KABARBURSA.COM – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) berencana membeli aset mesin untuk produksi kecap Bango dan bumbu masakan lainnya dari PT Unilever Enterprises Indonesia (UEI) yang berlokasi di Subang, Jawa Barat, dengan nilai transaksi Rp41,50 miliar.
Saat ini, UNVR menyewa mesin dari UEI untuk produksi kecap Bango. Berdasarkan analisis dan proyeksi perusahaan, permintaan kecap Bango di pasar masih sangat tinggi ke depannya. Oleh karena itu, perusahaan merasa perlu melakukan inovasi dan terobosan untuk mendukung pertumbuhan penjualan kecap Bango, ujar manajemen UNVR dalam keterangan tertulis pada Rabu, 3 Juli 2024.
Manajemen juga menjelaskan bahwa pembelian mesin dari UEI akan membawa beberapa keuntungan bagi perusahaan, terutama dari segi finansial. Pembelian aset mesin ini akan memperbaiki kinerja keuangan perusahaan.
Selanjutnya, UNVR akan mendapatkan penghematan biaya tahunan yang akan didapatkan dari selisih antara biaya sewa mesin dibandingkan dengan biaya penyusutan yang lebih rendah.
Dengan adanya penghematan biaya produksi tersebut, diharapkan perseroan dapat menggunakannya untuk menunjang inovasi yang lebih produktif, untuk mendorong pertumbuhan penjualan kecap Bango ke depannya.
Yang kedua dari sisi operasional, kepemilikan dan penguasaan secara penuh atas mesin produksi ini, diharapkan operasional dan proses produksi Perseroan menjadi lebih agile (lincah), efektif, dan efisien.
Selain itu, diharapkan rencana untuk inovasi mesin produksi juga bisa menjadi lebih mudah dan cepat setelah transaksi pembelian mesin ini.
Adapun transaksi ini memiliki hubungan afiliasi sesuai regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Peraturan OJK Nomor 42 Tahun 2020. UEI merupakan afiliasi perseroan yang pemegang saham utamanya berasal dari UNVR yaitu Unilever Indonesia Holding B.V. juga merupakan pemegang saham utama dari UEI dengan kepemilikan saham sebesar 99,99 persen.
Selain itu, nilai transaksi pembelian ini tidak melebihi 20 persen dari ekuitas perseroan. Berdasarkan laporan keuangan tahunan perseroan yang berakhir pada 31 Desember 2023 yang telah dilakukan audit oleh Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja & Rekan, ekuitas Perseroan adalah sebesar Rp3.381.238.000.000 serta tidak wajib memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Bagikan Dividen Jumbo
UNVR memutuskan untuk membagikan dividen final untuk tahun buku 2023 adalah sebesar Rp77 per saham dengan jumlah total Rp2,94 triliun. Hal itu telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Dividen final ini diambil dari laba bersih 2023 dan saldo laba yang ditahan dari tahun-tahun sebelumnya. Dividen final akan dibagikan paling lambat pada 18 Juli 2024.
Sepanjang 2023, perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp38,6 triliun, laba bersih sebesar Rp4,8 triliun, dan marjin kotor yang meningkat sebesar 346 bps pada 2023 dibandingkan tahun 2022.
Perseroan telah membagikan dividen interim untuk tahun buku 2023 sebesar Rp63 per saham atau seluruhnya sebesar Rp2,4 triliun kepada para pemegang saham perseroan yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada, 8 Desember, 2023, pukul 16:00 WIB.
Dengan demikian, total dividen Tahun Buku 31 Desember 2023 adalah sebesar Rp140 per saham atau seluruhnya sebesar Rp5,34 triliun. Jumlah keseluruhan dividen untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023 sama dengan jumlah keseluruhan dividen yang dibagikan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022.
Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk Benjie Yap, mengatakan tetap fokus untuk memperkuat dan mendorong pertumbuhan yang mendukung bisnis perusahaan.
“Upaya konsisten kami dalam menavigasi krisis eksternal sudah mulai menunjukkan hasil tahun ini, dan kami berterima kasih atas dukungan yang tak tergoyahkan dari konsumen, pelanggan, mitra, dan pemangku kepentingan pada tahun 2023,” ungkap Benjie.
Dividen UNVR Menurut Pengamat
UNVR mengumumkan rasio pembayaran dividen sebesar 111 persen untuk tahun buku 2023. Rasio pembagian dividen yang cukup tinggi ini dinilai menjadi bukti perseroan yang masih sangat mementingkan para pemegang sahamnya.
Selama ini, emiten consumer goods itu juga dikenal publik sebagai perusahaan yang tidak pelit membagi dividen.
“Pembagian dividen itu menjadi bukti perusahaan masih komitmen pada pemegang saham, dan loyal dalam membagikan dividen,” ucap Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta.
Nafan menilai, dengan raihan penjualan bersih sebesar Rp38,6 triliun dan laba bersih sebesar Rp4,8 triliun pada 2023, Unilever dalam jangka panjang tetap memiliki potensi pertumbuhan bisnis sangat bagus. Apalagi berbagai produk yang dihasilkan memang menjadi kebutuhan sehari-hari.
“Kalau untuk long term, UNVR termasuk memiliki prospek yang bagus. Namun memang biasanya ketika ex dividen para pelaku pasar melakukan aksi profit taking,” ucap Nafan.
Nafan pun memberikan sorotan terhadap Unilever Indonesia (UNVR), pemimpin pasar di sektor konsumer.
“Manajemen Unilever perlu melakukan berbagai strategi inovasi demi menjaga kepemimpinan di tengah pasar dalam negeri yang semakin kompetitif,” kata dia.
Nafan melihat upaya Unilever membuat jajaran direksinya menjadi lebih ringkas adalah hal yang baik.
“Momen pergantian direksi dapat menjadi peluang untuk melakukan penyesuaian navigasi bisnis yang lebih baik lagi. Yang paling penting, bagaimana melakukan eksekusi strategi bisnis dengan lebih baik,” ujar Nafan. (*)