Scroll untuk baca artikel
Infacaft 2025 Kerjasama dengan KabarBursa.com
Market Hari Ini

BSI Bidik Peringkat Tiga Besar Market Cap dalam 10 Tahun

×

BSI Bidik Peringkat Tiga Besar Market Cap dalam 10 Tahun

Sebarkan artikel ini
MGL3066 11zon
Petugas kebersihan depan Proyek Under Construction Bank Syariah Indonesia (BSI) Tower, Jalan Meden Merdeka Selatan, Senin (10/6/2024). BSI Tower ini akan menjadi Kantor Pusat. foto: KabarBursa/abbas sandji

KABARBURSA.COM – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan untuk menembus jajaran tiga besar bank syariah global dari sisi kapitalisasi pasar dalam satu dekade mendatang.

“Apa langkah selanjutnya yang ingin dicapai oleh BSI? Kami telah menyusun rencana kerja selama 10 tahun untuk masuk top 3 bank syariah global dari sisi market cap,” ujar Direktur Utama BSI Hery Gunardi di Jakarta, Kamis 11 Juli 2024.

Pasca-merger, lanjut Hery, BSI berhasil mencapai target return on equity (ROE) di atas 18 persen, tepatnya 18,30 persen per Maret 2024. Kapitalisasi pasar BSI per 13 Maret 2024 mencapai Rp131,47 triliun, yang mengangkat posisi bank berkode saham BRIS itu ke dalam sepuluh besar bank syariah global pada Maret 2024.

Pencapaian tersebut diraih BSI satu tahun lebih awal dari target perusahaan yang sebelumnya ditetapkan pada 2025.

Hasil merger tiga anak perusahaan bank BUMN itu membawa manfaat besar bagi BSI, termasuk peningkatan skala bisnis dan jumlah nasabah yang signifikan. Pasca-merger, jumlah nasabah BSI bertambah lebih dari 5 juta, menjadi 20 juta nasabah per Maret 2024.

Hery mencatat bahwa kinerja keuangan BSI setelah merger selalu tumbuh dengan kualitas yang sehat. Pertumbuhan aset BSI mencapai dua digit setiap tahun, sementara industri hanya tumbuh satu digit. Pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun.

BSI mencatat laba bersih sebesar Rp1,71 triliun pada kuartal I 2024, dengan return on asset (ROA) dan ROE masing-masing tumbuh menjadi 2,51 persen dan 18,30 persen. Aset BSI per Maret 2024 mencapai Rp358 triliun, tumbuh 14,25 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Dari sisi pendanaan, DPK BSI tumbuh signifikan pada kuartal I 2024, yaitu sebesar 10,43 persen yoy menjadi Rp297 triliun, didukung oleh dominasi dana murah (CASA) sebesar Rp181 triliun, tumbuh 9,29 persen yoy. Sementara dari sisi intermediasi, penyaluran pembiayaan BSI pada tiga bulan pertama tahun ini mencapai Rp247 triliun, tumbuh 15,89 persen yoy.

Pembagian Dividen 2023

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mengumumkan akan membagikan dividen untuk tahun buku 2023 sebesar Rp855,5 miliar, atau setara dengan 15 persen dari total laba bersih. Keputusan ini diambil dalam RUPS Tahunan, dengan nilai dividen per saham (DPS) sebesar Rp18,54. Jumlah dividen ini meningkat signifikan dari tahun buku 2022 yang hanya sebesar Rp426 miliar atau Rp9,2 per saham.

RUPS juga menyepakati alokasi 20 persen saham perseroan sebagai cadangan wajib senilai Rp1,14 triliun. Sisa 65 persen atau sekitar Rp3,7 triliun akan menjadi saldo laba ditahan.

“Kami percaya keputusan pemegang saham ini akan memperkuat soliditas pengurus perseroan,” ujar Direktur Utama BSI Hery Gunadi.

Agenda lain dalam RUPS Tahunan adalah merombak jajaran direksi dan komisaris. Direktur Ritel Banking kini dijabat oleh Harry Gusti Utama, menggantikan Ngatari. Ari Rizaldi ditunjuk sebagai Direktur Treasury & International Banking, menggantikan Moh Adib.

Di jajaran komisaris, Felicitas Tallulembang dari Gerindra menggantikan Arief Rosyid Hasan yang mundur untuk bergabung dengan tim pemenangan nasional Prabowo-Gibran. Dua komisaris baru lainnya adalah Fauzi dan Nazaruddin, menggantikan Imam Budi Sardjito dan Sutanto. Jaih Mubarok juga ditambahkan sebagai anggota Dewan Pengawas Syariah.

“Pengangkatan ini akan efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan serta memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku,” kata Hery Gunadi.

Upaya Perluas Bisnis 

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) tengah menggalakkan upaya untuk memperluas bisnisnya ke Arab Saudi dengan merencanakan pembukaan kantor cabang pada tahun 2024 ini.

Sekretaris Perusahaan Bank Syariah Indonesia Gunawan A. Hartoyo, mengungkapkan bahwa terkait rencana ekspansi tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan izin, namun proses pengajuan izin dari otoritas Arab Saudi atau Saudi Arabian Monetary Authority (SAMA) masih berlangsung.

Menurut Gunawan, tujuan pendirian kantor cabang BSI di Arab Saudi adalah untuk menjangkau pasar jemaah haji dan umroh yang berasal dari Indonesia.

“Kami akan mencoba beberapa lokasi yang menjadi pusat jemaah haji dan umroh Indonesia, serta kawasan diaspora dan bisnis yang terkait dengan aktivitas haji dan umroh,” ujarnya dalam Konferensi Pers di Media Center Kementerian BUMN.

Ekspansi BSI ke wilayah Timur Tengah ini sejalan dengan ambisi BSI untuk menjadi Top Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar. Berdasarkan data per 13 Maret 2024, BSI menempati peringkat ke-10 sebagai bank syariah dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia.

Kapitalisasi pasar BRIS tercatat sebesar USD8,68 miliar atau sekitar Rp136,02 triliun (dengan kurs Rp15.670).