KABARBURSA.COM – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG (SMGR) resmi mengakuisisi saham dalam simpanan atau portepel PT Karya Logistik Nusantara (PT KLN) senilai total Rp22,5 miliar dengan harga Rp1 juta per saham.
SMGR melakukan total pengambilan saham tersebut melalui transaksi saham portepel yang diterbitkan PT KLN, setara dengan kepemilikan sebanyak 20,9 persen saham, menjadikannya sebagai pemegang saham baru. Berdasarkan keterbukaan informasinya, transaksi ini dilakukan pada 27 Juni 2024.
PT KLN merupakan perusahaan patungan dari 6 BUMN yang dibentuk pada Februari 2023 untuk membantu pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Beberapa BUMN Karya yang terlibat adalah PT Nindya Karya dan PT Brantas Abipraya yang masing-masing memiliki kepemilikan sebesar 14,71 persen.
Direktur Utama Semen Indonesia, Donny Arsal mengatakan, partisipasi SIG dalam right issue adalah tindak lanjut dari upaya membangun ekosistem berbasis sinergi untuk bisnis yang berkelanjutan. Melalui kepemilikan saham di KLN, SIG memperkuat posisi untuk memasok produk bahan bangunan dan solusi berkelanjutan dalam pembangunan IKN.
”Ini adalah wujud komitmen SIG untuk mendorong perwujudan konstruksi berkelanjutan melalui aplikasi produk dan solusi ramah lingkungan, ” tutur Donny.
Masuknya SIG ke KLN merupakan kelanjutan dari upaya SIG setelah sebelumnya menjalin kerja sama dengan PT Bina Karya (Persero) dalam penyediaan solusi bahan bangunan termasuk produk berbahan dasar semen, green cement, produk turunan semen dan bahan bangunan.
Selain itu, ada juga PT Hutama Karya, PT Adhi Karya Tbk, PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang masing-masing memiliki 17,65 persen saham. “Masuknya PT SIG sebagai pemegang saham baru di PT KLN menyebabkan perubahan struktur pemegang saham, dengan porsi kepemilikan saham Perseroan di PT KLN berubah dari 17,65 persen menjadi 13,95 persen,” ujar Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Vijaya.
Kinerja Keuangan dan Saham
SIG atau SMGR membukukan laba bersih sepanjang 2023 sebesar Rp2,17 triliun. Angka itu turun 8,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,36 triliun.
Melansir laporan keuangan, total pendapatan emiten semen pelat merah tercatat Rp38,6 triliun atau naik 6,2 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Kenaikan tersebut disebabkan oleh penjualan di pasar domestik yang naik 3,4 persen secara yoy, dan pasar regional sebesar 35,5 persen.
SMGR mencatatkan volume penjualan sepanjang 2023 sebanyak 33,1 juta ton di pasar domestik, yang juga naik 4,7 persen. Semen Indonesia juga mencatatkan volume penjualan sebesar 7,5 juta di pasar regional atau melesat 42 persen. Secara total, volume penjualan sepanjang 2023 mencapai 40,6 juta ton atau naik 10 persen dari 2022 yang sebanyak 36,92 juta ton.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan yang juga membengkak 10,78 persen menjadi Rp28,47 triliun dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp27,5 triliun.
Sementara itu, SMGR hanya mampu membukukan laba bersih sebesar Rp471,81 miliar, drop 19 persen yoy kuartal I 2024. Padahal setahun lalu, pada Maret 2023 SMGR berhasil mencatat laba mencapai Rp561,61 miliar.
Sebabnya, pendapatan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang industri semen ini hanya tercatat Rp8,37 triliun di sepanjang kuartal I 2024. Harganya telah melemah 6,26 persen yoy.
Adapun pendapatan pihak ketiga SMGR drop 6,81 persen menjadi Rp7,85 triliun. Di saat pendapatan Perusahaan tertekan, justru jumlah beban produksi dan harga pokok produksi tetap stabil dan stagnan di angka Rp6,67 triliun, dan Rp6,52 triliun.
