KABARBURSA.COM – Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan bahwa dalam waktu dekat tidak akan ada kenaikan harga BBM baik subsidi maupun non-subsidi, serta tarif listrik. Keputusan ini disampaikan setelah rapat kabinet bersama Presiden Joko Widodo pada Senin 26 Februari 2024. Pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, menyambut baik keputusan ini, menganggapnya tepat mengingat kondisi saat ini.
Menurut Fahmy, keputusan tersebut sangat tepat karena kenaikan harga BBM subsidi atau tarif listrik dapat menyebabkan inflasi naik, daya beli menurun, dan krisis ekonomi. Dia juga menjelaskan bahwa harga minyak dunia saat ini mengalami penurunan, berkisar antara US$70-80 per barel, sehingga tidak ada alasan untuk menaikkan harga BBM.
Namun, Fahmy juga menekankan bahwa jika harga minyak dunia naik di atas US$90 per barel, pemerintah harus mempertimbangkan kenaikan harga BBM subsidi untuk menghindari beban besar pada APBN, terutama dengan adanya program makan siang dan susu gratis yang membutuhkan pendanaan besar.
Fahmy menyarankan bahwa jika harga minyak dunia naik, pemerintah dapat menunda kenaikan harga BBM subsidi dengan memastikan distribusi BBM subsidi lebih tepat sasaran. Mengenai harga BBM non-subsidi, Fahmy menyarankan agar penentuannya mengikuti mekanisme pasar, tanpa campur tangan politik, terutama setelah momentum pemilu selesai.
Perlu dicatat bahwa pada 1 Februari, Pertamina tidak menaikkan harga BBM non-subsidi, tetapi SPBU swasta menaikkan harga BBM karena pergerakan harga minyak dunia.