Scroll untuk baca artikel

Kemendag Catat Potensi Transaksi ke Uzbekistan: USD11 Juta

×

Kemendag Catat Potensi Transaksi ke Uzbekistan: USD11 Juta

Sebarkan artikel ini
MGL5171 11zon
Aktifitas Peti Kemas di Tanjung Priok. (foto: KabarBursa/abbas sandji)

KABARBURSA.COM – Dalam kunjungan perdagangan ke Tashkent, Uzbekistan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat potensi transaksi sebesar USD11,1 juta atau sekitar Rp177,7 miliar. Menurut Didi Sumedi, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, misi perdagangan ke Uzbekistan merupakan bagian dari strategi untuk memasuki pasar nontradisional di wilayah Asia Tengah.

“Saya berharap misi dagang ini menjadi forum pertama bagi kami di Uzbekistan yang menandai tonggak penting dalam hubungan bilateral antara kedua negara untuk mengeksplorasi kerja sama di sektor perdagangan,” ujar Didi, Selasa, 28 Mei 2024.

Didi mengungkapkan bahwa kedua negara memiliki banyak kesamaan, termasuk sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Muslim. Selain itu, Uzbekistan terletak di wilayah Asia Tengah secara geografis, dan memiliki potensi sebagai pusat bagi produk Indonesia dalam memasuki pasar Asia Tengah.

“Sebaliknya, posisi Indonesia secara geografis dan politis penting di kawasan Asia Tenggara dapat menjadi hub bagi produk Uzbekistan memasuki pasar ASEAN,” katanya.

Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Uzbekistan Sunaryo Kartadinata menyampaikan dalam beberapa tahun terakhir neraca perdagangan kedua negara terus menunjukkan tren positif.

Peningkatan perdagangan bilateral kedua negara mencerminkan potensi besar yang dimiliki. Indonesia dinilai berhasil memperkenalkan beragam produk unggulan ke pasar Uzbekistan, mulai dari produk pertanian, seperti kopi, hingga produk manufaktur seperti tekstil dan garmen.

“Produk-produk berkualitas dari Indonesia telah menjadi favorit di pasar Uzbekistan sehingga menciptakan peluang besar bagi pertumbuhan ekspor Indonesia ke negara ini,” ujar Sunaryo.

Rangkaian kegiatan misi dagang tersebut terdiri atas forum bisnis, penjajakan kerja sama dagang (one on one business matching), dan pertemuan dengan pihak terkait di Uzbekistan.

Pada kegiatan ini, Kemendag memfasilitasi 19 pelaku usaha dengan sektor, antara lain, aneka produk halal seperti makanan dan minuman, kosmetik, perawatan tubuh, dan fesyen, produk kopi dan teh, tekstil dan produk tekstil, produk olahan kelapa, serta produk turunan kelapa sawit.

Dalam lima tahun terakhir (2019-2023), total perdagangan kedua negara menunjukkan pertumbuhan positif dengan tren mencapai 49 persen.

Pada periode Januari-Maret 2024, total perdagangan Indonesia dan Uzbekistan mencapai 35,3 juta dolar AS, naik 63,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Ekspor Indonesia ke Uzbekistan tercatat sebesar 3,3 juta dolar AS, sedangkan impor Indonesia dari Uzbekistan sebesar 32 juta dolar AS.

Sementara total perdagangan kedua negara tercatat sebesar 141,1 juta dolar AS dengan nilai ekspor Indonesia ke Uzbekistan sebesar 16,3 juta dolar AS dan impor Indonesia dari Uzbekistan sebesar 124,7 juta dolar AS.

Industri Elektronika dan Telematika

Lebih lanjut, Indonesia juga mempromosikan industri elektronika dan telematika nasional dalam ajang Power Uzbekistan 2024 yang berlangsung pada 14-16 Mei. Direktur Industri Elektronika dan Telematika (IET) Kemenperin, Priyadi Arie Nugroho, menyatakan bahwa dalam perhelatan tersebut, pihaknya melibatkan tujuh pelaku usaha dalam negeri untuk menunjukkan daya saing produk mereka di pasar internasional.

Ketujuh peserta tersebut adalah PT Sharp Electronics Indonesia, PT Communication Cable Systems Indonesia, PT Sinar Baja Elektrik, Bandung Techno Park, PT Rainbow Tubulars Manufacture, PT 3S International, serta PT Indonesia Pomalaa Industry Park.

Priyadi mengungkapkan bahwa pameran ini merupakan ajang potensial untuk meningkatkan akses pasar produk elektronika dan telematika nasional agar bisa ekspansi ke wilayah Asia Tengah serta pasar non-tradisional Indonesia.

“Apalagi, saat ini Uzbekistan sedang menyiapkan diri untuk menjadi hub di Asia Tengah dan sekitarnya,” ujarnya.

Duta Besar RI untuk Uzbekistan, Sunaryo Kartadinata, menegaskan kesiapan pihaknya untuk bekerja sama memfasilitasi kemitraan antara pemerintah dan dunia usaha, serta mempromosikan komoditi terbaik Indonesia di Uzbekistan.

Menurutnya, Power Uzbekistan 2024 merupakan ajang pertemuan bagi para ahli terkemuka, termasuk dari kementerian, departemen terkait, produsen, serta konsumen. Keikutsertaan Indonesia dalam ajang ini diharapkan dapat memacu intensitas kerja sama internasional yang berdampak langsung pada peningkatan ekspor.

“Melalui partisipasi tujuh perusahaan nasional di ajang ini, diharapkan dapat meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan antara Indonesia dengan negara mitra,” kata Dubes RI untuk Uzbekistan.

Power Uzbekistan 2024 merupakan acara tahunan terbesar bagi para profesional, dengan partisipasi sebanyak 400 pelaku usaha dari 34 negara dan target lebih dari 15.000 pengunjung.

Forum Bisnis

Di Power Uzbekistan 2024, Kemenperin juga menggelar forum bisnis untuk membuka peluang kerja sama bisnis yang komprehensif antara pelaku industri Indonesia dengan Uzbekistan. Kegiatan strategis ini menjadi ajang fasilitasi untuk memperluas jaringan antar perusahaan, sekaligus menampilkan potensi Indonesia.

“Pemerintah Indonesia sedang berupaya melakukan penjajakan kerja sama perdagangan internasional dengan beberapa negara, khususnya yang berada di wilayah Asia Tengah dan Eurasia,” jelas Priyadi.

Uzbekistan dengan jumlah penduduk lebih dari 35 juta orang dinilai memiliki peran penting dalam lingkup kawasan Asia Tengah dan Eurasia dalam perluasan kerja sama industri dan perdagangan dengan Indonesia.

Pada kesempatan ini, Direktur IET Kemenperin menyampaikan keynote speech, sementara sambutan dari pihak Uzbekistan disampaikan oleh Elmuratov Oybek selaku Deputi Direktur Badan Investasi dan Promosi di Bawah Kementerian Investasi dan Perdagangan Luar Republik Uzbekistan.

Berikutnya, perwakilan dari Departemen Penarikan Investasi Asing, Kamar Dagang dan Industri Republik Uzbekistan, Khasanov Sobir, serta perwakilan pelaku usaha Uzbekistan dari berbagai sektor baik industri maupun perdagangan.