KABARBURSA.COM – Selama bulan Maret, arus keluar modal asing telah menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah sebesar 2,02% year-to-date. Meskipun demikian, Bank Indonesia menyatakan bahwa pelemahan rupiah selama bulan ini masih lebih baik daripada mata uang negara tetangga di Asia.
Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada hari Rabu 20 Maret 2024, hingga 18 Maret lalu terjadi arus keluar modal asing. Namun, jika dihitung sepanjang tahun ini, masih terjadi net inflow sebesar US$1,4 miliar.
Perry menjelaskan, “Sepanjang tahun ini sampai 18 Maret masih mencatat net inflow meski sempat terjadi outflow bulan ini dipicu ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. Dengan perkembangan ini, nilai tukar rupiah melemah 2,02% dibanding posisi akhir 2023, masih lebih baik dibandingkan ringgit Malaysia, won, dan baht yang masing-masing melemah 3,02%, 3,87%, dan 5,39% year-to-date.”
Bank Indonesia meyakini bahwa nilai tukar rupiah ke depan masih akan cenderung menguat didorong oleh arus masuk modal asing yang diprediksi masih meningkat.
Selain itu, untuk menstabilkan rupiah dan memperkuat operasi moneter, BI mengoptimalkan instrumen seperti SRBI, SVBI, dan SUVBI. Perry menyatakan, “BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan dunia usaha untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas devisa hasil ekspor.”
Pada saat konferensi pers BI dilaksanakan, nilai tukar rupiah bergerak stabil di Rp15.718/US$. Meskipun sempat melemah ke Rp15.740/US$ pada perdagangan siang, rupiah kembali menguat menjelang pengumuman BI rate.