KABARBURSA.COM-Minimnya persaingan dalam industri perbankan syariah mempengaruhi pergerakan saham-saham emiten di sektor tersebut. Hanya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang berhasil mencatat kinerja positif sejak awal tahun.
Industri perbankan syariah saat ini sedang dirombak oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengalami perbaikan. OJK berharap akan adanya konsolidasi agar persaingan antar bank syariah semakin sengit.
BRIS menjadi satu-satunya pemain besar dalam industri ini, dengan aset melebihi Rp 300 triliun dan kapitalisasi pasar mencapai Rp 100 triliun. Saham BRIS juga telah naik sekitar 40,23% sejak awal tahun, mencapai Rp 2.430 per saham.
Berikut Grafiknya:
Sementara itu, bank syariah lain seperti PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS), PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK), dan PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS) menghadapi tantangan berbeda. BTPS dan BANK mengalami penurunan harga saham, sementara PNBS memiliki pergerakan harga yang lebih stabil.
Maximilianus Nico Demus dari Pilarmas Investindo Sekuritas menyarankan untuk memperkuat fundamental bank syariah yang ada saat ini. Menurutnya, hal ini dapat membantu penetrasi pasar dan meningkatkan jumlah nasabah syariah.
Nico melihat peluang bagi BANK sebagai bank digital syariah. Namun, ia mengatakan bahwa penetrasi melalui ekosistem digital belum optimal. Untuk itu, diperlukan upaya untuk mengembangkan perbankan digital syariah agar saham-saham bank syariah semakin menarik.
Praska Putrantyo dari Edvisor melihat variasi kinerja perbankan syariah di pasar saham. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan dan laba yang berbeda antar bank-bank tersebut.
BRIS, misalnya, mampu meningkatkan labanya hingga 33,8%, sementara BTPS mengalami penurunan laba sebesar 38,9%. Meskipun demikian, secara keseluruhan, permodalan dan kualitas aset perbankan syariah tetap terjaga dengan baik.
Inovasi dalam produk-produk perbankan syariah serta peningkatan penetrasi pasar yang sesuai dengan prinsip syariah dianggap sebagai langkah yang penting untuk bersaing dengan bank konvensional dan digital.
Praska menyarankan untuk lebih selektif dalam memilih saham perbankan syariah, dengan mempertimbangkan pertumbuhan pendapatan, laba, dan valuasi saham. Dia merekomendasikan BRIS dengan buy on weakness di level Rp 2170, dengan target harga Rp 2800.