KABARBURSA.COM – Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (ICDX) atau Indonesia Commodity & Derivatives Exchange secara aktif melakukan upaya penyuluhan dan peningkatan pemahaman mengenai transaksi multilateral di kalangan masyarakat.
Nursalam, Direktur Utama ICDX, menganggap bahwa pendidikan literasi yang efektif bagi masyarakat adalah kunci penting dalam pengembangan perdagangan berjangka komoditi. Oleh karena itu, bursa terus melaksanakan program edukasi secara berkelanjutan.
“Transaksi multilateral, yang dilakukan di dalam bursa, merupakan inti dari perdagangan berjangka komoditi. Sebagai Bursa, kami memiliki tanggung jawab untuk melakukan sosialisasi, edukasi, dan literasi kepada masyarakat mengenai manfaat transaksi multilateral,” ungkap Nursalam dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu 9 Maret 2024.
Program edukasi untuk masyarakat diwujudkan melalui seminar seperti “Prediksi dan Taktik Trading 2024,” yang diselenggarakan oleh ICDX Academy bekerja sama dengan Phillip Futures.
Seminar yang berlangsung pada Kamis (7/3) di Jakarta merupakan bagian dari upaya strategis ICDX sebagai Self-Regulatory Organization (SRO) di ekosistem perdagangan berjangka komoditi untuk terus mempromosikan transaksi multilateral.
“Pada akhirnya, harapan kami upaya strategis ini akan meningkatkan transaksi di bursa,” ujar Nursalam.
Anang Eko Wicaksono, Kepala ICDX Academy, menambahkan bahwa pihaknya juga mengajak seluruh pemangku kepentingan di perdagangan berjangka komoditi, termasuk anggota bursa.
Dia berharap forum tersebut dapat dimanfaatkan anggota bursa untuk bersama-sama melakukan edukasi kepada masyarakat terkait transaksi multilateral.
Sebagai informasi, sistem perdagangan multilateral di dalam perdagangan berjangka komoditi merupakan perdagangan di mana banyak penjual bertemu banyak pembeli dan tidak saling mengenal (many to many).
Transaksi yang terjadi di bursa ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sarana untuk lindung nilai (hedging), referensi harga, serta manajemen risiko.
Adapun transaksi multilateral di ICDX pada periode Januari hingga Februari 2024 tercatat sebanyak 158.666 lot dengan nilai nominal sebesar Rp18.221 triliun.
Sepanjang periode tersebut, kontrak produk emas mendominasi dengan total transaksi sebanyak 105.401 lot. Kemudian transaksi terbanyak disusul kontrak mata uang sebanyak 47.352 lot dan kontrak minyak mentah sebanyak 4.450 lot.