Scroll untuk baca artikel

Bahlil Tegaskan BASF & Eramet Tetap Investasi Sonic Bay

×

Bahlil Tegaskan BASF & Eramet Tetap Investasi Sonic Bay

Sebarkan artikel ini
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa realisasi investasi Indonesia mencapai Rp1.418,9 triliun sepanjang tahun 2023
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia (Dok: ist)

KABARBURSA.COM – Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, menepis isu bahwa BASF SE dan Eramet SA telah membatalkan investasi mereka dalam proyek Sonic Bay di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara. Menurutnya, dua investor asal Eropa tersebut hanya menunda sementara proyek pengembangan smelter nikel/kobalt berbasis high pressure acid leach (HPAL) tersebut. Penundaan ini diakibatkan oleh penurunan pasar kendaraan listrik (EV) di Eropa dan kebijakan pajak impor Amerika Serikat sebesar 100 persen untuk mobil dari China.

Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa BASF dan Eramet tidak membatalkan investasi mereka di Teluk Weda, melainkan hanya menunda sementara. Langkah ini diambil untuk menunggu kondisi pasar global yang lebih kondusif, memastikan bahwa investasi yang dilakukan dapat diserap dengan baik oleh pasar.

“Akibat pasar lagi turun mereka mengerem. Jadi bukan batal, bukan batal, menunda sementara sampai kondisi pasar global sudah bagus. Begitu mereka sudah investasi dan produksi, kalau market tidak diserap kan kasian mereka,” ujar Bahlil di Gresik, Jawa Timur, Jumat 28 Juni 2024.

Rumor mengenai hengkangnya dua investor dari proyek Sonic Bay pertama kali mencuat setelah BASF mengeluarkan pernyataan resmi untuk mundur dari proyek senilai USD2,6 miliar (sekitar Rp42,64 triliun) itu. “Setelah melakukan evaluasi menyeluruh, kami menyimpulkan bahwa kami tidak akan melaksanakan proyek pemurnian nikel-kobalt di Teluk Weda,” tulis BASF SE dalam pernyataannya, Rabu 26 Mei 2024 lalu.

Tak lama kemudian, Eramet juga mengumumkan pengunduran diri dari proyek tersebut. Meski demikian, perusahaan asal Prancis ini menyatakan akan terus mengevaluasi investasi potensial dalam rantai nilai baterai kendaraan listrik berbasis nikel di Indonesia.

Dalam pernyataan resminya, BASF perusahaan kimia terbesar di dunia asal Jerman mengungkapkan bahwa ketersediaan nikel berkualitas baterai secara global telah meningkat sejak proyek ini dimulai. Dengan demikian, perusahaan tidak lagi melihat perlunya investasi sebesar itu.

Eramet juga menyatakan sedang mengkaji peluang lain dalam rantai nilai EV, seperti nikel, litium, dan kobalt, menunjukkan komitmen mereka terhadap pengembangan energi terbarukan dan teknologi baterai di masa depan.

Sementara itu, Eramet mengemukakan tiga alasan utama mundur dari proyek tersebut:

  1. Strategi Eksekusi Proyek: Eramet mengaku tidak berhasil mendapatkan skema eksekusi yang memuaskan, termasuk syarat dan ketentuan kontrak.
  2. Alokasi Modal: Eramet ingin tetap berpartisipasi dalam rantai nilai baterai di Indonesia namun harus selektif dalam alokasi modalnya.
  3. Perubahan Pasar: Eramet mencatat bahwa pasar nikel global telah berubah selama beberapa tahun terakhir, sehingga perusahaan juga selektif dalam menambahkan kapasitas baru dari nikel kelas baterai.

 

Profil Investor Sonic Bay

  • BASF

BASF SE, dikenal sebagai perusahaan kimia terbesar di dunia, memiliki sejarah panjang dan prestisius dalam inovasi dan pengembangan produk kimia. Didirikan pada tahun 1865, BASF telah berkembang menjadi pemimpin global dalam berbagai segmen industri kimia, mencakup produk kimia, bahan baku, solusi pertanian, bahan kinerja, dan produk perawatan.

