KABARBURSA.COM – PT Astra International Tbk. (ASII), sebuah perusahaan konglomerasi, berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp33,83 triliun sepanjang tahun 2023. Capaian ini didukung oleh kinerja positif dari berbagai divisi bisnis Grup Astra, terutama dalam sektor pertambangan dan otomotif.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih ASII mengalami kenaikan sebesar 16,91% secara year-on-year (YoY) hingga 31 Desember 2023, mencapai Rp33,83 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 yang sebesar Rp28,94 triliun. Kenaikan laba bersih ASII juga didorong oleh pendapatan perseroan yang naik 5,03% YoY menjadi Rp316,56 triliun, dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebesar Rp301,37 triliun.
Secara terperinci, pendapatan ASII berasal dari berbagai segmen, dengan segmen alat berat dan tambang menjadi penyumbang pendapatan terbesar sebesar Rp128,58 triliun, diikuti oleh segmen otomotif sebesar Rp128,25 triliun. Selanjutnya, jasa keuangan berkontribusi sebesar Rp29,99 triliun dan agribisnis sebesar Rp20,74 triliun. Pendapatan dari segmen infrastruktur dan logistik berkontribusi sebesar Rp9,15 triliun, teknologi informasi Rp2,96 triliun, dan properti Rp1,04 triliun.
Pendapatan tersebut dikurangi oleh biaya eliminasi sebesar Rp4,18 triliun. Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok ASII juga mengalami peningkatan sebesar 5,17% menjadi Rp243,25 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp231,29 triliun.
Akibatnya, laba bruto ASII naik 4,59% menjadi Rp73,31 triliun pada 9 bulan 2023, dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022 sebesar Rp70,08 triliun. Namun, kas dan setara kas pada akhir periode mengalami penurunan sebesar 32,88% YoY menjadi Rp41,13 triliun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 yang sebesar Rp61,29 triliun. Dilihat dari neraca, total aset ASII naik menjadi Rp445,67 triliun hingga 31 Desember 2023, dibandingkan dengan posisi akhir pada tahun 2022 yang sebesar Rp413,29 triliun.
Liabilitas perseroan juga mengalami kenaikan menjadi Rp195,26 triliun dibandingkan dengan akhir tahun 2022 yang sebesar Rp169,57 triliun. Sedangkan ekuitas ASII turun menjadi Rp250,41 triliun dibandingkan dengan akhir Desember 2022 yang sebesar Rp243,72 triliun.