KABARBURSA.COM – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah mendorong pengembangan sagu sebagai sumber karbohidrat utama untuk menjaga keamanan pangan di dalam negeri. Dalam acara Business Matching 2024 Belanja Produk Dalam Negeri di Bali, Direktur Jenderal Industri Agro, Putu Juli Ardika, menyampaikan bahwa sagu memiliki keunggulan ketahanan terhadap perubahan iklim dan cuaca.
“Pohon sagu dapat terus tumbuh bahkan saat terjadi banjir atau kekeringan panjang, sehingga sagu tidak terdampak fenomena alam seperti La Nina dan El Nino,” ungkap Putu Juli Ardika. Potensi lahan sagu di Indonesia mencapai 5,5 juta hektar, menjadikannya sebagai cadangan pangan sumber karbohidrat yang besar.
Kemenperin fokus pada hilirisasi sagu dengan meningkatkan produksi pati sagu dan mengembangkan produk olahan pati sagu. Meskipun lahan sagu luas, pengolahan sagu dalam negeri masih perlu ditingkatkan. Pada tahun 2023, Kemenperin bersama industri pati sagu berupaya meningkatkan utilisasi produksi yang masih rendah, yaitu di bawah 30%.
Dalam hal ini, Kemenperin berkolaborasi dengan industri untuk mengembangkan model bisnis sagu, terutama dalam memanfaatkan sagu basah produksi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai bahan baku industri pati sagu. Pemanfaatan sagu basah UMKM memperluas jangkauan bahan baku dan memberikan nilai tambah pada petani sagu.
Selain itu, Kemenperin mendukung diversifikasi produk olahan pati sagu. Produk seperti mi instan dan beras analog dari pati sagu dapat menjadi alternatif pangan utama, terutama pada masa kelangkaan beras. Dalam Pameran Produk Dalam Negeri, perusahaan industri pengolahan sagu seperti PT. Galih Sagu Pangan dan PT. Langit Bumi Lestari turut berpartisipasi, menampilkan produk berbahan baku sagu dengan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang signifikan.