KABARBURSA.COM – Harga Bitcoin terus meroket, didorong oleh sentimen positif dari permintaan ETF Bitcoin Spot yang mencapai US$170,9 juta. Selain itu, data ekonomi Amerika Serikat yang menunjukkan perlambatan mengindikasikan bahwa suku bunga acuan mungkin akan dipangkas pada tahun 2024.
Mengutip data dari CoinMarketCap, kapitalisasi pasar aset kripto juga menunjukkan peningkatan. BNB Coin mencatat kenaikan tertinggi, mencapai 11,91% dalam 24 jam dan 16,96% dalam sepekan, membawa harganya ke US$704,51.
Toncoin (TON) berada di posisi kedua dengan kenaikan 9,01% dalam 24 jam dan 12,92% dalam sepekan, mencapai harga US$7,38.
Saat ini, Bitcoin berada di level US$71.046, meningkat 3,08% dalam 24 jam terakhir. Kapitalisasi pasar Bitcoin juga naik ke kisaran US$1,4 triliun.
Analis Ajaib Kripto, Panji Yudha, menjelaskan bahwa kenaikan Bitcoin merupakan lanjutan dari tren positif di bulan Mei dengan kenaikan 11,07%, mematahkan tren “Sell In May” yang berlangsung selama tiga tahun.
“BTC bergerak di antara US$56.555 – US$71.946 sepanjang Mei 2024. Setelah ETF Bitcoin Spot dan Bitcoin Halving, katalis utama berikutnya adalah penurunan suku bunga oleh The Fed,” kata Panji dalam riset yang diterbitkan Rabu 5 Juni 2024 kemarin.
Ia memprediksi, Bitcoin akan terus melanjutkan momentum bullish-nya seiring rilis data makro ekonomi yang akan memberikan gambaran lebih jelas tentang penurunan suku bunga oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve).
Secara teknikal, Panji menganalisis bahwa Bitcoin berhasil rebound dari support trendline dan kembali menanjak. Jika Bitcoin bisa bertahan di support US$69.000, potensi untuk naik ke US$71.500 sangat besar, dengan target berikutnya di US$73.000. Namun, jika kembali turun di bawah US$69.000, Bitcoin berpotensi bergerak sideways di sekitar US$65.000 – US$68.000.
Selain itu, Ethereum (ETH) melampaui kenaikan Bitcoin sepanjang Mei, ditutup dengan lonjakan 24,65% secara point-to-point, bergerak di kisaran US$2.815 – US$3.973.
Lonjakan Ethereum dipicu oleh keputusan SEC pada 23 Mei 2024 yang menyetujui delapan aplikasi ETF Ethereum Spot. Persetujuan ini datang empat setengah bulan setelah SEC menyetujui beberapa aplikasi ETF Bitcoin Spot pada 10 Januari, menandai tonggak sejarah bagi industri aset kripto.
Pada Jumat pekan lalu, Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti AS hanya meningkat 0,2% dari bulan sebelumnya pada April 2024, setelah kenaikan 0,3% pada Maret.
“Kenaikan inflasi ini paling lambat sepanjang 2024 dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 0,3%,” jelas Panji.
Sentimen untuk Altcoin minggu ini dimulai dengan potensi kenaikan Ethereum (ETH) yang berpotensi melanjutkan reli untuk breakout level US$4.000, didukung arus masuk (capital inflow) dari perdagangan ETF Spot di AS.
Ekosistem Ethereum seperti DeFi dan Layer-2 juga berpotensi mendapatkan dampak positif dari lonjakan Ethereum.
Panji menambahkan, awal minggu ini relatif tenang dalam hal data makro ekonomi, namun potensi volatilitas pada aset berisiko seperti kripto dan Bitcoin tetap ada. Laporan Non Farm Payroll (NFP) pada Jumat (7/6/2024) akan menjadi sorotan karena pejabat Federal Reserve akan mempelajari data tersebut menjelang pertemuan pada Juni.
“NFP Mei diperkirakan naik menjadi 185.000 dari 175.000 sebelumnya. Angka yang rilis sesuai atau lebih rendah dari ekspektasi pasar akan berdampak bullish ke Bitcoin,” terang Panji.
Sentimen utama pada Juni adalah rilis data Indeks Harga Konsumen AS (CPI) dan suku bunga acuan The Fed (FFR) pada FOMC 11–12 Juni 2024 minggu depan.
Menurut CME FedWatch Tools, The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25% – 5,50% pada FOMC Juni.
Sementara itu, FOMC September memprediksi ada peluang 55,3% bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 bps atau 0,25% ke 5,00% – 5,25%.
Agar diketahui, sentimen pasar menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) selalu menjadi perhatian utama bagi investor dan analis. Pertemuan ini seringkali menentukan arah kebijakan moneter Amerika Serikat, yang memiliki dampak luas pada pasar global.
Menjelang pertemuan FOMC, spekulasi mengenai keputusan suku bunga acuan dan kebijakan lainnya biasanya meningkat. Para pelaku pasar akan mencermati setiap pernyataan dari para pejabat The Fed untuk mencari petunjuk tentang langkah selanjutnya. Pernyataan yang cenderung hawkish dapat menyebabkan gejolak di pasar keuangan, sementara pernyataan dovish biasanya diterima dengan baik oleh para investor.
Pada pertemuan terakhir, ekspektasi pasar terbagi antara kebijakan moneter yang lebih ketat atau mempertahankan suku bunga pada tingkat saat ini. Beberapa indikator ekonomi yang lebih lambat dari perkiraan memberikan argumen bagi mereka yang mengharapkan pendekatan yang lebih longgar. Di sisi lain, tekanan inflasi yang terus-menerus dapat memaksa The Fed untuk tetap berpegang pada kebijakan pengetatan.
Dalam skenario seperti ini, pasar saham, obligasi, dan mata uang dapat menunjukkan volatilitas yang signifikan. Bitcoin dan aset kripto lainnya juga tidak terlepas dari dampak ini, mengingat meningkatnya keterkaitan mereka dengan sentimen pasar global. Investor seringkali memposisikan portofolio mereka berdasarkan ekspektasi mereka terhadap hasil pertemuan FOMC, berusaha untuk mengantisipasi setiap kemungkinan perubahan kebijakan.
Selain itu, laporan ekonomi yang dirilis menjelang pertemuan FOMC, seperti data pekerjaan dan inflasi, juga menjadi bahan pertimbangan penting. Data ini memberikan gambaran tentang kesehatan ekonomi yang lebih luas dan membantu membentuk ekspektasi pasar mengenai kebijakan The Fed.
Dengan demikian, sentimen menjelang pertemuan FOMC mencerminkan kombinasi dari analisis data ekonomi, pernyataan pejabat The Fed, dan ekspektasi pasar. Semua ini berkontribusi pada dinamika pasar yang kompleks dan seringkali tidak terduga, menciptakan tantangan sekaligus peluang bagi para investor yang cermat. (*)