BASF menghasilkan berbagai bahan kimia dasar seperti petrokimia, antara lain amonia, asam, dan garam anorganik yang menjadi bahan baku penting untuk berbagai industri. Termasuk produk-produk plastik berkinerja tinggi dan bahan inovatif lainnya yang digunakan dalam berbagai aplikasi industri dan konsumen.

BASF menawarkan aditif dan solusi khusus untuk berbagai industri, termasuk otomotif, konstruksi, dan elektronikm pelapis, bahan kimia otomotif, dan bahan untuk meningkatkan kinerja dan daya tahan permukaan, bahan kimia dan produk untuk industri kesehatan dan perawatan pribadi, serta aditif makanan dan pakan ternak, mengembangkan dan memproduksi pestisida, benih, dan solusi pertanian lainnya untuk membantu petani meningkatkan hasil panen dan efisiensi pertanian.

BASF sangat berfokus pada penelitian dan pengembangan (R&D), dengan investasi signifikan untuk menciptakan solusi kimia yang inovatif. Mereka memiliki jaringan global pusat penelitian dan pengembangan, serta kolaborasi dengan berbagai universitas, institusi penelitian, dan mitra industri.

BASF berkomitmen pada praktik bisnis yang berkelanjutan, berusaha untuk mengurangi jejak karbon dan dampak lingkungan dari operasional mereka. Perusahaan ini juga terlibat dalam berbagai inisiatif keberlanjutan, termasuk pengembangan produk ramah lingkungan dan proyek-proyek sosial.

BASF telah menerima berbagai penghargaan atas inovasi dan kontribusi mereka dalam industri kimia, mereka diakui sebagai salah satu perusahaan paling berkelanjutan di dunia, BASF memiliki portofolio paten yang luas, mencerminkan komitmen mereka terhadap inovasi.

 

  • Eramet

Eramet adalah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang pertambangan dan metalurgi. Didirikan pada tahun 1880, Eramet telah berkembang menjadi salah satu pemain utama di sektor pertambangan global dengan fokus pada ekstraksi, pengolahan, dan pemasaran logam dan paduan.

Eramet mengoperasikan tambang nikel dan pabrik pengolahan di berbagai lokasi, termasuk New Caledonia dan Indonesia. Mereka memproduksi nikel kelas tinggi yang digunakan dalam industri baterai, stainless steel, dan aplikasi lainnya. Eramet adalah salah satu produsen mangan terbesar di dunia. Mereka mengoperasikan tambang mangan di Gabon dan memproduksi produk mangan untuk digunakan dalam produksi baja dan paduan logam lainnya.

Perusahaan ini juga terlibat dalam penambangan dan pengolahan mineral pasir, termasuk ilmenit dan zircon, yang digunakan dalam berbagai industri, mulai dari pembuatan pigmen hingga keramik. Eramet memproduksi berbagai paduan berbasis nikel, kobalt, dan titanium yang digunakan dalam industri penerbangan, energi, dan medis. Produk-produk ini dikenal karena kekuatan dan ketahanannya yang tinggi.

Eramet berkomitmen untuk penelitian dan pengembangan (R&D) dalam rangka meningkatkan efisiensi proses pertambangan dan pengolahan, serta untuk mengembangkan produk baru yang lebih berkelanjutan dan inovatif. Mereka memiliki pusat penelitian dan pengembangan di beberapa negara dan bekerja sama dengan berbagai institusi penelitian dan universitas.

Eramet menempatkan keberlanjutan sebagai salah satu pilar utama dalam operasionalnya. Mereka berupaya untuk mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan pertambangan dan pengolahan melalui berbagai inisiatif, seperti pengelolaan limbah, pengurangan emisi karbon, dan pemulihan lahan pascatambang. Eramet juga aktif dalam proyek-proyek sosial untuk mendukung komunitas lokal di sekitar wilayah operasional mereka.

Eramet telah menerima berbagai penghargaan dan pengakuan atas upaya mereka dalam praktik bisnis yang berkelanjutan dan inovasi teknologi. Mereka diakui sebagai salah satu perusahaan terkemuka di sektor pertambangan global. Eramet memiliki portofolio paten yang luas dan terus berinovasi untuk menciptakan nilai tambah bagi industri dan masyarakat. (*)