarnya setelah ketidakpastian jangka pendek menghilang dari pasar,” ujar Alex Ebkarian, Chief Operating Officer Allegiance Gold, kepada Reuters.
Para analis juga menyoroti dampak kebijakan ekonomi dari Presiden terpilih AS, Donald Trump, yang diproyeksikan dapat memicu inflasi. Rencana kebijakan tarif yang diusungnya diperkirakan akan memperlambat laju pelonggaran suku bunga Fed.
Analis pasar dari Kinesis Money Carlo Alberto De Casa, menambahkan bahwa ketidakpastian dapat kembali muncul dalam jangka menengah jika dinamika politik dan ekonomi berubah.
“Sejauh ini, emas terdampak negatif oleh hasil pemilihan Trump, tetapi situasi ini dapat berbalik jika ada ketidakpastian baru yang muncul,” jelasnya.