Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

Menarik Cuan dari Family Office, Berapa Besar Peluangnya?

×

Menarik Cuan dari Family Office, Berapa Besar Peluangnya?

Sebarkan artikel ini
sandiaga1
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno

KABARBURSA.COM – Pemerintah Indonesia tengah mengkaji penerapan konsep “family office” di Indonesia dengan potensi menarik pengelolaan uang orang kaya luar negeri hingga mencapai USD500 miliar (sekitar Rp8.000 triliun). Family office adalah firma penasihat manajemen kekayaan swasta yang melayani individu atau keluarga dengan kekayaan bersih sangat tinggi.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, menjelaskan bahwa total dana yang dikelola dari skema family office mencapai USD11,7 triliun secara global. Indonesia diharapkan dapat menarik setidaknya 5 persen dari total dana tersebut, yang setara dengan USD500 miliar (Rp8,178 triliun).

Saat ini, Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi tengah mengkaji regulasi dan kesiapan Indonesia untuk menerapkan family office. Pemerintah juga akan membentuk tim khusus untuk mengkaji penerapan ini.

Sandiaga menekankan bahwa konsep family office menjadi peluang untuk mendorong investasi dari luar negeri ke Indonesia, terutama di sektor green investment dan filantropi. Ia juga menyoroti bahwa banyak family office Indonesia saat ini menempatkan pengelolaan uang mereka di luar negeri. Dengan penerapan family office, diharapkan perusahaan-perusahaan keluarga Indonesia dapat mengelola investasinya di dalam negeri.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, mengklaim bahwa ide pembentukan family office agar orang kaya dari luar negeri berminat investasi di Indonesia telah disetujui oleh Presiden Joko Widodo.

“Saya bilang ‘bapak presiden kalau bapak setuju kita coba di sini’. (Jokowi bilang) ‘setuju Pak Luhut’,” kata Luhut di Jakarta, Kamis, 20 Juni 2024.

Family office, atau kantor keluarga, adalah firma penasihat manajemen kekayaan swasta yang melayani individu dengan kekayaan bersih sangat tinggi, mengelola kekayaan satu individu atau keluarga. Saat ini, Singapura memiliki 15.500 family office, sedangkan Indonesia tidak memiliki satu pun.

Oleh karena itu, Luhut menekankan perlunya pembentukan family office di Indonesia untuk memenuhi permintaan yang tinggi. Dalam Rapat Kerja Badan Anggaran DPR RI, Luhut menyebut bahwa pembentukan family office di Indonesia dapat meraup dana hingga USD200 juta atau setara dengan Rp3,2 triliun.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, juga telah menyampaikan pendapatnya terkait usulan Luhut untuk mengundang investor asing mendirikan family office di Indonesia. Mahendra menyatakan, bahwa pembahasan mengenai family office masih berlangsung secara internal, dengan pihak OJK ikut mencermati perkembangannya.

“Terkait rencana pemerintah soal family office di RI, pemahaman kami mengenai topik ini masih dibahas di internal pemerintah dan kami cermati masih akan disampaikan nanti pemikiran dan gagasan oleh bapak Presiden untuk dapat persetujuan ataupun arahan lebih lanjut,” jelas Mahendra dalam konferensi pers RDK OJK, Senin, 10 Juni lalu.

Mahendra mengungkapkan bahwa pendirian family office di Indonesia akan membuka potensi terciptanya permintaan baru terhadap instrumen keuangan di Indonesia.

Pagi hari, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga untuk membahas potensi skema investasi family office dalam rapat internal di Istana Negara Jakarta, Senin.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh turut mengikuti rapat tersebut. Pejabat lain yang hadir termasuk Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar.

Sebelumnya, Sandiaga mengungkapkan tengah menggodok regulasi untuk menarik potensi ekonomi dari family office yang rencananya akan dipusatkan di Bali. “Saya akan menghitung berapa target awal dan regulasinya seperti apa yang perlu kami hadirkan,” kata Sandiaga setelah menghadiri World Water Forum di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali pada Mei lalu.

Sandiaga menjelaskan bahwa family office adalah konsep di mana keluarga kaya membawa kekayaannya untuk diinvestasikan dan dikelola di suatu wilayah sambil mereka bisa berwisata. Konsep ini sudah diterapkan di berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, Monako, London, Hong Kong, dan Dubai. Sandiaga menilai konsep family office menarik dan strategis dikembangkan di Bali karena ekosistem pariwisatanya yang siap. Selain itu, family office perlu didukung infrastruktur seperti perumahan dan jaringan ekonomi digital yang baik, serta atraksi yang menarik untuk memperpanjang lama tinggal investor.

Sandiaga yakin Indonesia dapat mewujudkan konsep family office ini karena pemerintah juga memiliki kebijakan golden visa untuk menarik investor sekaligus wisatawan asing yang berkualitas. Investasi yang diarahkan terutama investasi hijau atau yang berkaitan dengan aktivitas ramah lingkungan.

“Jadi length of stay-nya sangat panjang. Kedua, mereka membawa pendanaan. Jadi keberlanjutannya itu lebih terasa dan ini sangat cocok dengan konsep Golden Visa,” ujarnya.(*)