KABARBURSA.COM – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat pertumbuhan signifikan dalam jumlah pengguna layanan Buy Now Pay Later (BNPL) hingga Mei 2024, mencapai peningkatan 108 persen secara year-to-date (ytd). Outstanding pinjaman untuk layanan paylater dari bank swasta ini juga meningkat sebesar 94 persen ytd pada periode yang sama.
“Pengguna sangat antusias dengan layanan paylater BCA, dan kami pun sangat bersemangat,” kata Executive Vice President (EVP) Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn kepada media, Senin 15 Juli 2024.
Hera menambahkan bahwa BCA rutin melakukan inovasi produk, termasuk paylater, dengan harapan terus menghadirkan produk yang relevan dengan kebutuhan pasar saat ini.
Pada paparan kinerja triwulan I 2024, BCA melaporkan bahwa jumlah pengguna paylater hingga akhir Maret 2024 mencapai sekitar 89.000 pengguna, tumbuh 70 persen dari posisi Desember 2023 yang berjumlah 52.500 pengguna.
Direktur BCA, Santoso, mengungkapkan adanya kenaikan outstanding pinjaman dari Rp115 miliar pada Desember 2023 menjadi Rp185 miliar pada Maret 2024, naik 61 persen dibandingkan akhir tahun 2023. Plafon pinjaman juga tumbuh sebesar 51 persen dari Rp395 miliar pada Desember 2023 menjadi Rp597 miliar pada Maret 2024.
Santoso menegaskan bahwa kualitas kredit yang disalurkan tetap terjaga dengan baik, dengan kualitas kredit paylater BCA berada di posisi 0,47 persen pada Maret 2024.
Fitur paylater di myBCA diluncurkan pada kuartal IV 2023, menawarkan limit kredit hingga Rp20 juta, dengan suku bunga cicilan yang kompetitif dan variasi pembayaran sesuai kebutuhan nasabah.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total penyaluran piutang pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan (PP) BNPL per Mei 2024 meningkat 33,64 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp6,81 triliun. OJK menilai bahwa pembiayaan paylater di Indonesia memiliki potensi pasar yang besar seiring dengan perkembangan ekonomi digital, terlihat dari rasio non-performing financing (NPF) gross dan NPF netto PP BNPL yang masing-masing tercatat sebesar 3,22 persen dan 0,84 persen.
Catatan Pertumbuhan Total
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan pertumbuhan total sebesar 17,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp835,7 triliun pada kuartal I 2024.
Sementara itu, kredit korporasi BCA juga mengalami peningkatan sebesar 22,1 persen menjadi Rp389,2 triliun pada periode yang sama.
Hera F. Haryn, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, menyatakan bahwa BCA optimis terhadap pertumbuhan positif di masa depan, khususnya dalam segmen kredit korporasi yang dianggap potensial di antara sektor penyaluran kredit BCA yang lain.
Menurut Hera pertumbuhan kredit korporasi BCA ini mayoritasnya disalurkan pada sektor jasa keuangan dan pertambangan nonmigas.
“Kami berharap bahwa dalam tahun 2024, pertumbuhan kredit, termasuk kredit korporasi, akan tetap positif,” kata Hera.
Namun demikian, Hera tidak menjabarkan rinci soal target penyaluran kredit korporasi mereka hingga akhir tahun nanti.
Yang pasti, dengan sokongan likuiditas yang memadai, BCA optimis untuk senantiasa mendukung pertumbuhan ekonomi melalui penyaluran kredit ke berbagai sektor, dengan prinsip kehatian-hatian yang diterapkan.
Laporan Keuangan Perbankan
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) akan menjadi yang pertama dalam deretan laporan keuangan industri perbankan untuk kuartal pertama tahun ini. Bank terbesar di Indonesia ini mengungkap kinerjanya Senin 22 April 2024 hari ini.
Mengutip laporan bulanan Februari 2024, BCA menunjukkan performa yang mengesankan dibandingkan dengan bank-bank lain dalam kelompok KBMI 4. BCA menjadi satu-satunya bank KBMI 4 yang berhasil mencatatkan peningkatan laba tahun berjalan.
Selama periode tersebut, BCA berhasil meraih laba tahun berjalan sebesar Rp8,27 triliun atau naik sekitar 2,01 persen secara tahunan (YoY). Sementara bank-bank lain seperti BNI, BRI, dan Bank Mandiri masing-masing mencatatkan penurunan laba tahun berjalan sekitar 5,91 persen, 3,51 persen, dan 3,07 persen.
Pencapaian laba BCA tersebut didukung oleh pendapatan bunga bersih yang meningkat sekitar 5,69 persen YoY menjadi Rp12,13 triliun. Meskipun demikian, pendapatan ini masih di bawah BRI yang mampu meningkatkan pendapatannya sebesar 7,31 persen YoY menjadi Rp18,7 triliun.
Sementara itu, kredit yang disalurkan oleh BCA selama periode tersebut mencatat pertumbuhan sebesar 15,06 persen, dengan total penyaluran mencapai Rp790 triliun dibandingkan dengan Rp686 triliun tahun sebelumnya.
Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh BCA juga menunjukkan kenaikan sebesar 5,14 persen YoY menjadi Rp1,075 triliun. Namun, pencapaian ini sedikit di bawah industri secara keseluruhan yang mencatat kenaikan DPK sekitar 5,66 persen YoY.