KABARBURSA.COM – Pemerintah memiliki target ambisius untuk menarik investasi hingga Rp 1.906 triliun pada tahun depan. Namun, target ini menjadi sorotan karena kondisi perekonomian global yang dipenuhi dengan ketidakpastian.
Menurut Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 yang disusun oleh Kementerian PPN/Bappenas, investasi diharapkan mencapai kisaran Rp 1.858,2 triliun hingga Rp 1.906 triliun, naik dari target pada 2024 sebesar Rp 1.650 triliun.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menyatakan bahwa target tersebut kurang realistis mengingat ketidakpastian ekonomi global yang berkelanjutan. “Ketegangan di Timur Tengah, khususnya serangan Iran terhadap Israel, telah memperburuk kondisi ekonomi global, berpotensi berdampak negatif bagi Indonesia. Perusahaan asing mungkin menunda investasi mereka dan memprioritaskan situasi di negara asal mereka,” katanya dikutip Minggu 21 April 2024.
Tidak semua sektor mengalami peningkatan harga komoditas. Meskipun harga minyak mentah naik, harga komoditas lain seperti batu bara malah turun drastis.
Selain itu, harga nikel, komoditas utama Indonesia, kata Bhima masih tergolong rendah. “Hal ini menambah kompleksitas tantangan investasi, terutama untuk industri prioritas ekspor,” ucapnya.
Permintaan dari China, kata Bhima, salah satu sumber utama investasi, juga mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi, mempengaruhi arus investasi ke Indonesia. “Pemerintah harus lebih mendorong investasi dalam negeri atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN),” jelasnya
“Pemerintah perlu mendukung perusahaan yang sudah ada serta mendorong proyek-proyek strategis nasional untuk meningkatkan investasi dalam waktu dekat dan ke depan,” lanjut Bhima.
Namun, mencapai target investasi yang ambisius tidaklah mudah. Tantangan ini akan semakin berat di tahun-tahun mendatang, sehingga diperlukan strategi yang lebih matang untuk mencapainya.