KABARBURSA.COM – Tak hanya berfokus pada bisnis inti, sejumlah emiten holding bergerak gesit mengembangkan dan mendiversifikasi portofolio mereka ke sektor energi hijau atau Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Langkah-langkah ini dilakukan melalui anak perusahaan serta entitas terafiliasi.
Grup Astra, dengan PT Astra International Tbk (ASII) sebagai induknya, menunjukkan komitmennya dengan ekspansi ke energi hijau melalui anak usahanya, PT United Tractors Tbk (UNTR), yang beberapa kali melakukan akuisisi perusahaan listrik berbasis EBT.
Pada 5 Maret 2024, UNTR melalui anak usahanya, PT Energia Prima Nusantara (EPN), menandatangani perjanjian jual-beli saham senilai Rp 1,26 triliun dengan PT Supreme Energy Rantau Dedap. Sebelumnya, EPN telah memegang 26,55% saham PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), operator Pembangkit Listrik Mini Hydro (PLTM).
Grup Bakrie juga tak kalah dalam transisi ke energi hijau. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) tengah mempercepat pengembangan infrastruktur EBT melalui anak usaha PT Helio Synar Energi (Helio). Setelah berhasil dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di PT Braja Mukti Cakra (BMC), Helio akan merambah ke fasilitas PLTS Atap lainnya di lingkungan Grup Bakrie.
Di sisi lain, BNBR melalui PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) juga menggandeng Grup Salim untuk mempercepat adopsi Electric Vehicle (EV) di Indonesia. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), milik Grup Barito, juga berperan sebagai pemain utama dalam pengembangan listrik panas bumi.
Para analis mengamati bahwa bisnis energi hijau menjanjikan pertumbuhan jangka panjang, terutama dalam sektor kelistrikan. Meskipun masih perlu pengembangan lebih lanjut, transisi ke sumber energi hijau dianggap sebagai langkah positif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
Secara bisnis, kontribusi segmen EBT terhadap pendapatan emiten holding masih tergolong kecil, namun prospeknya menarik untuk jangka panjang. Meskipun begitu, ada perhatian terhadap peluang investasi pada saham-saham yang menarik secara valuasi seperti INDY, UNTR, dan ASII.
Dengan melihat tren bisnis yang mengarah ke masa depan, para investor dapat