KABARBURSA.COM – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melaporkan bahwa kinerja ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) pada bulan Januari 2024 mencapai 2,802 juta ton, mengalami kenaikan sebesar 14,63 persen dari bulan Desember 2023.
“Dari segi ekspor, jumlah ekspor pada bulan Januari mencapai 2,802 juta ton, naik 14,63 persen dari bulan Desember 2023 yang sebesar 2,451 juta ton,” ujar Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, dalam keterangan tertulisnya pada Jumat, 29 Maret 2024.
Mukti menyatakan bahwa kenaikan terbesar terjadi pada ekspor CPO, meningkat 80,47 persen dari 192.000 ton pada Desember 2023 menjadi 347.000 ton pada Januari 2024.
Secara nominal, peningkatan ekspor terbesar terjadi ke Uni Eropa, mencapai 188.000 ton dari 180.000 ton pada Desember 2023 menjadi 368.000 ton pada Januari 2024, meningkat 104,52 persen.
Sementara itu, ekspor CPO ke Pakistan meningkat menjadi 149.000 ton dari 135.000 ton pada Desember 2023 menjadi 284.000 ton pada Januari 2024, naik 110,91 persen.
“Tujuan ekspor ke Afrika mencapai 107.000 ton dari 240.000 ton pada Desember 2023 menjadi 347.000 ton pada Januari 2024, naik 44,33 persen, dan ke India mencapai 93.000 ton dari 434.000 ton pada Desember 2023 menjadi 527.000 ton pada Januari 2024,” katanya.
Namun demikian, Mukti mengungkapkan, bahwa China, salah satu importir terbesar minyak nabati dunia, mencatatkan penurunan impor minyak sawit dari Indonesia pada bulan Januari 2023.
Ekspor CPO ke China turun sebesar 193.000 ton, dari 569.000 ton pada Desember 2023 menjadi 375.000 ton pada Januari 2024, atau mengalami penurunan 34,02 persen.
Sementara itu, Amerika Serikat juga mengalami penurunan ekspor sebesar 106.000 ton dari 301.000 ton pada Desember 2023 menjadi 195.000 ton pada Januari 2024, turun 35,27 persen.
Secara nilai, ekspor pada Januari 2024 mencapai US$2,304 miliar, naik 10,63 persen dari Desember 2023 yang sebesar US$2,082 miliar.
Peningkatan nilai ekspor ini selain disebabkan oleh peningkatan volume juga karena kenaikan harga rata-rata CPO dari US$944 menjadi US$958 per ton Cif Rotterdam (Oil World).
Dengan kondisi stok awal Januari sebesar 3.146 ribu ton, produksi CPO dan PKO 4.634 ribu ton, konsumsi dalam negeri 1.942 ribu ton, dan ekspor 2.802 ribu ton, stok akhir Januari 2024 diperkirakan sekitar 3.040 ribu ton.
Di sisi lain, produksi CPO pada Januari 2024 naik menjadi 4,232 juta ton atau meningkat 5,91 persen dari 3,996 juta ton pada Desember 2023. Produksi PKO juga diperkirakan naik sekitar 5,91 persen dari 380.000 ton pada Desember 2023 menjadi 402.000 ton pada Januari 2024.
“Kenaikan produksi ini sejalan dengan penyelesaian panen yang lebih optimal di bulan Januari setelah banyak hari libur di bulan Desember yang memengaruhi hari panen dan produksi,” jelasnya.
Mukti juga mencatat bahwa total konsumsi CPO dalam negeri pada Januari 2024 mengalami penurunan sebesar 2,64 persen dari Desember 2023, mencapai 1.942 ribu ton dibandingkan dengan 1.995 ribu ton.
“Penurunan konsumsi yang terjadi, baik untuk pangan, oleokimia, maupun biodiesel, merupakan fenomena musiman karena hari besar Natal dan liburan akhir tahun di bulan Desember,” jelasnya. (*/adi)