Scroll untuk baca artikel

Nikel Melambung 2,17 Persen Capai USD19.489 per Ton

×

Nikel Melambung 2,17 Persen Capai USD19.489 per Ton

Sebarkan artikel ini
nIKEL 1 jpeg
NIKEL - Nikel Indonesia masuk bursa tertua di dunia, London Metal Exchange (LME). (Foto: Int.)

KABARBURSA.COM – Harga nikel berjangka (futures) mengalami kenaikan kembali sebesar 2,17 persen, mencapai level USD19.489 per ton di London Metal Exchange (LME) pada Kamis, 16 Mei 2024. Sebelumnya, menjelang akhir pekan lalu, harga nikel telah naik sebesar 3,16 persen, berada dalam kisaran USD19.237 per ton pada Jumat, 3 Mei lalu.

Harga nikel sempat anjlok di bawah USD19.000 per ton, menjauh dari nilai tertinggi mencerminkan pelemahan logam non-ferrous lainnya, karena meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah mengurangi daya tariknya sebagai lindung nilai inflasi.

Harga nikel kembali perkasa terbebani oleh meningkatnya persediaan LME dan terus meningkatnya produksi produsen utama Indonesia. Secara bulanan, harga nikel sudah melonjak 9,96 persen dan secara mingguan melesat 5,36 persen.

Sepanjang minggu ini, harga komoditas nikel mengalami lonjakan tertinggi pada Senin, 13 Mei sebesar 0,92 persen. mengalami penguatan sebesar 13,99 persen dibandingkan posisi awal tahun.

Kondisi saat ini menggenapi pergerakan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan dalam empat hari terakhir yang sedang dalam tren naik. Seminggu terakhir, pergerakan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan tumbuh 3,1 persen dengan rata-rata harga transaksi harian adalah USD18.951,43 per ton.

Menurut data terakhir, persediaan nikel di LME melonjak menjadi sekitar 80.000 ton pada awal Mei. Sementara itu, pemerintah Indonesia telah menambahkan 5 proyek smelter nikel ke dalam daftar proyek strategis nasional yang berasal pendanaan negara. Kondisi ini bisa memperburuk kekhawatiran mengenai kelebihan pasokan pasar.

Pertumbuhan kendaraan listrik pada kuartal pertama yang lebih lambat dari perkiraan, yang menggunakan logam sebagai komponen baterai litium-ion yang juga membatasi harga. Namun demikian, investor dilaporkan banyak memborong logam ini untuk melakukan lindung nilai terhadap inflasi.

Ekspor Nikel RI

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2023 Indonesia mengekspor nikel seberat 1,26 juta ton, melonjak 62,33 persen dibanding 2022 secara year-on-year (yoy). Dalam periode sama, nilai ekspor nikel Indonesia naik 14,75 persen yoy menjadi USD6,8 miliar.

Khusus untuk ekspor nikel Indonesia juga melonjak pada April 2024. Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan, ekspor nikel dan barang daripadanya pada Maret 2024 sebesar USD459,5 juta, sedangkan pada April 2024 mencapai USD670,1 juta.

“Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar April 2024, komoditas dengan penurunan terbesar adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar USD478,9 juta, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada nikel dan barang daripadanya sebesar USD210,6 juta,” ujar Pudji.

Pudji mengatakan, komoditas lainnya yang juga menurun nilai ekspornya adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya USD323,6 juta (24,65 persen), kendaraan dan bagiannya USD173,6 juta (19,20 persen), lemak dan minyak hewan/nabati USD171,2 juta (8,38 persen), alas kaki USD127,5 juta (21,66 persen) dan bahan bakar mineral USD119,3 juta (3,57 persen).

Tren kenaikan nikel tak terbendung akhir-akhir ini imbas ketatnya permintaan terutama untuk kebutuhan pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan transisi energi. Potensi pembelian oleh pemerintah China dan prospek pasokan yang lebih rendah juga memberikan dorongan harga logam ini.

Beberapa sumber melaporkan rencana Administrasi Pangan dan Cadangan Strategis Nasional China untuk membeli pig iron nikel, bahan baku utama baja tahan karat.

Sementara itu, sebelumnya, Amerika Serikat (AS) dan Inggris melarang pengiriman nikel Rusia yang baru diproduksi ke LME dan CME.

Hilirisasi Nikel Pemerintah

Saat ini fokus pemerintah, kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia ada pada peningkatan hilirisasi industri. Indonesia tak lagi mengekspor komoditas mentah di tiap sektor, upaya ini dilakukan guna mendapatkan nilai tambah dari pengolahan industri agar bisa meningkatkan devisa negara.

Salah satu hasil dari hilirisasi terlihat pada peningkatan pendapatan industri nikel, pihaknya mencatat tahun 2017 ekspor produk turunan nikel hanya sebesar 3,3 miliar dolar AS, namun pada tahun 2022 industri itu meningkat 10 kali lipat hingga mencapai 33,8 miliar dolar AS.

“Kami sudah memulai (hilirisasi), ibarat pesawat kami sudah take off. Tidak ada satu negara pun yang dapat memerintahkan kita untuk mundur. Kami akan jalan terus seiring berjalan waktu dan dinamika global,” ujar dia.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM selama periode tahun 2023, Australia menempati peringkat ke-10 sebagai sumber penanaman modal asing (PMA) terbesar bagi Indonesia dengan realisasi investasi mencapai 0,5 miliar dolar AS.

Sedangkan pada periode triwulan I tahun 2024, Australia masih berada di peringkat ke-10 dengan realisasi investasi sebesar 172,3 juta dolar AS. Adapun tiga sektor utama penyumbang realisasi investasi terbesar asal Australia yaitu pertambangan 65,4 persen, hotel dan restoran 7,6 persen, dan jasa lainnya 6,4 persen.