Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

Tunggu Data Inflasi Amerika, Harga Emas Melemah

×

Tunggu Data Inflasi Amerika, Harga Emas Melemah

Sebarkan artikel ini
MGL5443 11zon
Toko Emas di salah satu Pasar terlihat sepi. Harga Emas perhiasan tidak pengaruh siknifikan dengan naiknya harga emas. (foto: Kabar Bursa/abbas sandji)

KABARBURSA.COM – Harga emas melemah pada hari Selasa karena investor menunggu data inflasi AS dan pengumuman kebijakan Federal Reserve minggu ini, setelah laporan gaji yang lebih kuat dari perkiraan pada hari Jumat.

Harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi US$2.306,38 per ounce pada Selasa pagi. Emas berjangka AS juga turun 0,2 persen menjadi US$2.323,00.

Emas batangan turun 3,5 persen, atau sekitar US$83, pada hari Jumat, menandai penurunan terbesar sejak November 2020 setelah data pekerjaan AS dan laporan bahwa bank sentral Tiongkok menunda pembelian emas. Seperti dikutip reuters, Jakarta, Selasa 11 Juni 2024.

Laporan inflasi indeks harga konsumen (CPI) bulan Mei yang dirilis pada hari Rabu akan menjadi data kunci yang mempengaruhi ekspektasi Fed.

Para pengambil kebijakan The Fed akan memperbarui proyeksi ekonomi dan suku bunga mereka saat mereka mengakhiri pertemuan dua hari pada hari Rabu.

Survei Fed di New York menunjukkan pandangan masyarakat AS terhadap jalur inflasi di masa depan beragam pada bulan Mei.

Proyeksi ekonomi terbaru dari pejabat Fed minggu ini diperkirakan menunjukkan penurunan suku bunga lebih sedikit dibandingkan perkiraan para pembuat kebijakan tiga bulan lalu.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Tiongkok, pembeli emas terbesar, diperkirakan akan melanjutkan belanja emas batangan setelah harga turun dari rekor tertinggi pada bulan Mei, karena alasan fundamental untuk logam tersebut masih ada, menurut para pelaku industri pada konferensi minggu ini.

Vietnam diperkirakan akan mengizinkan perusahaan-perusahaan mengimpor emas untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, guna menjembatani kesenjangan antara harga lokal dan harga internasional, kata seorang pejabat industri.

Perak di pasar spot turun 0,7 persen menjadi US$29,56 per ounce, platinum turun 0,1 persen menjadi US$966,85, dan paladium turun 0,1 persen menjadi US$903,25.

Harga Emas Batangan

Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada hari Minggu 9 Juli 2024, tidak mengalami perubahan dibandingkan hari sebelumnya.

Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 1.328.000. Harga ini sama dengan harga Sabtu 8 Juni 2024, yang turun Rp 38.000 dari harga Jumat 7 Juni 2024 yang berada di posisi Rp 1.366.000 per gram.

Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong, menjelaskan bahwa penurunan harga emas Antam dipengaruhi oleh melemahnya harga emas dunia. Berdasarkan data dari Trading Economics, harga emas turun signifikan 3,53 persen ke level US$ 2.293 per ons troi pada Minggu 9 Juni 2024. Dalam sepekan, harga emas turun 1,46 persen.

Lukman menyebutkan bahwa penurunan harga emas disebabkan oleh dua faktor utama: data yang menunjukkan bahwa pemerintah China tidak menambah kepemilikan emas selama bulan Mei, dan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS), Non Farm Payroll (NFP), yang jauh lebih kuat dari perkiraan.

“Sedangkan penguatan rupiah juga sedikit menekan harga emas, meskipun sentimen ini tidak besar. Pelemahan rupiah justru menaikkan harga jual emas,” kata Lukman. Saat ini, investor masih mencerna perkembangan tersebut, dan belum diketahui apakah pelemahan rupiah akan berdampak signifikan terhadap harga emas ke depannya.

Namun, Lukman melihat bahwa harga emas masih akan tumbuh positif ke depannya. Ia memprediksi harga emas hingga akhir tahun akan berada di level US$ 2.580 per ons troi, dengan potensi mencapai US$ 2.700 per ons troi. Dia menambahkan bahwa sentimen utamanya datang dari pembelian bank-bank sentral dunia dan harapan akan dimulainya siklus pemangkasan suku bunga. Selain itu, konflik di Timur Tengah bisa membawa kenaikan lebih cepat dan lebih besar.

“Menurut saya, penurunan ini hanya sementara. Namun, untuk jangka pendek, harga akan volatile dan berpotensi kembali terkoreksi. Jadi, tren harga emas masih naik, penurunan ini diperlukan sebagai koreksi teknis untuk menarik minat beli,” jelasnya.

Sementara itu, kondisi pasar emas di Indonesia terus dipantau oleh berbagai kalangan, terutama para investor yang menjadikan emas sebagai instrumen lindung nilai (hedging). Emas dianggap sebagai aset aman (safe haven) yang bisa melindungi nilai investasi dari gejolak ekonomi dan inflasi.

Di tengah ketidakpastian global, emas seringkali menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari keamanan. Selain itu, dengan adanya perubahan kebijakan moneter dari bank sentral di berbagai negara, permintaan terhadap emas diperkirakan akan terus meningkat.

Meskipun harga emas mengalami penurunan sementara, banyak pihak optimis bahwa tren kenaikan harga emas akan terus berlanjut dalam jangka panjang. Hal ini terutama didorong oleh kondisi geopolitik yang tidak menentu serta kebijakan ekonomi yang diambil oleh negara-negara besar.

Dengan demikian, investor disarankan untuk tetap memperhatikan perkembangan pasar emas dan mempertimbangkan emas sebagai bagian dari portofolio investasi mereka. Harga emas yang cenderung stabil dan meningkat dalam jangka panjang membuatnya menjadi pilihan yang menarik di tengah ketidakpastian ekonomi global.