Tak hanya itu, sentimen negatif juga datang dari Rebalancing MSCI Global Standard Index, dan MSCI Small Cap Index. Saham SMGR terdepak dari jajaran saham-saham unggulan konstituen MSCI Global Standard Index, bersama dengan saham TOWR, mengutip keterangan MSCI.
Harga saham perusahaan semen milik badan usaha milik negara (BUMN) tersebut mengakumulasi penurunan 36 persen sejak awal tahun. Kapitalisasi pasar SMGR juga tersisa Rp27,72 triliun yang setara dengan PBV 0,63 kali dan PER 13,3 kali.
Sejak awal tahun hingga saat ini, saham SMGR telah longsor 36 persen dan memberikan kerugian di atas kertas bagi pemegang saham. Ibaratnya, apabila investor berinvestasi Rp100 juta pada awal tahun di saham SMGR, kini nilai investasinya hanya berkisar Rp64 juta saja.
Kemarin saham SMGR juga anjlok 3,65 persen setelah investor merasa kecewa dengan kinerja laporan keuangan tahun penuh 2023 yang mencatatkan penurunan laba bersih mencapai 8,2 persen yoy menjadi hanya Rp2,17 triliun.
Sementara itu, Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, industri semen domestik mengalami tantangan hingga kuartal I tahun 2024 terutama segmen semen kantong (ritel) yang berkontibusi sekitar 70 persen dari total pendapatan SIG. Hal tersebut berdampak pada penurunan volume penjualan dan pendapatan SIG.
Namun, perseroan meningkatkan volume penjualan pada segmen curah (business to business) dan ekspor. Selain itu perseroan juga melakukan efisiensi biaya, dan berfokus pada pengelolaan arus kas sehingga kondisi likuiditas dan solvabilitas dapat terjaga.
“Upaya-upaya tersebut mendukung kemampuan SIG untuk dapat meminimalkan dampak kontraksi permintaan semen, sehingga SIG dapat mempertahankan margin EBITDA sebesar 20,7 persen dan mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp472 miliar pada kuartal I tahun 2024,” kata Vita.
Adapun SMGR mencatat pendapatan semen dari pihak ketiga per Maret 2024 turun 6,19 persen yoy menjadi Rp6,33 triliun. Pun pendapatan dari penjualan terak dan beton jadi siap pakai, masing-masing, merosot 12,67 persen yoy dan 3,8 persen yoy.
Ke depan, SMGR otimistis industri semen domestik masih memiliki prospek yang baik. Hal ini didorong oleh permintaan semen untuk pengembangan properti dan perumahan menyusul backlog pembangunan perumahan nasional yang mencapai 12,75 juta unit, dan masifnya pembangunan infrastruktur oleh pemerintah, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur yang akan membantu utilisasi kapasitas industri semen domestik.
Saat ini, Semen Indonesia turut berkontribusi dengan memasok 3.000-4.000 ton bahan bangunan per hari untuk pembangunan IKN.
Direksi Borong Saham
Kemarin, pada Jumat, 28 Juni 2024, Direktur Utama SMGR Donny Arsal memborong sebanyak 268.000 lembar saham dalam 4 kali transaksi. Rinciannya, Donny membeli saham membeli 50.000 lembar saat harga saham Rp3.720, lalu sebanyak 68.000 saat harga Rp3.730 per saham, kemudian sebanyak 100.000 lembar saat Rp3.740 per saham, dan 50.000 lembar saat Rp3.760 per saham. Dengan asumsi harga tersebut, Donny merogoh kantong sedalam Rp1 miliar untuk seluruh transaksi tersebut.
Adapun tujuan pembelian saham dilakukan untuk berinvestasi dengan kepemilikan saham secara langsung. Usai pembelian saham tersebut kepemilikan Donny pada saham SMGR menjadi 956.800 dari sebelumnya 688.800. (*)