KABARBURSA.COM – Pemerintah masih belum mengumumkan tarif listrik untuk periode Juli hingga September 2024. Berdasarkan ketentuan yang berlaku, penyesuaian tarif tenaga listrik bagi pelanggan non-subsidi dilakukan setiap bulan dengan mempertimbangkan perkembangan kurs rupiah, harga minyak mentah (Indonesian Crude Price/ICP), inflasi, serta harga batu bara acuan (HBA).
Sebagai informasi, kurs rupiah terhadap dolar AS selama beberapa bulan terakhir menunjukkan tren depresiasi.
Data Bank Indonesia (BI) Jisdor mencatat bahwa kurs rupiah berada di level Rp16.421 per dolar AS pada 27 Juni 2024.
Meskipun nilai tukar rupiah tengah mengalami tekanan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa tarif listrik untuk kuartal III-2024 tidak akan mengalami penyesuaian. Dengan demikian, tarif listrik tetap tidak naik.
“Kami belum akan mengubah tarif listrik,” ujar Airlangga di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, pada Jumat, 28 Juni 2024.
Perlu diketahui, pada kuartal II-2024, pemerintah juga memutuskan untuk tidak menaikkan tarif listrik, meskipun terdapat kenaikan pada sejumlah indikator penentu tarif. Pemerintah beralasan bahwa penetapan tarif listrik yang stabil bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat. Oleh karena itu, tarif listrik untuk pelanggan non-subsidi tetap tidak mengalami perubahan.
Berikut rincian tarif listrik saat ini adalah sebagai berikut:
- Golongan tarif listrik untuk keperluan rumah tangga kecil (R-1/TR) dengan daya 900 VA, tarif listrik per kWh reguler dan prabayar Rp1.352
- Golongan tarif listrik untuk keperluan rumah tangga kecil (R-1/TR) dengan daya 1.300 VA, tarif listrik per kWh reguler dan prabayar Rp1.444,70
- Golongan tarif listrik untuk keperluan rumah tangga kecil (R-1/TR) dengan daya 2.200 VA,tarif listrik per kWh reguler dan prabayar Rp 1.444,70
- Golongan tarif listrik untuk keperluan rumah tangga menengah (R-2/TR) dengan daya 3.500-5.500 VA, tarif listrik per kWh reguler dan prabayar Rp1.699,53
- Golongan tarif listrik untuk keperluan rumah tangga besar (R-3/TR) dengan daya 6.600 VA ke atas, tarif listrik per kWh reguler dan prabayar Rp1.699,53
- Golongan tarif listrik untuk keperluan bisnis menengah (B-2/TR) dengan daya 6.600 VA hingga 200 kVA, tarif listrik per kWh reguler dan prabayar Rp 1.444,70
- Golongan tarif listrik untuk keperluan kantor pemerintah sedang (P-1/TR) dengan daya 6.600 VA hingga 200 kVA, tarif listrik per kWh reguler dan prabayar Rp1.699,53
- Golongan tarif listrik untuk keperluan penerangan jalan umum (P-3/TR) dengan daya di atas 200 kVA, tarif listrik per kWh reguler dan prabayar Rp1.699,53.
Nilai Tukar Rupiah
Meskipun masih berada di atas level Rp16.400 per dolar Amerika Serikat (AS), nilai tukar rupiah mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Pada hari Jumat, 28 Juni 2024 pukul 9.18 WIB, kurs rupiah spot berada di Rp16.404 per dolar AS, sedikit menguat dari posisi sebelumnya di Rp16.406 per dolar AS.
“Kami yakin USD/IDR akan tetap berada di bawah Rp16.500 dalam jangka pendek mengingat komitmen kuat Bank Indonesia (BI) untuk menstabilkan rupiah, terbatasnya penguatan indeks dolar, serta tim Prabowo Subianto yang akan lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan,” ujar Maybank dalam catatan klien mereka.
Maybank juga memperkirakan bahwa indeks dolar akan melemah di tengah intervensi Jepang atas mata uangnya. Sebagai informasi, yen Jepang merupakan mata uang dengan kinerja terburuk dalam sebulan terakhir, diikuti oleh rupiah. Kedua mata uang ini melemah lebih dari 2 persen.
Pagi ini, yen kembali melemah sebesar 0,13 persen terhadap dolar AS. Secara total, yen telah melemah 2,36 persen dalam sebulan terakhir.
Selain yen, baht Thailand dan ringgit Malaysia juga melemah terhadap dolar AS hari ini. Sementara itu, mayoritas mata uang Asia lainnya menguat. Won Korea memimpin dengan penguatan sebesar 0,28 persen, diikuti oleh peso Filipina, rupiah, dolar Singapura, yuan China, dolar Taiwan, dan dolar Hong Kong.
Sementara itu, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia mengalami penguatan, kembali ke atas level 106. Indeks dolar telah menguat sebesar 1,32 persen selama bulan Juni.
Rupiah Melemah Pengaruhi Harga Produk Elektronik
Asosiasi Pengusaha Komoditi Elektronik Indonesia (Apkonik), meminta pemerintah untuk memperhatikan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Deny Irawan, Ketua Umum Apkonik, menyebut, pihaknya masih mendukung pemerintah dalam mengendalikan kurs rupiah yang semakin melemah.
“Kami selalu berupaya untuk men-support apa pun yang dilakukan oleh pemerintah agar bisa menormalisasi segala halnya, terutama terkait tentang pelemahan dolar ini,” ujar dia kepada Kabar Bursa, Jumat, 28 Juni 2024.
Namun di satu sisi, Deny menyatakan Apkonik berharap pemerintah kembali menjadi figur terdepan terkait masalah ini, mendengar segala bentuk keluhan yang terjadi, serta bisa mengantisipasi masalah yang ada.
“Agar rupiah bisa kembali pulih, harga bisa stabil, dan pemerintah bisa menjadi agen control dalam hal ini,” jelasnya.
Lebih jauh Deny menuturkan, dampak pelemahan rupiah berpotensi jauh lebih banyak. Bukan hanya di penjualan, kata dia, tapi dari hulu sampai ke hilir juga bakal terkena dampaknya.
“Yang alhasil harus survive sendiri setiap pengusaha,” tutur dia.
Deny mengatakan salah satu dampak yang dirasakan pengusaha elektronik saat terjadinya pelemahan rupiah ini adalah harga barang naik.
“Pastinya sangat berdampak ya (dengan pelemahan rupiah), salah satunya dengan dampak harga yang mengalami kenaikan 5-10 persen dari sebelumnya,” jelas dia.
Meski ada kenaikan harga barang, Deny melihat penjualan pengusaha elektronik masih terbilang aman karena daya beli masyarakat terhadap kebutuhan elektronik masih tinggi.
“Di satu sisi melihat tingkat kebutuhan akan elektronik sendiri masih tinggi, jadi tingkat penjualan juga masih terbilang aman,” katanya.
Namun, lanjut Deny, masih ada sejumlah pengusaha yang mengeluhkan kondisi melemahnya Rupiah ini. Sebab, mereka harus survive dengan harga yang sekarang.
“Kondisi tersebut harus didasari setiap pengusaha karena mereka harus melakukan survive dengan pola penjualannya masing-masing,” ungkapnya. (*)