KABARBURSA.COM – PT Gunanusa Eramandiri Tbk menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) 500 juta saham di harga Rp150 per saham. GUNA menargetkan nilai IPO sebesar Rp75 miliar.
GUNA mengatakan masa penawaran umum berlangsung pada tanggal 2 sampai dengan 5 Juli 2024. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mencatat saham mulai tanggal 9 Juli 2024. Panin Sekuritas akan bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Pemegang saham GUNA saat ini terdiri atas Tjokro Gunawan sejumlah 30 persen saham, Ivan Cokro Saputra 30 persen saham, Cecilia Lanny Budiman 20 persen saham, dan Bernice Cokrosaputro 20 persen saham.
Perseroan telah menetapkan Tjokro Gunawan dan Ivan Cokro Saputra sebagai pengendali dari perseroan. Adapun Tjokro Gunawan merupakan komisaris utama perseroan, sedangkan Ivan Cokro Saputra adalah direktur utama perseroan.
Jenis Usaha GUNA
Gunanusa Eramandiri merupakan perusahaan nasional yang bergerak di bidang makanan ringan kacang olahan, didirikan oleh Tjokro Gunawan yang telah memiliki pengalaman dalam industri makanan ringan kacang pada tahun 1993 di Cikarang.
Pada awal berdiri, perseroan memfokuskan usahanya pada pembuatan produk kacang tanah yang berkualitas di pabrik seluas 1.000 meter persegi. Seiring berjalannya waktu, perseroan terus melakukan ekspansi bisnis dengan mengakuisisi beberapa perusahaan atau memulai lini bisnis baru yang dapat menopang kegiatan usaha perseroan serta memproduksi jenis kacang lainnya sebagai pengembangan bisnis.
Selama lebih dari 2 dekade, perseroan fokus pada industri pengolahan kacang. Perseroan terus menambah kategori kacang yang diproduksi di 3 fasilitas pabrik dengan luas total 14.885 m2 guna melayani pasar dari berbagai negara.
Seluruh dana yang diperoleh dari IPO saham ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi seluruhnya akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja perseroan, seperti untuk pembiayaan kebutuhan operasional perseroan, antara lain untuk pembelian bahan baku kacang almond dan kacang tanah.
Direktur Utama PT Gunanusa Eramandiri Tbk Ivan Cokro Saputra mengatakan, panen raya kacang almond hanya terjadi setahun sekali, yaitu pada Agustus sampai Oktober, sehingga pada saat itu harga almond mencapai harga terendah, demikian pula untuk panen raya kacang tanah hanya terjadi sebanyak dua kali dalam setahun di mana panen raya pertama terjadi pada Februari dan dan panen raya kedua terjadi pada bulan September dan Oktober.
“Oleh sebab itu aksi korporasi, yang dilakukan Perseroan ini guna melakukan pembelian bahan baku tersebut sebanyak-banyaknya untuk persedian dengan harga yang murah karena kebutuhan Perseroan untuk membeli bahan baku sangat penting guna untuk memenuhi permintaan pelanggan,” kata dia.
Ivan menyebut perusahaannya berada pada industri yang memiliki niche market. Di mana perusahaannya memproses kacang almond yang dipasarkan dengan menggunakan merk “Almonesia” dan kacang-kacangan lainnya menggunakan merk “John Farmer” yang sudah menjadi merk terkenal pada segment Nuts Ingredients secara nasional dan dibeberapa negara ASEAN termasuk Malaysia, Thailand dan Filipina.
“Peseroan juga memproduksi snack almond dan kacang tanah yang di pasarkan menggunakan merk mitra bisnis Perseroan, sebagai contoh Perseroan bekerja sama dengan Indomaret untuk produk Almond dan kacang kulit kemasan Indomaret,” ujarnya.
Adapun dalam menjalankan bisnisnya, kata dia, perseroan dan perusahaan anak berkomitmen untuk terus menjaga kualitas dari produk-produk yang dihasilkan. Setiap produk yang dihasilkan pada saat ini maupun kedepannya akan selalu mengikuti standar mutu yang terbaik sesuai dengan kebutuhan pelanggan sehingga produk-produk yang dijual dan dipasarkan oleh Perseroan dan Perusahaan Anak akan memiliki kualitas mutu yang baik untuk masyarakat di Indonesia.
“Perseroan secara aktif terus melakukan riset, agar dapat melakukan inovasi produk baru, menjalin hubungan baik dengan pelanggan dan pemasok. Kami juga akan melakukan penambahan pangsa pasar melalui perluasan jaringan distribusi retail untuk pasar lokal dan internasional. Terakhir kami akan berupaya melakukan penambahan kapasitas produksi, terutama produk yang memiliki demand yang tinggi,” jelas dia.
Propektus IPO GUNA
Sementara itu dalam prospektus IPO manejeman GUNA menjelaskan bahwa berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2023, perseroan mendapatkan laba per saham sebesar Rp31. Dengan harga saham yang ditawarkan per lembar saham adalah sebesar Rp150, maka didapatkan price earning ratio (PER) perseroan adalah sebesar 4,84 kali dan price to book value (PBV) perseroan adalah sebesar 0,55 kali.
Manajemen menambahkan, bila melihat data PER melalui perhitungan dengan menggunakan asumsi laba neto tahun berjalan per 31 Desember 2023 adalah PER sebesar antara 4,84 kali yang nilainya lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi PER industri food & beverage yang bernilai 14,84 kali.
Sementara untuk posisi PBV perseroan, lanjut manajemen, dengan asumsi perhitungan book value 31 Desember 2023 menunjukkan nilai PBV perseroan sebesar 0,55 persen yang nilainya lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi PBV industri food & beverage yang bernilai 1,58 persen.
“Hal ini menunjukkan tingkat valuasi saham perseroan yang ditawarkan pada valuasi yang menarik dibandingkan perusahaan sejenis,” ungkap manajemen Gunanusa.
Asal tahu saja, berdasarkan data laporan keuangan Perseroan konsolidasi per 31 Desember 2023 yang telah diaudit Perseroan memiliki Total Aset mencapai Rp 757,09 miliar, dengan total Penjualan sebesar Rp 1,4 triliun dan Laba Neto Tahun Berjalan sebesar Rp 94,8 miliar. Adapun dari penjualan sebesar Rp 1,4 triliun utamanya diperoleh dari penjualan Perseroan dan 2 perusahaan anak, yakni PT Mitrapack Eramandiri dan PT Cubic Indonesia.
PT Mitrapack Eramandiri memiliki kegiatan usaha perusahaan manufaktur consumer goods berdasarkan kontrak pemasokan barang bagi mitra bisnis. Perseroan juga memiliki perusahaan anak PT Cubic Indonesia yang bergerak di bidang dekorasi teknologi cubic printing untuk berbagai macam industri seperti otomotif, elektronik dan alat rumah tangga. (*)