Scroll untuk baca artikel
Infacaft 2025 Kerjasama dengan KabarBursa.com
Market Hari Ini

Kabupaten Kudus Kembali Beri HKI Produk Barunya

×

Kabupaten Kudus Kembali Beri HKI Produk Barunya

Sebarkan artikel ini
MGL9342 11zon
PETANI MILENIAL - Petani di Desa Gunung Pancar, Bogor, Jawa Barat. Menteri Pertanian menyebut penghasilan petani milenial bisa mencapai Rp20 juta per bulan. (Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus kembali menerima hak paten atas produk lokal andalannya. Kali ini, buah-buahan seperti Alpukat Japan, Duku Sumber, dan Tari Cahya yang mendapat pengakuan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI.

Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Muhamad Hasan Chabibie meapresiasi atas pemberian hak paten kepada produk lokal Kudus tersebut. Menurutnya, memberikan rasa aman bagi pelaku industry kreatif sangat penting.

“Pendaftaran HKI menjamin keamanan produk pelaku industri kreatif. Inilah salah satu bukti kehadiran negara,” ungkapnya seperti dikutip, Selasa 2 Juni 2024.

Menurutnya, di tengah era teknologi informasi, produk atau ide sendiri rawan untuk diklaim oleh orang lain. Untuk itu, ide dan kearifan lokal harus segera didaftarkan untuk memperoleh HKI, agar dampak ekonomi dari invensi yang dibuat dapat segera dirasakan.

“Adanya pencatatan HKI dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, Kabupaten Kudus memiliki banyak potensi yang belum dipatenkan. Pihaknya akan segera menginventarisasikan kearifan lokal yang belum tercatat dengan OPD terkait.

“Kabupaten Kudus wilayahnya tidak luas, tapi punya potensi kekayaan budaya dan kearifan lokal luar biasa. Semoga potensi-potensi lainnya juga segera dipatenkan,” ungkapnya.

Sementara, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, Tejo Harwanto menjelaskan kekayaan intelektual komunal maupun personal turut menaikkan kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, Jawa Tengah menyimpan berbagai potensi untuk dipatenkan.

“Jawa Tengah terutama Pati Raya menyimpan banyak potensi yang bisa dicatatkan di HKI,” ungkapnya.

Berbagai Komoditas

Pada bulan Mei 2024, terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 2,66 persen di Provinsi Jawa Tengah, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 106,44. Perkembangan harga berbagai komoditas menunjukkan kenaikan yang signifikan.

Berdasarkan pemantauan BPS Provinsi Jawa Tengah di 9 kabupaten/kota, inflasi y-on-y pada Mei 2024 mencapai 2,66 persen. Ini mengindikasikan kenaikan IHK dari 103,68 pada Mei 2023 menjadi 106,44 pada Mei 2024.

Inflasi tertinggi tercatat di Kabupaten Rembang sebesar 3,45 persen dengan IHK 109,12, sedangkan inflasi terendah terjadi di Purwokerto sebesar 2,40 persen dengan IHK 105,66.

Sementara itu, tingkat deflasi month to month (m-to-m) Provinsi Jawa Tengah pada Mei 2024 mencapai 0,22 persen.

Kenaikan inflasi y-on-y disebabkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, antara lain:

  • Kelompok makanan, minuman, dan tembakau naik 6,14 persen.
  • Kelompok pakaian dan alas kaki naik 1,30 persen.
  • Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik 0,22 persen.
  • Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,80 persen.
  • Kelompok kesehatan naik 1,74 persen.
  • Kelompok transportasi naik 0,96 persen.
  • Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya naik 1,12 persen.
  • Kelompok pendidikan naik 1,92 persen.
  • Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 2,33 persen.
  • Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 4,12 persen.

Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, turun 0,58 persen.

Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yoy pada Mei 2024 antara lain, beras, emas perhiasan, bawang merah, bawang putih, Sigaret Kretek Mesin (SKM), gula pasir, nasi dengan lauk, cabai merah, daging ayam ras, sepeda motor, tempe, daun bawang, tarif air minum PAM, Sigaret Kretek Tangan (SKT), mobil, tahu mentah, minyak goreng, taman kanak-kanak, pisang, dan akademi/perguruan tinggi.

Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi yoy antara lain: telepon seluler, bensin, cabai rawit, buncis, dan ikan bandeng/ikan bolu.

Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi m-to-m pada Mei 2024 antara lain: beras, daging ayam ras, tomat, angkutan antar kota, cabai rawit, tarif kereta api, bayam, pisang, dan telepon seluler. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi m-to-m antara lain: cabai merah, telur ayam ras, bawang merah, emas perhiasan, dan Sigaret Kretek Mesin (SKM).

Berikut daftar kota dengan tingkat inflasi yoy dan deflasi m-to-m berdasarkan data BPS Jawa Tengah per 3 Mei 2024:

1. Cilacap: 2,53 persen (yoy), -0,16 persen (m-to-m)

2. Purwokerto: 2,40 persen (yoy), -0,15 (m-to-m)

3. Kab. Wonosobo: 3,01 persen (yoy), -0,20 persen (m-to-m)

4. Kab. Wonogiri: 2,57 persen (yoy), -0,38 persen (m-to-m)

5. Kab. Rembang: 3,45 persen (yoy), -0,23 (m-to-m)

6. Kudus: 2,67 persen (yoy), -0,17 (m-to-m)

7. Kota Surakarta: 2,94 persen (yoy), -0,19 persen (m-to-m)

8. Kota Semarang: 2,56 persen (yoy), -0,21 (m-to-m

9. Kota Tegal: 2,54 persen (yoy), -0,44 persen (m-to-m)

10. Provinsi: 2,66 perse n (yoy), -0,22 (m-to-m).

Ajak Pengusaha Bangun Daerah

Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, mengajak para pengusaha untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya.

Nana menekankan bahwa keberhasilan pembangunan suatu daerah memerlukan sinergi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong kolaborasi dengan instansi terkait, termasuk sektor swasta, pengusaha, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.

“Kita harus menyatu kalau mau Jawa Tengah berhasil,” kata Nana dalam keterangannya, Senin, 3 Juni 2024.

Pernyataan tersebut disampaikannya dalam acara Business Dinner yang dihadiri para pengusaha dan stakeholder terkait di Hotel Tentrem, Kota Semarang, Minggu, 2 Juni 2024 malam.

Nana menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah secara triwulan mencapai 1,79 persen, angka tertinggi secara nasional. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahunan berada pada angka 4,97 persen dan inflasi terkendali sekitar 3,27 persen.

“Dengan pertemuan ini, diharapkan kita bisa kompak dan saling berkomunikasi sehingga pertumbuhan ekonomi kita semakin baik, tumbuh, dan berkembang,” jelasnya.