KABARBURSA.COM – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif telah mengungkapkan bahwa China menunjukkan minat yang kuat untuk berpartisipasi dalam proyek peningkatan produksi minyak di beberapa lapangan migas “tua” di Indonesia. Minat ini terutama terfokus pada penerapan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR), khususnya melalui metode injeksi kimia (chemical flood) dan injeksi air (water flood).
Arifin menyatakan bahwa China memiliki teknologi EOR yang cukup canggih, seperti yang diketahuinya setelah melakukan kunjungan ke China beberapa waktu lalu. Dengan menggunakan teknologi ini, jumlah minyak yang dapat diekstrak dari ladang minyak melalui EOR mencapai 50 persen, sementara di Indonesia saat ini hanya mencapai 30 persen.
“Dengan penawaran seperti ini, negara-negara Barat mungkin tidak tertarik, tetapi China sangat tertarik karena ketergantungannya pada minyak,” ungkap Arifin di Gedung Ditjen Migas, Jakarta, Senin, 10 Juni 2024.
Arifin juga mendorong Pertamina untuk melihat potensi ini sebagai peluang untuk bekerja sama dengan perusahaan China. Pasalnya, masih banyak lapangan minyak di Indonesia yang memiliki potensi untuk meningkatkan produksinya.
Sebelumnya, Dewan Energi Nasional (DEN) telah mengungkapkan bahwa masih terdapat sisa cadangan minyak yang signifikan di reservoir Indonesia, diperkirakan mencapai 40 miliar barel. Untuk mengurangi impor minyak, DEN mencanangkan strategi peningkatan produksi di sektor hulu, termasuk melalui teknologi EOR.
Sekretaris Jenderal DEN, Djoko Siswanto, menjelaskan bahwa strategi tersebut melibatkan berbagai metode seperti secondary recovery dengan penggunaan water flood, EOR, chemical, panas, elektrik, bakteri, dan vibrasi pada sumur-sumur minyak di Indonesia.
“Peningkatan produksi minyak ini penting untuk mengurangi impor minyak mentah. Kami memiliki cadangan minyak sekitar 40 miliar barel yang belum dapat diekstrak, dan kami memiliki rencana untuk menghadapinya,” ujar Djoko dalam Road to CNBC Indonesia Award 2023 Best Energy, Selasa, 31 Oktober 2023.
Selain itu, pemerintah juga telah menggalakkan penggunaan kendaraan listrik untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kedaulatan energi Indonesia serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Melihat potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam sektor energi, terutama dalam produksi minyak, kerja sama dengan China dalam menerapkan teknologi EOR menjadi langkah strategis. Selain membantu meningkatkan produksi minyak, kerja sama ini juga dapat memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan China dalam bidang energi.
Pertamina, sebagai perusahaan energi nasional Indonesia, diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini secara optimal. Dengan membuka diri terhadap kerja sama dengan perusahaan China dalam proyek-proyek EOR, Pertamina dapat meningkatkan efisiensi produksi minyak dan mengoptimalkan potensi sumber daya energi negara.
Dalam konteks global, peningkatan produksi minyak Indonesia juga dapat memberikan kontribusi positif dalam menjaga stabilitas pasokan energi dunia. Dengan demikian, kerja sama antara Indonesia dan China dalam proyek EOR bukan hanya menguntungkan kedua negara secara ekonomi, tetapi juga memiliki dampak yang luas dalam konteks energi global.
Dengan berbagai langkah strategis yang diambil oleh pemerintah dan pelaku industri dalam meningkatkan produksi minyak dan mengurangi impor, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam pasar energi global. Dengan memanfaatkan teknologi canggih dan menjalin kerja sama yang kuat dengan mitra internasional, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu produsen minyak terkemuka di dunia.
Mendulang Minyak dari Sumur Tua
Sumur tua menjadi aset berharga dalam industri minyak bumi Indonesia. Definisi yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 01 tahun 2008 menjelaskan bahwa sumur-sumur ini dibor sebelum 1970, pernah diproduksikan, dan terletak di lapangan yang kini tidak diusahakan lagi oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Namun, potensi sumur tua ini tidak terbuang sia-sia. Berdasarkan pedoman pengusahaan yang ada, Koperasi Unit Desa (KUD) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) memiliki kesempatan untuk bekerja sama dengan KKKS dalam memproduksi minyak bumi dari sumur-sumur tua tersebut.
Proses kerja sama dimulai dengan mengajukan permohonan kepada KKKS dengan salinan kepada Menteri ESDM melalui Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) serta BPMIGAS. Jika permohonan disetujui, persetujuan untuk memproduksi diberikan oleh Dirjen Migas atas nama Menteri ESDM. Setelahnya, KKKS dan KUD atau BUMD akan menindaklanjuti dengan perjanjian resmi untuk memulai produksi minyak bumi.
Perjanjian ini memiliki batas waktu yang tidak melebihi sisa masa Kontrak Kerja Sama (KKS) dan berlangsung maksimal lima tahun. Namun, dapat diperpanjang lagi selama lima tahun dengan persetujuan dari Menteri ESDM. Selama masa perjanjian, KUD atau BUMD dapat memulai produksi minyak bumi. Namun, hasil produksi harus diserahkan kepada KKKS, dengan imbalan jasa yang telah disepakati.
Hingga kini, beberapa perjanjian kerja sama pengusahaan sumur tua telah berhasil ditandatangani. Sebagai contoh, PT Pertamina EP telah bekerja sama dengan dua BUMD, yaitu PT Sarana Patra Jateng dan PT Blora Patra Energi, untuk memproduksi 74 sumur tua di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Sebelumnya, pada Maret 2009, Pertamina EP juga telah menandatangani kerja sama serupa dengan KUD Wargo Tani Makmur untuk mengelola 24 sumur tua di Blora, Jawa Tengah.
Data terkini menunjukkan bahwa total sumur tua minyak bumi di Indonesia mencapai 13.824 sumur. Penyebarannya meliputi Sumatera bagian selatan, Sumatera bagian utara, Sumatera bagian tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Jawa Tengah-Jatim-Madura, Papua, dan Seram. Ini menandakan bahwa potensi produksi minyak dari sumur tua masih sangat besar, dan kerja sama antara KKKS dan BUMD menjadi kunci dalam mengoptimalkannya. Dengan sinergi yang kuat antara sektor swasta dan pemerintah, diharapkan produksi minyak bumi Indonesia dapat terus meningkat, memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi negara.(*)