Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

Jokowi Paparkan Empat Inisiatif dalam World Water Forum

×

Jokowi Paparkan Empat Inisiatif dalam World Water Forum

Sebarkan artikel ini
wwf ke 10 di bali jpg
BALI - World Water Forum (WWF) ke-10 akan digelar di Bali pada 18-25 Mei 2024. (Foto: Istimewa)

KABARBURSA.COMPresiden Joko Widodo (Jokowi) memaparkan empat inisiatif baru yang diusulkan Indonesia sebagai tuan rumah Pertemuan Tingkat Tinggi Forum Air Dunia (World Water Forum) Ke-10 di Nusa Dua, Bali.

“Melalui forum ini, Indonesia mengangkat empat inisiatif baru, yaitu penetapan Hari Danau Sedunia,” ujar Presiden Jokowi di Jakarta, Senin 20 Mei 2024.

Presiden merinci keempat inisiatif baru tersebut. Pertama, penetapan Hari Danau Sedunia atau World Lake Day. Kedua, Indonesia mendorong pendirian pusat keunggulan atau Center of Excellence di kawasan Asia Pasifik. Ketiga, dorongan pengelolaan air berkelanjutan di negara pulau kecil. Keempat, penggalangan proyek-proyek air.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya prinsip solidaritas dan inklusivitas untuk mencapai solusi bersama, terutama bagi negara-negara pulau kecil yang mengalami kelangkaan air.

Selanjutnya, Presiden menyatakan bahwa Indonesia terus memberdayakan diplomasi air (hydro diplomacy) untuk kerja sama konkret dan inovatif, menghindari persaingan dalam pengelolaan sumber daya air lintas batas.

Selain itu, Indonesia berkomitmen memperkuat kepemimpinan politik (political leadership) sebagai kunci sukses dalam berbagai kerja sama menuju ketahanan air berkelanjutan.

Di hadapan para kepala negara yang hadir, Presiden Jokowi menegaskan bahwa peran air sangat sentral bagi kehidupan manusia. Menurutnya, kelangkaan air dapat memicu konflik serta menjadi sumber bencana. Baik kelebihan air (too much water) maupun kekurangan air (too little water) bisa menjadi masalah serius bagi dunia.

World Water Forum Ke-10 ini, menurut Presiden, sangat strategis untuk merevitalisasi aksi nyata dan komitmen bersama dalam mewujudkan manajemen sumber daya air yang terintegrasi.

“Yang mulia, air bukan sekadar produk alam, tetapi juga produk kolaborasi yang mempersatukan kita, sehingga butuh upaya bersama untuk menjaganya. Dan dengan ini saya nyatakan sesi pertemuan tingkat tinggi Forum Air Dunia ke-10 dibuka,” kata Presiden seraya membuka pertemuan tingkat tinggi tersebut.

Kesepahaman Negara Peserta

Indonesia memiliki agenda khusus dalam World Water Forum (WWF) ke-10 yang akan diselenggarakan di  Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada 18-25 Mei 2024.

Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Medrilzam, menjelaskan bahwa sebagai tuan rumah, Indonesia berharap acara ini dapat menghasilkan kesepahaman bersama di antara negara-negara peserta.

“Secara kongkret, dalam WWF ini kami ingin mencapai kesepahaman bersama mengenai aksi-aksi yang akan dilakukan, baik secara global, regional, maupun nasional,” kata Medrilzam di  Jakarta, Kamis, 16 Mei 2024.

Medrilzam menyampaikan bahwa fokus Indonesia dalam WWF ke-10 adalah pemanfaatan danau sebagai sumber air yang besar, serta pengembangan untuk ketahanan air dan iklim.

Program-program ini sudah mulai berjalan melalui berbagai kegiatan riset. Namun, pemerintah membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk skala yang lebih besar, baik dari segi politik maupun finansial.

Selain itu, sektor pertanian juga menjadi isu penting yang akan diangkat dalam WWF ke-10.

Menurut Medrilzam, pengguna terbesar di sektor ini adalah petani, dan tidak boleh dianggap hanya sebagai konsumen. Sektor pertanian harus difasilitasi dengan teknologi hemat air.

Pemerintah pernah menerapkan teknologi bernama smart agriculture yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan produktivitas yang berkelanjutan di sektor pertanian. Kini, pemerintah mempertimbangkan sistem nexus of Food, Energy, Water.

“Kita ingin menekankan nexus untuk food, energy, dan water. Ketiga hal ini tidak bisa lagi berdiri sendiri,” ujarnya.

Krisis air menjadi isu penting yang akan diangkat pada forum tersebut. Mengingat pada tahun 2050, penduduk bumi diperkirakan akan menghadapi kelangkaan air. “Kebutuhan air yang sebelumnya sedikit, kini semakin besar,” kata Medrilzam.

Menurut neraca yang ada, meskipun bumi memiliki banyak air, hanya sekitar 2,5 persen yang merupakan air tawar yang dapat dimanfaatkan. Medrilzam menyebut bahwa dari ketersediaan tersebut, jumlah air tawar yang bisa digunakan sangat kecil.

Forum Air Dunia ke-10 ini mengusung enam sub tema, yaitu ketahanan dan kesejahteraan air, air untuk manusia dan alam, pengurangan dan pengelolaan risiko bencana, tata kelola, kerja sama, hidro-diplomasi, pembiayaan air berkelanjutan, serta pengetahuan dan inovasi.

Hasil forum diharapkan dapat menghasilkan komitmen dan tindakan nyata untuk mencapai pengelolaan air yang lebih baik dan berkelanjutan.\