KABARBURSA.COM – Saham Toyota telah turun lebih dari 5 persen sejak 31 Mei 2024 di hari terakhir perdagangan sebelum skandal terkuak pada 3 Juni 2024. Sementara saham Mazda mengalami penurunan yang lebih besar, jatuh 7,7 persen sejak 31 Mei . Pemeriksaan oleh kementerian transportasi juga menemukan ketidakberesan dalam aplikasi sertifikasi dari produsen otomotif lainnya, termasuk Honda, Suzuki, dan Yamaha Motor. Hal ini menunjukkan dampak yang luas dari skandal data otomotif di Jepang.
Industri otomotif Jepang mengalami goncangan besar setelah terkuaknya skandal penggunaan data palsu untuk mengesahkan beberapa model kendaraan. Penemuan kecurangan yang diungkap oleh kementerian transportasi ini cukup mengguncang pasar saham dan memunculkan keraguan di kalangan investor terhadap keandalan industri otomotif Jepang yang selama ini dianggap sebagai salah satu yang terdepan di dunia.
Toyota, raksasa otomotif Jepang, menjadi salah satu yang paling terpukul oleh skandal ini. Saham Toyota mengalami penurunan lebih dari 5,4 persen dalam sepekan setelah skandal terungkap pada 3 Juni 2024. Kerugian nilai pasar mencapai 2,45 triliun yen Jepang atau sekitar $15,62 miliar dalam satu minggu saja. Namun, ada tanda-tanda pemulihan seiring dengan saham Toyota yang kembali menguat.
Selain Toyota, Mazda, produsen otomotif terbesar kedua di Jepang, juga mengalami tekanan besar. Saham Mazda turun sebesar 7,7 persen dalam periode yang sama, menyebabkan kerugian pasar sebesar 80,33 miliar yen atau sekitar $511,8 juta dalam seminggu.
Kementerian Tanah, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang telah melakukan pemeriksaan menyeluruh dan menemukan ketidakberesan dalam aplikasi sertifikasi oleh beberapa produsen otomotif utama, termasuk Honda, Suzuki, dan Yamaha. Skandal ini bukan hanya merusak reputasi perusahaan-perusahaan otomotif Jepang secara keseluruhan, tetapi juga menyebabkan penurunan harga saham mereka dalam satu pekan terakhir.
Namun, respons dari perusahaan-perusahaan otomotif terhadap skandal ini beragam. Toyota, sebagai salah satu yang paling terdampak, mengumumkan penangguhan sementara pengiriman dan penjualan tiga model yang diproduksi di Jepang, yakni Corolla Fielder, Corolla Axio, dan Yaris Cross. Akio Toyoda, Chairman Toyota, secara publik meminta maaf kepada pelanggan dan pemangku kepentingan, mengakui bahwa tujuh model mereka telah diuji menggunakan metode yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh otoritas nasional.
Mazda, sementara itu, juga mengambil tindakan dengan menangguhkan dua model mereka, Roadster RF dan Mazda 2, mulai 30 Mei lalu. Namun, kedua perusahaan tersebut menegaskan bahwa pelanggan masih bisa menggunakan kendaraan mereka dengan aman meskipun adanya penangguhan ini.
Selain itu, Kementerian Transportasi Jepang berjanji untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kelima perusahaan yang terkena dampak skandal ini. Tindakan ini dilakukan untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan dan standar yang berlaku serta memulihkan kepercayaan publik terhadap industri otomotif Jepang.
Skandal ini menjadi sorotan yang lebih tajam karena industri otomotif Jepang sudah sebelumnya terkena serangkaian masalah, termasuk skandal keamanan di unit Daihatsu Toyota pada bulan Desember tahun sebelumnya. Pengalaman ini menunjukkan bahwa transparansi, akuntabilitas, dan kepatuhan terhadap regulasi adalah hal-hal yang sangat penting dalam menjaga integritas dan kepercayaan dalam industri otomotif global.
Penjualan Turun di Kwartal Pertama 2024
Penjualan mobil PT Toyota Astra Motor (TAM) mengalami penurunan signifikan sepanjang kuartal pertama tahun 2024, seiring dengan tren negatif yang melanda pasar otomotif nasional. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan wholesales Toyota turun sebesar 23,5 persen year on year (YoY) menjadi 65.655 unit pada periode Januari hingga Maret 2024. Sementara itu, penjualan retail Toyota juga mengalami penurunan sebesar 9,7 persen YoY menjadi 72.970 unit.
Marketing Director Toyota Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy, menyoroti sejumlah faktor yang mempengaruhi kinerja pasar otomotif, termasuk Toyota, di awal tahun 2024. Salah satunya adalah dampak dari Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, yang memicu perilaku konsumen untuk menahan pembelian kendaraan, efek yang sudah terasa sejak kuartal IV-2023. Selain itu, kebijakan pengetatan pemberian kredit kendaraan bermotor oleh lembaga perbankan atau leasing juga mempengaruhi penjualan Toyota, terutama karena mayoritas pembelian mobil baru saat ini menggunakan skema pembayaran kredit.
“Pelemahan nilai tukar rupiah dan ketegangan geopolitik global yang tidak stabil juga menjadi faktor sentimen negatif tambahan yang membuat konsumen semakin enggan untuk melakukan pembelian kendaraan,” tambah Anton saat diwawancarai pada Kamis (18/4).
Meskipun mengalami koreksi dalam penjualan, pangsa pasar Toyota tetap menunjukkan peningkatan. Pangsa pasar Toyota dalam kategori wholesales meningkat 0,1 persen menjadi 30,5 persen hingga akhir kuartal I-2024. Sementara itu, pangsa pasar di kategori retail juga meningkat sebesar 2 persen menjadi 31,6 persen.
Meskipun demikian, beberapa model kendaraan Toyota tetap menjadi kontributor utama dalam penjualan selama kuartal pertama tahun 2024. Model-model seperti Kijang Innova Zenix, Avanza, Calya, dan Rush masih menjadi pilihan utama konsumen, terutama di segmen MPV dan SUV. Selain itu, model baru seperti Vellfire HEV juga mendapat sambutan positif dari konsumen Tanah Air, dengan penjualan retail mencapai 72 unit hanya dalam satu setengah bulan setelah diluncurkan pada Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024.
Toyota memperkirakan bahwa pasar otomotif nasional akan tetap menantang pada kuartal-kuartal mendatang, mengingat banyaknya ketidakpastian di tingkat bisnis, baik di tingkat nasional maupun global. Namun, perusahaan tetap berharap bahwa kondisi ini akan bertahap membaik, dan mereka mengajak seluruh pemangku kepentingan di industri otomotif untuk bekerja sama mencari solusi terbaik di tengah situasi saat ini.
Sebagai perusahaan mobilitas, Toyota berkomitmen untuk terus menyediakan solusi mobilitas terbaik dengan paket yang kompetitif melalui ekosistem yang lengkap bagi konsumen Indonesia. Upaya ini tidak hanya terbatas pada penawaran produk, tetapi juga pada layanan purnajual yang terjamin dan ketersediaan berbagai opsi bagi konsumen yang berencana untuk mengganti kendaraan mereka.(*)