KABARBURSA.COM – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengulas berbagai potensi kolaborasi ekonomi dengan Duta Bisnis Australia untuk Indonesia, Jennifer Westacott. Salah satu yang dibahas adalah peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia untuk pengembangan industri semikonduktor.
“Indonesia membuka peluang kerja sama bilateral, terutama untuk mempersiapkan SDM untuk industri semikonduktor,” ujar Airlangga Hartarto dalam keterangannya di Jakarta, Jumat 28 Juni 2024.
Rencana ini, lanjut Airlangga, diharapkan menjadi bagian dari dukungan Technical and Further Education (TAFE) atau pendidikan vokasi dari pemerintah Australia.
Airlangga juga menyampaikan bahwa diskusi mencakup berbagai peluang kolaborasi di sektor energi dan mineral, seperti pengembangan Carbon Capture Storage (CCS), proses transisi dan transmisi energi, praktik pertambangan ramah lingkungan, teknologi batubara hijau, dan amonia biru.
Selain itu, potensi kerja sama di sektor informatika, pertanian, pendidikan, dan kesehatan turut dibahas dalam pertemuan tersebut.
Airlangga menekankan perhatian pemerintah Indonesia untuk segera menyelesaikan regulasi mengenai CCS guna mendorong kolaborasi yang lebih intensif antara kedua negara.
Dia juga menekankan pentingnya keberlanjutan dari berbagai komitmen kerja sama yang telah terjalin, seperti kerja sama produk susu dan olahannya, serta ternak unggas.
Airlangga berharap hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia akan terus erat untuk mendukung dan menyukseskan transisi pemerintahan baru pada Oktober mendatang.
Sementara itu, Westacott menyambut baik berbagai potensi kolaborasi kedua negara dan menawarkan kerja sama joint venture di industri semikonduktor, khususnya dalam lini industri packaging.
“Kunjungan ini bertujuan membahas berbagai potensi kerja sama Indonesia dan Australia, termasuk sektor pertanian, pendidikan, transisi energi, serta bidang kesehatan,” ujar Westacott.
Pengembangan Dalam Negeri
Indonesia dilirik Jerman untuk memberikan pelatihan kepada engineer dalam pengembangan semikonduktor di dalam negeri.
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Edi Prio Pambudi, mengatakan pemerintah Jerman tertarik bekerjasama dengan Indonesia dalam memberi pelatihan kepada engineer.
“Ada tawaran dari pemerintah Jerman untuk bekerja sama (di bidang) pendidikan dengan universitas, nah ini kita isi,” kata dia dalam acara media briefing update kerjasama ekonomi internasional di Jakarta, Kamis 30 Mei 2024.
Edi menyatakan, pemerintah akan terus mendukung para engineer dalam negeri untuk menuntut ilmu. Ini semua agar para engineer ini bisa mengelola semikonduktor di Indonesia.
“Jadi semua kesempatan pendidikan terus kami dorong supaya mereka mendapatkan ilmu,” ungkapnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan sejumlah engineer Indonesia bekerja di luar negeri. Namun Edi mengatakan mereka semua belum pernah diajak komunikasi.
“Ada sekitar 20 engineer kita yang bekerja di luar negeri, tapi mereka tidak pernah diajak komunikasi,” ungkapnya.
Kini dengan seriusnya pemerintah dalam mengembangkan semikonduktor, Edi berharap para engineer yang bekerja di luar negeri bisa menyalurkan bakat mereka.
Indonesia dinilai memiliki modal dalam pengembangan semikonduktor. Ini terbukti dengan banyaknya engineer atau insinyur yang berkualitas.
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Edi Prio Pambudi menilai, para engineer muda yang dimiliki Indonesia memiliki kemampuan mempelajari logic system.
“Insinyur kita yang muda-muda banyak yang mempunyai kemampuan untuk mempelajari logic system, karena di dalam semikonduktor cip ini yang utama adalah kemampuan untuk mendesain logic,” ujar dia dalam acara media briefing update “Peran Kepemimpinan Indonesia dalam Kerja Sama Ekonomi Internasional”, di Jakarta.
Muda Berkarya
Oleh karena itu, Edi yakin Indonesia bisa membuka pasar kesempatan bagi para engineer muda yang akan berkarya dalam bidang semikonduktor.
Terkini, Edi menyampaikan pihaknya telah membentuk tim guna mengelola semikonduktor dengan melibatkan stakeholder. Seperti contohnya ahli, kementerian, hingga duta besar di luar negeri, dan pelaku usaha.
“Mereka bekerja bersama-sama untuk mengelola dan mendesain grand strategy semikonduktor pertama karena ini adalah industri yang luas kita akan memulai dari mana,” terangnya.
Dilanjutkan Edi, semikonduktor di Indonesia dicoba untuk lebih komprehensif kerjanya dengan adanya satuan tugas semikonduktor. Kata dia, pihaknya telah menyusun yang menjadi kendala selama ini.
Edi juga menyebut, pihaknya telah membuat tim di Paris, Prancis dengan tujuan untuk terlibat dalam informal semikonduktor system dialogue.
“Nah di sini kami sudah mulai mengurai problem-problemnya apa. Apakah terkait bahan baku, ada kebijakan yang, bagaimana, yang berkaitan dengan impor, dan lain-lain,” jelasnya.
Indonesia menjadi salah satu negara yang akan di-review oleh U.S. Departement of State yang bekerja sama dengan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD.
Diharapkan dari hasil review tersebut Indonesia dapat bekerja sama Amerika Serikat (AS) dalam memperkuat lantai pasokan global semikonduktor melalui mekanisme internasional technology security and innovation (ITSI) serta meningkatkan investasi asing masuk ke Indonesia dalam bidang semikonduktor.
Pada bulan April, telah ada penetapan area fokus atas outline Indonesia semikonduktor ekosistem report yang telah diidentifikasi diidentifikasi oleh Deputi bidang koordinasi perniagaan dan industri (Deputi V). Area focus tersebut telah disampaikan kepada OECD.
Indonesia juga mencari peluang pengembangan semikonduktor dengan Jerman di mana pada Januari 2004 silam pemerintah Indonesia telah menemui beberapa pelaku penting dalam industri semikonduktor Jerman.
Ekosistem Industri
Indonesia memang tengah mengakselerasi pembangunan ekosistem industri semikonduktor. Ini diharapkan menjadi awal dari era baru Industrialisasi. Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Edi Prio Pambudi mengatakan satuan tugas (satgas) semikonduktor dibentuk untuk menjawab kebutuhan industri semikonduktor yang semakin berkembang pesat serta menciptakan mesin pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia.
Satgas Semikonduktor menekankan sinergi seluruh stakeholders untuk merumuskan strategi yang komprehensif dan berkelanjutan dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mendorong investasi dalam industri semikonduktor.
Dalam perjalanan menuju pengembangan industri semikonduktor di Indonesia, kebutuhan akan peningkatan sumber daya manusia menjadi hal yang sangat mendasar.
Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam bidang teknologi semikonduktor di Indonesia menjadi prioritas utama demi menjaga daya saing dan kemandirian industri semikonduktor Tanah Air.
Dengan memperkuat investasi dan perhatian pada pengembangan sumber daya manusia, Satgas Semikonduktor bertekad untuk memastikan bahwa tenaga kerja yang terampil dan berkualitas siap mendukung pertumbuhan industri semikonduktor yang berkelanjutan dan inovatif.