Setiap pemegang 8.233 saham lama yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) Perseroan pada tanggal 20 Juni 2024 pukul 16.00 WIB berhak atas 500 HMETD. Setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru dengan harga pelaksanaan yang harus dibayar penuh saat pengajuan pemesanan pelaksanaan HMETD.
Vale Canada Limited (VCL), yang memegang 43,79% saham dalam Perseroan, akan mengalihkan seluruh HMETD yang diterbitkan sebanyak 264.265.992 kepada PT Mineral Industri Indonesia (Persero) (MIND ID). Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM) juga akan mengalihkan seluruh HMETD yang diterbitkan sebanyak 90.684.932 HMETD kepada MIND ID, dan Vale Japan Limited (VJL) akan mengalihkan seluruh HMETD yang diterbitkan sebanyak 3.284.570 HMETD kepada MIND ID. Tidak ada pembeli siaga dalam PMHMETD I ini.
Perdagangan saham dengan HMETD (Cum-Right) di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi akan berlangsung hingga 14 Juni 2024, dan di Pasar Tunai hingga 20 Juni 2024. Perdagangan saham tanpa HMETD (Ex-Right) di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi akan dimulai pada 19 Juni 2024, dan di Pasar Tunai pada 21 Juni 2024. Pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia akan dilakukan pada 24 Juni 2024, dan periode perdagangan, pembayaran, dan pelaksanaan HMETD akan berlangsung dari 24 hingga 28 Juni 2024. Pemegang saham INCO yang tidak melaksanakan HMETD akan mengalami dilusi maksimum sebesar 5,73%.
Dana yang diperoleh dari PMHMETD I, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk membiayai sebagian belanja modal (capital expenditure) Perseroan, antara lain:
- Rp1.110.147.354.926 untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur tambang.
- Rp335.456.654.924 untuk pembangunan area tambang.
- Rp15.116.194.000 untuk pembelian peralatan pendukung kegiatan tambang seperti ambulans, truk pemadam, dan kendaraan rescue.
Sisa dana akan digunakan untuk modal kerja, termasuk pembelian bahan baku dan suku cadang alat berat dari PT Trakindo Utama dan PT United Tractors Tbk, yang akan digunakan dalam kegiatan penambangan.
Empat Proyek Besar
Pemerintah telah mengeluarkan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang berlaku hingga 28 Desember 2035. Izin ini terbit ketika INCO tengah mengerjakan empat proyek besar senilai total Rp160 triliun.
Keempat proyek tersebut meliputi Sorowako HPAL (high pressure acid leach), SOA HPAL, Bahodopi RKEF dan produksi stainless steel, serta Pomalaa HPAL. Sorowako HPAL menjadi yang pertama. Proyek ini merupakan kolaborasi antara INCO dan Huayou yang bertujuan mendirikan pabrik HPAL yang mampu memproduksi hingga 60.000 ton nikel per tahun dalam bentuk Mixed Hydroxide Product (MHP).
Proyek tersebut diperkirakan bernilai sekitar Rp30 triliun dan rencananya akan melibatkan pabrikan otomotif serta investor non-China seperti POSCO, LG Chem, Ford, dan VW. Konstruksi Sorowako telah dimulai sejak akhir 2023 dan diharapkan akan melanjutkan hilirisasi hingga tahap precursor atau bahan dasar untuk baterai.
Yang berikutnya adalah proyek Bahodopi RKEF dan Stainless Steel yang memiliki nilai investasi Rp34 triliun. Pabrik RKEF dalam proyek ini direncanakan memiliki kapasitas produksi sekitar 73.000-80.000 ton nikel per tahun dalam bentuk Ferro-Nickel (FeNi) dan melibatkan kerja sama dengan perusahaan seperti TISCO dan Xinhai.
RKEF Bahodopi ini diproyeksikan menjadi salah satu RKEF dengan intensitas emisi karbon terendah kedua setelah Sorowako karena menggunakan gas alam sebagai sumber energi, bukan batu bara. Proyek ini juga akan melakukan hilirisasi lebih lanjut hingga stainless steel.
Yang ketiga, proyek Pomalaa HPAL, dengan kapasitas produksi hingga 120.000 ton nikel per tahun, melibatkan investasi sebesar Rp66 triliun dengan kerja sama antara INCO, Huayou, dan Ford. Saat ini, konstruksi proyek ini sedang berlangsung dengan rencana hilirisasi lebih lanjut hingga mencakup precursor atau bahan dasar baterai.
Proyek SOA HPAL, yang menjadi proyek keempat, memiliki nilai investasi hingga Rp30 triliun. Proyek ini telah menyelesaikan tahap eksplorasi akhir dengan potensi pabrik HPAL minimal 60.000 ton nikel per tahun dalam MHP. Rencananya, proyek ini akan melibatkan kerja sama dengan produsen otomotif lainnya untuk melakukan hilirisasi lebih lanjut hingga mencakup precursor.