Scroll untuk baca artikel
Infacaft 2025 Kerjasama dengan KabarBursa.com
Market Hari Ini

Beras 660.000 Ton Siap Ditebar, ini Beda Bapang & Bansos

×

Beras 660.000 Ton Siap Ditebar, ini Beda Bapang & Bansos

Sebarkan artikel ini
Harga Beras
Ilustrasi Beras (Foto: Kabar Bursa/Abbas)

KABARBURSA.COM – Pemerintah telah memutuskan untuk melanjutkan program bantuan pangan (banpang) beras hingga Desember 2024. Program ini akan menyasar 22.004.077 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), mengungkapkan bahwa program banpang beras menggunakan beras berkualitas dari Bulog dan akan terus berlanjut setelah Juni ini. Penyaluran bantuan akan dilakukan pada bulan Agustus, Oktober, dan Desember.

Arief menegaskan bahwa bantuan pangan beras ini tidak akan berdampak pada inflasi pangan, terutama terkait kenaikan harga beras. Sebaliknya, bantuan pangan beras terbukti efektif sebagai bantalan ekonomi bagi masyarakat berpendapatan rendah.

“Total beras yang disiapkan untuk kelanjutan bantuan pangan hingga Desember adalah 220.000 ton, dikali tiga kali penyaluran menjadi 660.000 ton,” ujar Arief.

Beras yang disalurkan berasal dari stok Bulog, yang saat ini mencapai 1,7 juta ton secara nasional.

Arief juga menyoroti pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar dan terus mendorong peningkatan produksi dalam negeri. Dia menekankan pentingnya menjaga produksi dalam negeri agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri dan bahkan melakukan ekspor saat ada kelebihan produksi.

“Kita siapkan untuk produksi dalam negeri, kalau kita kelebihan pun kita bisa ekspor. Jadi kalau menyikapi currency rate yang tinggi, maka ini waktunya produksi dalam negeri,” tutur Arief.

Bansos dan bantuan pangan merupakan program pemerintah yang saling melengkapi untuk membantu masyarakat kurang mampu. Bansos memberikan fleksibilitas bagi penerima untuk memenuhi kebutuhannya, sedangkan bantuan pangan memastikan akses terhadap bahan makanan pokok.

Polemik Bantuan Pangan

Bantuan pangan merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk membantu masyarakat miskin dan rentan dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, program ini kerap kali menuai polemik dan kritik dari berbagai pihak.

Salah satu polemik utama yang sering diangkat adalah ketimpangan dalam penyaluran bantuan pangan. Seringkali terjadi kasus di mana bantuan tidak tepat sasaran, sehingga masyarakat yang benar-benar membutuhkan tidak menerimanya, sedangkan masyarakat yang mampu malah mendapatkan bantuan. Data penerima yang tidak akurat, proses penyaluran yang tidak transparan, penyalahgunaan oleh oknum tertentu

Polemik lain yang sering terjadi adalah politisasi bantuan pangan. Bantuan pangan yang seharusnya dinikmati oleh masyarakat yang membutuhkan, terkadang dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk kepentingan politik, membagikan bantuan pangan menjelang pemilu untuk mendulang suara, menjadikan bantuan pangan sebagai alat untuk menjatuhkan lawan politik

Selain itu, bantuan pangan yang diberikan seringkali dianggap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat miskin dan rentan. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat penerima bantuan. Beberapa pihak juga mengkritik ketidakjelasan dan kurangnya efektivitas program bantuan pangan. Program ini dinilai belum mampu memberikan solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah kemiskinan dan kelaparan di Indonesia.

Untuk mengatasi berbagai polemik dan kritik tersebut, beberapa solusi yang diusulkan, memperbaiki data penerima bantuan pangan agar lebih akurat, meningkatkan transparansi dalam proses penyaluran bantuan pangan, menerapkan mekanisme pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah penyalahgunaan bantuan pangan, membuat program bantuan pangan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan, meningkatkan koordinasi antar instansi terkait.

Penting untuk dicatat bahwa polemik bantuan pangan merupakan isu yang kompleks dan multidimensi. Diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dari berbagai pihak untuk menyelesaikannya.

Perbedaan Bansos dan Bantuan Pangan

Baik bansos (bantuan sosial) maupun bantuan pangan merupakan program pemerintah untuk membantu masyarakat yang kurang mampu. Namun, terdapat beberapa perbedaan mendasar di antara keduanya, yaitu:

Bentuk Bantuan:

  • Bansos: Umumnya diberikan dalam bentuk uang tunai yang dapat digunakan untuk membeli berbagai kebutuhan, seperti sembako, pakaian, atau kebutuhan lainnya.
  • Bantuan Pangan: Ditetapkan dalam bentuk barang, biasanya berupa bahan makanan pokok seperti beras, telur, atau daging.

Penyaluran:

  • Bansos: Dapat disalurkan melalui berbagai cara, seperti melalui transfer bank, ATM, kantor pos, atau penyaluran langsung oleh petugas.
  • Bantuan Pangan: Biasanya disalurkan melalui e-warung atau agen tertentu yang telah ditunjuk oleh pemerintah.

Sasaran:

  • Bansos: Memiliki sasaran yang lebih luas, mencakup berbagai kelompok masyarakat miskin dan rentan, seperti keluarga prasejahtera, penyandang disabilitas, lansia, dan anak-anak yatim piatu.
  • Bantuan Pangan: Lebih fokus pada kelompok masyarakat miskin yang kekurangan akses terhadap pangan, seperti keluarga prasejahtera, korban bencana alam, dan masyarakat terpencil.

Program:

  • Bansos: Meliputi berbagai program, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Keluarga Harapan (PKH), dan Bantuan Sosial Tunai (BST).
  • Bantuan Pangan: Terdiri dari program-program seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Bantuan Pangan Beras. (*)

Perbedaan Bapang dan Bansos

Aspek Bansos Bantuan Pangan
Bentuk Uang tunai Barang (biasanya bahan makanan pokok)
Penyaluran Transfer bank, ATM, kantor pos, penyaluran langsung E-warung, agen tertentu
Sasaran Kelompok miskin dan rentan Masyarakat miskin yang kekurangan akses pangan
Program BLT, PKH, BST BPNT, Bantuan Pangan Beras