Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

Era Baru Nikel RI, Cuan dan Revolusi EV: Capai Rp873,96 T

×

Era Baru Nikel RI, Cuan dan Revolusi EV: Capai Rp873,96 T

Sebarkan artikel ini
Mobil Listrik
Ilustrasi SPKLU mobil listrik. (Foto: Pixabay)

kabarbursa.com – Menurut laporan Grant Thornton Indonesia mengenai prospek ekonomi Indonesia tahun 2024, Indonesia tetap menarik bagi investor asing meskipun mengalami transisi kepemimpinan pemerintahan. Meskipun adanya sikap “wait and see” dari beberapa investor, Indonesia masih dapat menarik minat para investor asing.

Proyek-proyek infrastruktur pemerintah dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), bersama dengan kebijakan ramah bisnis, diidentifikasi sebagai faktor-faktor yang dapat meningkatkan minat investor asing terhadap Indonesia.

Selain itu, laporan tersebut menyoroti lonjakan konsumsi domestik, yang didorong oleh Pemilu 2024 dan pertumbuhan kelas menengah yang pesat, sebagai faktor yang memicu pertumbuhan PDB Indonesia yang kuat antara 5,3–5,7 persen. Seperti dadlam keterangannya, dikutip Kamis 28 Maret 2024.

Tren investasi di Indonesia juga mengalami peningkatan, terutama di sektor-sektor seperti logam, pertambangan, transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi. Hal ini didukung oleh kebijakan pemerintah untuk mendorong pengembangan industri hilir yang lebih kuat.

Laporan tersebut juga membahas potensi investasi dalam “era baru nikel” di Indonesia, terutama seiring dengan revolusi kendaraan listrik (EV). Proyeksi investasi asing langsung (FDI) pada tahun 2024 juga menunjukkan optimisme, dengan perkiraan nilai mencapai sekitar 55 miliar dolar AS atau sekira Rp873,96 triliun.

Lima provinsi yang diperkirakan akan menjadi pusat perhatian investor pada tahun 2024 adalah Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, Jawa Barat, dan Riau. Setiap provinsi memiliki lanskap ekonomi yang unik dan menjanjikan, serta menawarkan beragam peluang investasi di Indonesia.

Misalnya, Maluku Utara dikenal dengan industri nikelnya yang berkembang, sementara Sulawesi Tengah menonjol dengan praktik agribisnis yang berkelanjutan. Kalimantan Timur menjanjikan pertumbuhan ekonomi yang kuat melalui proyek IKN, sedangkan Jawa Barat terus menarik investor dengan keahlian manufakturnya yang unggul. Riau, dengan produksi minyak kelapa sawit mentah dan minyak bumi, juga dinilai memiliki potensi investasi yang menjanjikan.