Scroll untuk baca artikel
Infacaft 2025 Kerjasama dengan KabarBursa.com
Market Hari Ini

Investasi Naik ke Rp178,6 Triliun, Vale Bikin Smelter Baru

×

Investasi Naik ke Rp178,6 Triliun, Vale Bikin Smelter Baru

Sebarkan artikel ini
Vale
Vale Indonesia (Foto: Int.)

KABARBURSA.COM Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa PT Vale Indonesia Tbk (INCO) telah meningkatkan komitmennya untuk investasi menjadi USD11,2 miliar atau sekitar Rp178,6 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.953,35) untuk menggarap empat proyek smelter nikel di Indonesia.

Nilai komitmen investasi tersebut meningkat dari sebelumnya sebesar USD9,2 miliar yang ditujukan untuk tiga proyek smelter nikel di Indonesia. Komitmen investasi ini merupakan syarat untuk perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) hingga tahun 2045.

Langkah ini menunjukkan komitmen PT Vale Indonesia Tbk untuk memperluas investasinya di sektor pertambangan di Indonesia, khususnya dalam pengembangan smelter nikel. Diharapkan, peningkatan investasi ini akan memberikan kontribusi positif bagi industri pertambangan dan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

“Kami sampaikan ada empat proyek yang semuanya bernilai kurang lebih USD11,2 miliar yang akan diselesaikan mulai dari 2026 sampai 2029. Itu yang kita kejar dan kita masukan itu dalam persyaratan IUPK. Kalau dalam tahun tersebut tidak jadi terealisasi, maka ini akan kita batalkan,” ujar Arifin di sela rapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu 3 April 2024, kemarin.

Saat dimintai konfirmasi lebih lanjut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif enggan memberikan detail lengkap mengenai tambahan satu proyek smelter Vale tersebut. Namun, dia memastikan bahwa proyek tersebut sudah mencapai tahap penandatanganan kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU).

Di sisi lain, Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa ada proyek smelter baru yang berbasis high pressure acid leach (HPAL) dalam rencana investasi pengolahan nikel yang dimiliki oleh Vale.

Bahlil menyatakan bahwa proyek tersebut belum mengalami realisasi karena masih dalam tahap akhir eksplorasi. Hal ini menunjukkan bahwa Vale memiliki rencana ekspansi yang cukup ambisius dalam pengembangan infrastruktur pengolahan nikel di Indonesia, yang sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam dan mendorong investasi di sektor tersebut.

“Potensi pabrik HPAL minimal 60.000 ton nikel per tahun dalam mixed hydroxide precipitate (MHP). Ini akan menggandeng international automaker atau non-Chinese [dan] investor lainnya,” ujar Bahlil dalam paparannya.

Bahlil mengatakan nilai investasi tersebut mencapai Rp30 triliun berupa pabrik dan tambang.

Kembangkan Tiga Megaproyek

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, telah mengungkapkan bahwa PT Vale Indonesia (INCO) memiliki tiga megaproyek sebagai komitmen investasi dengan total nilai USD9,2 miliar. Berikut adalah detail dari ketiga proyek tersebut:

Tambang Nikel dan HPAL Sorowako:

  • Tambang nikel di Sorowako dijadwalkan akan beroperasi pada tahun 2027.
  • Proses penyusunan kesepakatan kerja sama definitif sedang berlangsung untuk pembangunan smelter HPAL dengan Huayou.
  • Nilai investasi proyek ini mencapai USD2 miliar.
  • Pabrik tersebut akan menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang merupakan bahan baku untuk baterai kendaraan listrik.
  • Fasilitas pengolahan ini diharapkan dapat memproduksi sekitar 60.000 ton nikel dan 5.000 ton kobalt per tahun dalam bentuk MHP.

Tambang Nikel dan HPAL Pomalaa:

  • Tambang nikel di Pomalaa direncanakan akan beroperasi pada tahun 2026.
  • Kesepakatan definitif telah ditandatangani untuk pembangunan smelter HPAL.
  • Nilai investasi proyek ini mencapai USD4,6 miliar.
  • Proyek smelter HPAL ini akan memiliki kapasitas 120.000 ton nikel dalam format MHP dan terletak di Blok Pomalaa.
  • Proyek ini merupakan hasil patungan antara INCO, Huayou, dan Ford Motor Co, membentuk perusahaan patungan PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI).

Tambang Nikel dan RKEF Bahodopi:

  • Tambang nikel ini direncanakan akan beroperasi pada tahun 2026.
  • Proyek ini merupakan joint venture antara INCO, Xihai, dan Tisco untuk pengembangan pengolahan nikel di Xinhal Industrial Park, Morowali, Sulawesi Tengah.
  • Nilai investasi proyek ini mencapai USD2,6 miliar.

Ketiga proyek ini menunjukkan komitmen PT Vale Indonesia dalam mengembangkan infrastruktur pengolahan nikel di Indonesia, yang diharapkan akan memberikan kontribusi positif bagi industri pertambangan dan ekonomi negara.