KABARBURSA.COM – PT Waskita Karya (Persero) Tbk masuk dalam 500 perusahaan terbaik di Asia Tenggara versi majalah bisnis global, Fortune. Perusahaan berkode saham WSKT ini menempati posisi ke-357 dari total 500 korporasi.
Fortune melihat sebuah perusahaan dalam Southeast Asia 500 berdasar pada pertumbuhan kinerja dan faktor kepentingan dalam ekonomi global. Dalam konteks ini, WSKT berhasil tercatat namanya berkat capaian tahun 2023.
Dalam daftar yang dirilis pada Juni 2024 lalu itu, Fortune mencatat total pendapatan Waskita Karya sebesar USD719,5 juta atau setara Rp10,9 triliun pada tahun lalu. Kemudian total asetnya mencapai USD6,21 juta dolar AS atau sekitar Rp95,6 triliun.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersyukur, perusahaan BUMN mendapat pengakuan dari salah satu media global seperti Fortune. Dia mengatakan, pencapaian tersebut berkat kerja keras dan transformasi yang telah dilakukan.
“Fortune memilih 500 perusahaan di Asia Tenggara dengan pemasukan terbesar selama 2023. Ini menjadi bukti, BUMN menjadi lokomotif ekonomi nasional dan memberikan dampak untuk kemajuan Indonesia,” ujar Erick melalui akun Instagramnya beberapa waktu lalu, dikutip Selasa, 9 Juli 2024.
Dirinya menegaskan, capaian itu harus menjadi penambah semangat dan motivasi bagi seluruh insan BUMN agar terus bekerja keras untuk negara dan masyarakat.
Waskita Karya sendiri, kini tengah fokus meningkatkan kinerja keuangannya. Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan, Waskita menjadi salah satu dari 20 BUMN besar yang diakui oleh Asia Tenggara atas kontribusinya dalam mendukung pembangunan infrastruktur Indonesia. Perseroan pun akan memastikan penyehatan kinerja keuangan dan transformasi terus dilakukan secara konsisten serta berkelanjutan.
“Kami bersyukur Waskita Karya masuk sebagai salah satu perusahaan konstruksi terbaik di Asia Tenggara di tengah proses restrukturisasi yang sedang dijalankan perusahaan. Kami yakin, predikat ini akan semakin menguatkan perusahaan ke depannya,” ujar Ermy.
Saat ini Waskita Karya mengimplementasikan tata kelola yang baik agar dapat mendukung proses bisnis lebih resilien. Perusahaan juga tengah mengembangkan inovasi digital dalam menjalankan proses bisnis.
Waskita telah melakukan penguatan Tata Kelola IT dan inovasi terkait dengan Digital Construction dan melakukan penguatan monitoring internal dengan menggunakan aplikasi melalui Dashboard Management. Implementasi Dashboard Management ini terintegrasi dari seluruh kegiatan operasional yang dapat memudahkan Top Management dalam memutuskan hal-hal strategis.
Ia menyebutkan, penerapan digitalisasi meliputi penguatan SAP (System Analysis and Product in Data Processing) dan ERP (Enterprise Resource Planning).Sebagai BUMN konstruksi, kini Waskita sedang membangun hampir 100 proyek berjalan dan memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat lewat pembangunan jalan tol, realti, dan infrastruktur non-jalan tol, seperti bendungan, pembangkit listrik, pipanisasi, dan lainnya.
Beberapa proyek besar Waskita Karya, antara lain Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, Jalan Tol Cimanggis-Cibitung, Bendungan Tapin, Bendungan Raknamo.Waskita Karya berkontribusi pula dalam 12 proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan total nilaikontraknya mencapai Rp 13,6 triliun. Adapun porsi Waskita dari nilai itu sebesar Rp 7,5 triliun.
Kinerja Waskita Karya
WSKT mencatat kinerja yang kurang menggembirakan sepanjang tahun 2023. Kerugian perusahaan konstruksi tersebut bengkak hingga 98,4 persen menjadi sebesar Rp3,77 triliun pada 2023 dibandingkan rugi tahun 2022 lalu yang sebesar Rp1,89 triliun.
Mengutip laporan keuangannya, peningkatan kerugian tersebut karena pendapatan bersih perseroan yang anjlok 28,41 persen jadi Rp10,95 triliun pada 2023, dari Rp15,30 triliun pada 2022.
Selain itu pendapatan lain-lain juga anjlok 26,04 persen menjadi jadi Rp1,49 triliun dari Rp2,02 triliun pada 2022. Kemudian pendapatan bunga Perseroan turun 16,57 persen menjadi Rp963,45 miliar pada tahun 2023 dari Rp1,15 triliun pada 2022.
Kerugian Waskita juga ditambah dengan beban keuangan yang meningkat 3,1 persen jadi Rp4,41 triliun dari Rp4,28 triliun tahun 2022.
Sehingga, rugi sebelum pajak WSKT melambung 204,29 persen menjadi Rp3,77 triliun pada 2023 dibandingkan Rp1,24 triliun pada tahun 2022.
Adapun total aset WSKT per Desember 2023 sebesar Rp95,59 triliun, turun 2,68 persen dari Rp98,23 triliun per Desember 2022. Sedangkan jumlah liabilitas dan ekuitas WSKT per Desember 2023, masing-masing Rp83,99 triliun dan Rp11,6 triliun.
Oleh sebab itu, WSKT berkomitmen untuk fokus pada restrukturisasi keuangan dalam 5 tahun ke depan. Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho mengatakan, restrukturisasi keuangan merupakan langkah penting bagi Waskita untuk memperkuat posisi keuangan perusahaan dan memastikan kelangsungan operasional yang berkelanjutan.
“Saat ini, Waskita secara prinsip telah mengantongi persetujuan dari 21 perbankan dan persetujuan atas 3 (tiga) seri obligasi non-penjaminan dan menargetkan restrukturisasi dapat efektif di Semester I tahun 2024. Kami terus berkomitmen untuk melaksanakan strategi ini dengan fokus yang kuat pada peningkatan kinerja keuangan dan operasional,” ujarnya. (*)