KABARBURSA.COM – Pertumbuhan kredit perbankan hingga Maret 2024 mencapai angka Rp7.245 triliun hingga Maret 2024, tumbuh sebesar 12,40 persen secara tahunan dibandingkan dengan periode tahun lalu.
Kondisi tersebut menarik perhatian, pasalnya pertumbuhan kredit perbankan ini terjadi saat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI rate naik.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede merinci lebih dalam terkait pertumbuhan kredit perbankan pada kuartal I 2024.
“Pertumbuhan kredit pada Maret 2024 tercatat 12,4 persen year on year (yoy), di mana seluruh kredit berdasarkan penggunaan mengalami pertumbuhan yang solid seperti, kredit modal kerja yang tumbuh 12,3 persen yoy, kredit investasi tumbuh 14,83 persen yoy dan kredit konsumsi tumbuh 10,22 persen yoy,” ujarnya kepada Kabar Bursa, Sabtu, 18 Mei 2024.
Menurut Josua, solidnya pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi yang meningkat khususnya pada kuartal I 2024 tengah peningkatan konsumsi masyarakat memasuki bulan Ramadan dan aktivitas belanja saat pemilihan umum (pemilu).
Selain aktivitas ekonomi Indonesia yang tetap solid, Josua menuturkan, likuiditas perbankan pun tetap memadai terlihat dari indikator AL/NCD dan AL/DPK per Maret 2024 tercatat masing-masing 121,05 persen dan 27,18 persen.
Dia juga menambahkan bahwa di saat bersamaan dari sisi kondisi risiko kredit perbankan, indikator NPL (Non-Performing Loan) atau kredit bermasalah pada Maret 2024 tercatat tetap rendah di level 2,25 persen dibandingkan dengan posisi Maret 2023 yang tercatat 2,49 persen.
“Yang juga diikuti dengan penurunan Loan at Risk perbankan menjadi 11,10 persen pada Maret 2024 dari posisi Maret 2023 yang tercatat 13,94 persen,” katanya.
Sementara itu Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae mengatakan, bahwa bank BUMN menjadi motor penggerak utama dalam pertumbuhan kredit, dengan pertumbuhan sebesar 13,72 persen secara tahunan.
Dilanjutkannya, selaras dengan pertumbuhan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan positif. Pada Maret 2024, DPK tumbuh sebesar 1,90 persen secara bulanan (mtm), atau meningkat sebesar 7,44 persen secara tahunan menjadi Rp 8.601 triliun.
Kontributor terbesar dalam pertumbuhan ini adalah giro, yang tumbuh sebesar 9,37 persen secara tahunan.
Di sisi lain, berdasarkan hasil stress test yang dilakukan OJK, kondisi volatilitas nilai tukar rupiah saat ini relatif tidak signifikan berpengaruh langsung terhadap permodalan bank, mengingat posisi devisa neto (PDN) perbankan Indonesia yang masih jauh di bawah threshold dan secara umum posisi PDN tercatat “long”.