KABARBURSA.COM – Singapore Airlines (SIA) memperkenalkan upgrade terbaru untuk Kelas Ekonomi Premium dengan memperkenalkan menu makanan baru dan fasilitas ramah lingkungan. Dilaporkan oleh CNA Lifestyle, upgrade ini akan mulai dinikmati oleh penumpang mulai tanggal 31 Maret.
Perombakan ini menjadi yang pertama kalinya sejak SIA meluncurkan Kelas Ekonomi Premium pada tahun 2015. Yeoh Phee Teik, Senior Vice President Customer Experience SIA, menyatakan bahwa pembaharuan ini didasarkan pada masukan dari para pelanggan serta riset pasar yang terus dilakukan oleh maskapai.
“Mempelajari lebih lanjut tentang pendorong nilai yang terus berkembang bagi para pelancong, dan menemukan cara inovatif untuk terus memberikan pengalaman dalam penerbangan yang dipersonalisasi dan berkelas dunia,” kata Senior Vice President Customer Experience SIA, Yeoh Phee Teik.
Butuh waktu dua tahun bagi SIA untuk berinovasi dalam menciptakan resep baru untuk 48 hidangan pembuka, 175 hidangan utama, dan 34 hidangan penutup. Dalam pembaharuan tersebut, beberapa resep makanan yang sudah ada mengalami penyempurnaan, sementara beberapa hidangan baru juga diperkenalkan.
Terdapat sembilan hidangan baru yang telah ditambahkan ke dalam menu Book The Cook, sebuah layanan yang memungkinkan penumpang memesan hidangan terlebih dahulu dengan waktu 24 jam sebelum keberangkatan. Hidangan-hidangan baru ini mencakup berbagai pilihan seperti beef bourguignon, roti jala dengan kari domba ala Melayu, dan opsi nabati seperti bakso terong jamur. Salah satu hidangan yang disorot adalah mie babi cincang, yang merupakan favorit penduduk setempat dan dikenal dengan nama bak chor mee.
Antony McNeil, Direktur Makanan dan Minuman Global SIA, dalam wawancara dengan CNA Lifestyle mengungkapkan bahwa pengembangan hidangan ini merupakan salah satu tantangan terbesar, karena tim memasak memerlukan waktu 10 hingga 12 bulan dan harus mengeksplorasi lebih dari 90 resep yang berbeda.
“Meskipun (bak chor mee) tampak seperti hidangan jajanan yang sangat sederhana, sebenarnya ini rumit dalam hal lapisan dan rasa, dan berusaha mendapatkan keseimbangan yang tepat untuk pengalaman pelanggan,” katanya.
McNeil menekankan pentingnya agar hidangan tersebut memberikan kesan otentik kepada penumpang, bahkan tim memasak rela melakukan riset pasar dengan mengunjungi kios jajanan yang terkenal dengan bak chor mee.
Selain itu, 11 hidangan lainnya yang ada di Book The Cook juga mengalami pembaharuan, seperti nasi lemak yang kini disajikan dengan ayam rendang sebagai pengganti ayam goreng.
SIA tidak hanya memperbarui menu Book The Cook, tetapi juga melakukan inovasi pada menu masakan regionalnya. Mereka menambahkan satu lauk lagi untuk hidangan utama India, serta memperkenalkan camilan populer India, papadum.
Untuk hidangan Jepang, SIA memperkenalkan soba Jepang yang disajikan sesuai dengan musim, seperti soba teh hijau di musim semi dan udon di musim dingin.
SIA juga menyediakan menu Makanan Spesial untuk penumpang yang memiliki pantangan makanan, baik karena alergi maupun alasan agama. Mereka juga tidak lupa menyediakan pilihan Makanan Anak, dengan pilihan hidangan Barat, Asia, dan vegetarian.
Dalam hal minuman, panel ahli wine SIA telah memilih dua varietas eksklusif, Wairau River Sauvignon Blanc 2023 dan St Hallett Faith Shiraz 2022, untuk menu minuman beralkohol. Ada juga minuman non-alkohol baru, seperti teh peppermint dan kamomil, serta coklat panas dari merek coklat Cadbury.
SIA juga meningkatkan inovasi dalam penyajian makanan kepada penumpang, dengan menggunakan peralatan makan dari perak dan porselen kontemporer yang dirancang khusus. Perubahan ini tidak hanya untuk estetika, tetapi juga untuk kepraktisan dan lingkungan, dengan mengurangi penggunaan peralatan plastik sekali pakai.
McNeil menekankan bahwa SIA berupaya memaksimalkan penggunaan ruang di pesawat untuk meningkatkan pengalaman penerbangan penumpang.
“Tinggal proses saja, untuk memastikan kita tahu mana yang cocok, mana yang terlihat bagus, dan seberapa bagus tampilannya. Kita tidak harus melihat bobotnya dulu, kita lihat komposisinya, kita lihat visualnya,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah SIA memperkirakan akan terjadi peningkatan pemborosan makanan dengan adanya inovasi-inovasi tersebut. McNeil menjawab seperti ini.
“Tidak karena makanan yang disajikan hampir sama dengan apa yang bisa didapat di restoran standar, dan menambahkan bahwa katering dalam penerbangan mungkin merupakan satu-satunya makanan yang dikonsumsi penumpang sepanjang hari,” kata McNeil.
SIA telah bermitra dengan Out Of The Woods, produsen produk gaya hidup yang ramah lingkungan, untuk memperkenalkan perlengkapan fasilitas baru bagi penumpang Kelas Ekonomi Premium.
Kantong perlengkapan itu sendiri terbuat dari kain kertas kraft bersertifikat Forest Steward Council (FSC), yang merupakan material ramah lingkungan. Sedangkan penutup mata dan sandal yang disertakan dibuat dari bahan PET daur ulang.
Perlengkapan fasilitas baru ini berbeda dari amenity kit yang biasanya ada, karena tidak mencakup perlengkapan mandi seperti sikat gigi dan pelembab. Namun, perlengkapan tersebut akan tetap tersedia di toilet pesawat.
Perlengkapan fasilitas baru ini hanya tersedia berdasarkan permintaan pada penerbangan dengan durasi tujuh jam atau lebih. Ini merupakan langkah inovatif SIA dalam mendukung gaya hidup ramah lingkungan dan berkelanjutan di sektor penerbangan.