Scroll untuk baca artikel
Infacaft 2025 Kerjasama dengan KabarBursa.com
Market Hari Ini

Pefindo Tetapkan Peringkat idAAA Stabil untuk Bank BTN

×

Pefindo Tetapkan Peringkat idAAA Stabil untuk Bank BTN

Sebarkan artikel ini
MGL7687 11zon
Gedung pusat PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) di Jalan Gajah Mada, Gambir, Jakarta Pursat, Jumat, 17 Mei 2025. (Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Bank BTN) mendapatkan peringkat idAAA dengan prospek stabil dari Pefindo.

Peringkat ini dipengaruhi oleh dukungan yang sangat kuat dari pemerintah dan kredit berdiri sendiri Bank BTN. Faktor-faktor ini mencerminkan posisi usaha serta profil permodalan yang sangat kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh profil kualitas aset yang di bawah rata-rata dan indikator profitabilitas yang moderat. Seperti keterangan di Jakarta, 15 Juli 2024.

Peringkat bisa diturunkan jika Pefindo melihat adanya pelemahan dukungan pemerintah terhadap Bank BTN. Hal ini bisa diindikasikan dari berkurangnya peran Bank BTN dalam mendukung program pemerintah.

Bank BTN, sebagai bank milik pemerintah, berfokus pada segmen kredit pemilikan rumah (KPR). Bank ini juga menyediakan KPR bersubsidi untuk mendukung program perumahan pemerintah bagi debitur berpenghasilan rendah hingga menengah.

Per tanggal 31 Maret 2024, pemegang saham Bank BTN terdiri dari Pemerintah Indonesia (60 persen) dan masyarakat (40 persen).

Dukungan Kas Internal

Pefindo mempertahankan peringkat idAAA dengan prospek stabil untuk PT Federal International Finance (FIF) dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan. Pada saat yang bersamaan, PEFINDO juga menegaskan peringkat idAAA untuk Obligasi Berkelanjutan V Tahap I/2021 Seri B senilai Rp872,0 miliar yang jatuh tempo pada 8 Juni 2024.

Perusahaan memiliki kesiapan untuk melunasi obligasi tersebut dengan dukungan kas internal sebesar Rp612,4 miliar, fasilitas bank yang belum digunakan sebesar Rp7,5 triliun, dan rata-rata penerimaan angsuran per bulan sebesar Rp4,5 triliun pada 31 Desember 2023 (FY2023).

Peringkat FIF terutama mencerminkan tingkat dukungan yang kuat dari PT Astra International Tbk (ASII atau Grup Astra). Meskipun profil kredit standalone FIF didukung oleh posisi bisnis yang sangat kuat di industri pembiayaan dan profitabilitas yang tinggi, peringkat tetap terbatas oleh persaingan ketat di industri tersebut.

Penurunan peringkat bisa terjadi jika terjadi pelemahan signifikan pada tingkat dukungan dari Induk Perusahaan, yang mungkin tercermin dari penurunan tingkat pengendalian dari ASII, atau jika kontribusi FIF kepada Grup Astra mengalami penurunan yang signifikan. Peringkat juga dapat turun jika profil bisnis melemah secara substansial, terindikasi dari penurunan posisi usaha di industri pembiayaan.

FIF merupakan perusahaan pembiayaan Grup Astra dengan fokus pada produk sepeda motor Honda. Perusahaan juga menawarkan pembiayaan untuk produk lain seperti alat-alat elektronik, pembiayaan syariah, dan pembiayaan mikro. ASII memiliki lebih dari 99,99 persen saham Perusahaan. Pada FY2023, FIF memiliki 248 cabang dan 396 point of sales yang tersebar di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, Sulawesi, dan Papua.

Prospek Penerbitan Obligasi

Meskipun Pefindo masih mempertahankan optimisme terhadap prospek pasar obligasi domestik tahun ini, ada beberapa sentimen yang tetap perlu diperhatikan. Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto, mengingatkan tentang kemungkinan adanya tren pelemahan dan faktor yang membebani prospek penerbitan obligasi korporasi di masa mendatang.

Hal ini dipicu oleh sentimen konflik geopolitik global yang masih tidak pasti saat ini, yang berdampak pada keputusan Bank Sentral AS untuk tidak menurunkan suku bunga. Situasi ini menciptakan lingkungan yang lebih tidak stabil bagi pasar obligasi, dan perusahaan-perusahaan mungkin akan lebih berhati-hati dalam menerbitkan obligasi di tengah ketidakpastian tersebut.

“Ini juga bisa meningkatkan ketidakpastian dan membuat yield juga bertahan tinggi. Lalu, kalau suku bunga dijaga tinggi maka terdapat juga potensi pelemahan konsumsi dan meningkatnya cost-of-fund dari perusahaan.”

Jika suku bunga tinggi terus dipertahankan hingga waktu yang lama, maka premi risiko perusahaan-perusahaan juga akan semakin meningkat, yang akhirnya berdampak pada selisih nilai atau spread obligasi korporasi yang lebih tinggi.

Namun, sisi positifnya, sentimen pemilu mulai menemui titik kejelasan. Artinya, mulai ada kepastian untuk pasar obligasi.

“Wait and see ini perlahan kami lihat sudah mlai cenderung mengalami penurunan, meski masih ada yang bersengketa di Mahkamah Konstitusi (MK),” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis 18 April 2024.

Selain itu, kata dia, fundamental makroekonomi domestik, terutama dalam sektor riil saat ini juga terbilang menunjukkan tren yang cukup baik. Prospek dan isu penurunan suku bunga Bank Indonesia cukup optimistis.

“Tahun ini juga kita lihat adanya prospek penurunan suku bunga di semester 2 nanti, yang akhirnya meningkatkan ekspektasi akan biaya penerbitan yang lebih murah,” ujar dia.

Pefindo telah mengantongi mandat terhadap surat utang obligasi korporasi senilai Rp53,17 triliun hingga akhir Maret tahun ini.

Mandat tersebut berupa PUB obligasi senilai Rp21,67 triliun, obligasi Rp19,13 triliun, PUB sukuk Rp8,25 triliun. Kemudian, ada juga MTN dan sukuk masing-masing Rp2,53 triliun dan Rp1,59 triliun.