Scroll untuk baca artikel

Bitcoin Bangkit Lagi, Masuk Zona Hijau Naik 1,16 Persen

×

Bitcoin Bangkit Lagi, Masuk Zona Hijau Naik 1,16 Persen

Sebarkan artikel ini
Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (Foto: Pixabay)

KABARBURSA.COM – Koreksi yang terjadi pada sejumlah Aset Kripto selama minggu perdagangan mulai mereda, dengan Bitcoin dan Solana menunjukkan kenaikan signifikan. Bitcoin berhasil mencapai zona hijau dengan kenaikan 1,16 persen, mencapai harga USD61.627 pada pukul 11.00 WIB.

Menurut data CoinMarketCap yang dirilis Jumat 28 Juni 2024, sepuluh besar Aset Kripto mengalami pergerakan kompak yang positif. Solana SOL menonjol dengan kenaikan 7,25 persen dalam 24 jam, mencapai USD147,06, dan berhasil naik 11,38 persen dalam sepekan.

Di posisi kedua, Dogecoin DOGE, yang dikenal sebagai milik Elon Musk, juga kembali menghijau dengan kenaikan 3,28 persen dalam 24 jam menjadi USD0,1263, naik 1,77 persen dalam sepekan.

Selain Bitcoin, Ethereum ETH juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 3,12 persen, mencapai USD3.452,31 dalam 24 jam, meskipun mengalami penurunan 1,49 persen dalam sepekan.

Cardano ADA juga menguat 2,58 persen dalam 24 jam menjadi USD0,3913, membalikkan penurunan 1,11 persen dalam sepekan. Sedangkan XRP Koin naik 1,48 persen dalam 24 jam meskipun masih turun 2,68 persen dalam sepekan menjadi USD0,4758.

BNB Koin juga berhasil menguat 1,43 persen dalam 24 jam, meskipun masih mengalami penurunan 0,68 persen dalam sepekan menjadi USD582,26.

Altcoin lainnya juga berada dalam tren positif dengan Avalanche AVAX mengalami kenaikan 8,88 persen dalam 24 jam dan naik 0,61 persen dalam sepekan, serta Polkadot DOT yang naik 8,41 persen dalam 24 jam dan 9,44 persen dalam sepekan.

Litecoin LTC mencatat kenaikan 3,98 persen dalam 24 jam menjadi USD73,73, meskipun masih turun 0,64 persen dalam sepekan. Sementara Shiba Inu SHIB menguat 1,32 persen dalam 24 jam meskipun terdepresiasi 3,51 persen dalam sepekan menjadi USD0,000001744.

Toncoin TON juga menunjukkan tren rebound dengan kenaikan 0,14 persen dalam 24 jam menjadi USD7,66, dan naik 7,28 persen dalam sepekan.

Bitcoin Cash BCH dan Polygon MATIC juga kompak mengalami kenaikan 3,31 persen dan 2,78 persen dalam 24 jam, menunjukkan performa positif dalam perdagangan terkini.

Data terbaru dari Binance mengungkapkan minat terbuka yang signifikan terhadap opsi Bitcoin, dengan fokus pada harga kesepakatan USD75.000 (sekitar Rp1,19 miliar) yang akan berakhir pada akhir Juni 2024, seperti yang diuraikan oleh analis pasar Ruslan Lienkha.

Menurut laporan Yahoo Finance medio mei 2024 lalu, Lienkha menjelaskan bahwa minat terbuka ini sejalan dengan rekor tertinggi sepanjang masa Bitcoin. Pada pertengahan Maret, Bitcoin mencatat nilai tertinggi lebih dari USD73.000.

Opsi merupakan kontrak derivatif yang memberikan hak kepada pedagang untuk membeli atau menjual aset dasar pada harga yang telah ditetapkan sebelumnya pada atau sebelum tanggal tertentu, tanpa kewajiban.

Opsi panggilan memberi hak untuk membeli, sementara opsi jual memberi hak untuk menjual. Secara umum, pedagang yang membeli opsi panggilan dianggap bullish terhadap pasar, sementara pembeli opsi jual dianggap bearish.

Lienkha menyoroti dominasi opsi panggilan dalam minat terbuka, mengindikasikan bahwa banyak pedagang opsi mengantisipasi Bitcoin mencapai level tertinggi sepanjang masa sebelumnya pada akhir Juni.

Pendapat ini konsisten dengan data dari bursa derivatif Deribit, yang juga menunjukkan minat terbuka yang tinggi pada opsi panggilan dengan harga kesepakatan USD75.000 untuk akhir Juni.

Meskipun ada harapan akan lonjakan harga, Lienkha memperkirakan Bitcoin kemungkinan akan mengalami konsolidasi di sekitar level saat ini dalam beberapa minggu mendatang.

Ini menunjukkan potensi periode perdagangan yang stabil dalam jangka pendek. Saat ini, Bitcoin (BTC) diperdagangkan dalam kisaran USD62.000 hingga USD61.000.

Lonjakan Transaksi

Data terbaru dari Badan Pengawas Berjangka Perdagangan Komoditi Indonesia (Bappebti) menunjukkan bahwa nilai transaksi kripto mencapai Rp 49,82 triliun selama bulan Mei 2024, mengalami lonjakan signifikan sebesar 506,83 persen dibandingkan dengan Mei 2023.

Total nilai transaksi dari awal tahun hingga Mei 2024 mencatat Rp 260,9 triliun, melampaui total transaksi sepanjang tahun 2023 yang mencapai Rp 149,3 triliun.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Blockchain & Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo-ABI), Yudhono Rawis, menyambut baik pertumbuhan ini sebagai indikasi positif dari meningkatnya minat masyarakat terhadap investasi kripto di Indonesia.

Dia menyoroti bahwa meskipun pasar kripto global dihadapkan pada berbagai tantangan kompleks, seperti ketidakstabilan situasi makroekonomi dan kebijakan moneternya yang belum melunak, serta arus masuk ETF Bitcoin yang melemah dari investor institusi AS, kepercayaan dan minat terhadap aset kripto terus meningkat di Indonesia.

Menurut Yudho, meskipun jumlah investor kripto di Indonesia mengalami penurunan menjadi 19,75 juta pelanggan pada Mei 2024, dari 20,16 juta pelanggan pada April 2024, hal ini sebagian besar disebabkan oleh penyesuaian data setelah salah satu Calon Pedagang Fisik Aset Kripto (CPFAK) menghentikan operasinya.

Namun demikian, jumlah investor aktif yang bertransaksi pada Mei 2024 mencapai 893.541, menunjukkan penambahan signifikan sebanyak 363.101 investor dalam sebulan tersebut.

Yudho menegaskan komitmen Asosiasi untuk mengawasi proses penutupan bisnis CPFAK tersebut dengan memastikan keamanan dana nasabah terjaga. Dia meyakini bahwa penutupan entitas CPFAK tidak akan berdampak signifikan terhadap perkembangan industri kripto di Indonesia, mengingat potensi besar dari sisi jumlah investor dan nilai transaksi yang terus berkembang.

Dia juga optimis bahwa dengan inovasi-inovasi baru dalam teknologi blockchain dan dukungan yang lebih jelas dari pemerintah serta asosiasi terkait, industri kripto di Indonesia akan terus tumbuh pesat. Pengalihan pengelolaan aset kripto dari Bappebti ke OJK mulai Januari 2025, sesuai dengan UU Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, diharapkan dapat mendorong lebih banyak inovasi dan penerimaan luas aset kripto di kalangan masyarakat. (*)