KABARBURSA.COM-Menurut target yang ditetapkan oleh pemerintah, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun 2025 diharapkan berada di kisaran 2,4% hingga 2,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Angka tersebut menunjukkan peningkatan dari defisit APBN tahun 2024 yang mencapai 2,29% dari PDB. Kenaikan defisit tersebut sejalan dengan kebutuhan anggaran yang besar pada masa pemerintahan mendatang.
Menurut Eko Listiyanto, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), untuk membiayai program-program baru dari pemerintah selanjutnya, sebaiknya dilakukan dengan melakukan penyesuaian kembali anggaran yang tidak bersifat prioritas.
Menurutnya, langkah tersebut jauh lebih bijaksana daripada memperbesar defisit APBN. Upaya penghematan belanja administratif dan perjalanan dinas merupakan opsi yang dapat dipertimbangkan.
Selain itu, menambah utang baru juga bukanlah solusi yang tepat karena akan menimbulkan beban tambahan pada APBN, terutama dengan suku bunga yang saat ini cenderung tinggi dan kondisi ekonomi yang sedang lesu.
Eko juga menekankan bahwa pelebaran defisit seharusnya tidak digunakan sebagai alasan untuk mendukung program-program populis yang bersifat sosial semata.
Menurutnya, fokus seharusnya ditujukan pada upaya yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, seperti pembangunan infrastruktur logistik dan pengembangan kawasan industri.