Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

TOBA Gelar RUPSLB, Setujui Pembelian Kembali 816 Juta Lembar Saham

×

TOBA Gelar RUPSLB, Setujui Pembelian Kembali 816 Juta Lembar Saham

Sebarkan artikel ini
MGL6331 11zon
Pengunjung melintas depan Video Tron Pintu masuk Main Hal Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (13/11/2024). Hari ini Papan Pantau Saham terlihat Hijau. foto: Kabar Bursa/abbas sandji

KABARBURSA.COM – PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 14 November 2024.

Rapat tersebut memenuhi kuorum dengan kehadiran pemegang saham yang mewakili 6.899.719.895 saham, setara dengan 84,474 persen dari total saham dengan hak suara yang sah yang dikeluarkan oleh perusahaan, sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan yang berlaku. Seperti dalam keterangannya di Jakarta, Selasa 19 November 2024.

Pingkan Ratna Melati, Sekretaris Perusahaan TOBA, menyampaikan bahwa dalam agenda kedua rapat tersebut, pemegang saham menyetujui rencana perusahaan untuk melakukan pembelian kembali saham, sesuai dengan Peraturan OJK No. 29 Tahun 2023 mengenai Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka.

Selain itu, pemegang saham juga memberikan kuasa penuh kepada Direksi TOBA, dengan hak substitusi, untuk melaksanakan seluruh tindakan yang diperlukan dalam rangka pembelian kembali saham perusahaan.

Dalam prospektus ringkas yang dipublikasikan pada 7 Oktober 2024, TOBA mengungkapkan bahwa mereka akan melakukan buyback terhadap 816.782.697 lembar saham, yang setara dengan 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan. Apabila seluruh pembelian kembali saham terlaksana, perkiraan dana yang akan digunakan untuk buyback ini mencapai Rp474.586.690.626, atau sekitar AS$30.829.329, dengan asumsi nilai tukar AS$1 setara dengan Rp15.394.

Peningkatan Laba Bersih

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), perusahaan emiten di sektor batu bara, berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih yang signifikan selama periode Januari hingga Juni 2024.

Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan hingga akhir Juni 2024, TOBA melaporkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD26,49 juta, yang jika dikonversi ke dalam rupiah mencapai Rp411,49 miliar (dengan kurs Rp15.532). Pencapaian ini menunjukkan peningkatan tajam sebesar 207,98 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Meskipun laba bersih TOBA mengalami kenaikan drastis, hal ini terjadi di tengah penurunan kinerja pendapatan perusahaan yang menurun 10,61 persen yoy menjadi USD248,67 juta. Secara lebih rinci, sumber utama pendapatan perusahaan masih berasal dari penjualan batu bara, yang mencapai angka USD204,36 juta.

Namun, yang patut dicatat adalah kemampuan TOBA dalam menekan beban pokok pendapatan sebesar 18,97 persen yoy menjadi USD193,97 juta. Pengurangan ini berkontribusi pada peningkatan laba kotor perusahaan yang tercatat sebesar USD54,70 juta, atau tumbuh 41,02 persen secara tahunan pada semester pertama tahun 2024.

Selain itu, emiten yang memiliki keterkaitan dengan Pandu Sjahrir ini juga mencatatkan peningkatan EBITDA yang disesuaikan sebesar 67,1 persen menjadi USD83,7 juta. Pencapaian ini dianggap mencerminkan efisiensi operasional yang terus meningkat dan strategi investasi TOBA dalam mengembangkan bisnis ramah lingkungan.

Mufti Utomo, selaku Direktur TBS Energi Utama, mengungkapkan bahwa pembangkit listrik tenaga batu bara yang beroperasi di Gorontalo dan Sulawesi Utara berperan penting dalam menjaga stabilitas pendapatan perusahaan di tengah volatilitas harga batu bara. Sementara itu, sektor pengelolaan limbah juga memberikan kontribusi positif terhadap EBITDA sebesar USD2,6 juta.

“Kami terus berkomitmen untuk mewujudkan masa depan yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat yang kami layani,” ungkap Mufti dalam sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan pada Sabtu, 31 Agustus 2024.

Di sektor kendaraan listrik, Mufti menambahkan bahwa anak perusahaan TBS, Electrum, telah berhasil menggandakan jumlah motor listrik yang dimiliki menjadi 2.238 unit. Selain itu, Electrum juga memperluas jaringan Stasiun Penukaran Baterai (Battery Swap Station) menjadi 192 titik pada pertengahan tahun ini. Peningkatan ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam mendukung perkembangan teknologi ramah lingkungan.

Electrum juga mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen, yang memungkinkannya untuk memenuhi syarat mendapatkan insentif dari pemerintah. Sementara itu, TOBA telah menyelesaikan studi penting untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung di Batam, yang mencakup uji tanah baik di lepas pantai maupun darat, serta studi rute transmisi yang komprehensif.

Pengembangan Proyek Energi Terbarukan

Mufti menyatakan bahwa TOBA akan terus fokus pada investasi di peluang masa depan, baik melalui pengembangan proyek energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung di Batam maupun dengan memperluas kehadiran di sektor kendaraan listrik yang semakin berkembang.

Selama sepekan terakhir, saham TOBA atau PT TBS Energi Utama Tbk mengalami peningkatan yang signifikan, mencatatkan kenaikan sebesar 13,85 persen. Peningkatan ini telah menarik perhatian berbagai pihak, termasuk Bursa Efek Indonesia (BEI), yang kemudian meminta penjelasan dari manajemen TOBA terkait dengan volatilitas harga saham tersebut.

Menanggapi permintaan BEI, Direktur Utama TOBA, Dicky Yordan, dalam keterbukaan informasi di BEI, menjelaskan bahwa perusahaan saat ini tidak memiliki informasi atau fakta material yang dapat menjelaskan fluktuasi harga saham tersebut. Menurut Dicky, tidak ada peristiwa penting atau perkembangan signifikan yang diketahui oleh manajemen yang bisa mempengaruhi nilai saham TOBA atau memengaruhi keputusan investasi para investor.

Namun demikian, Dicky juga mengungkapkan bahwa TOBA sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat, paling lambat dalam tiga bulan ke depan. “Kami sedang mengevaluasi berbagai opsi terkait rencana aksi korporasi yang sejalan dengan strategi dan arah bisnis perusahaan ke depan,” demikian yang ditulis oleh Dicky dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada BEI.(*)