Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

Listrik Global Meningkat, Emiten PTBA Ketiban Rezeki

×

Listrik Global Meningkat, Emiten PTBA Ketiban Rezeki

Sebarkan artikel ini
PTBA
PTBA bangun Pilot Plant Wood Pellet dari Kaliandra Merah. Foto: Dok PTBA

KABARBURSA.COM – Permintaan listrik global diperkirakan tumbuh sekitar 4 persen pada 2024, naik dari 2,5 persen pada 2023. Data ini dirilis oleh International Energy Agency (IAE) yang mencatatkan tingkat pertumbuhan tahunan tertinggi sejak 2007. Kenaikan ini didorong oleh aktivitas ekonomi yang semakin sibuk dan cuaca panas di berbagai wilayah, yang membuat penggunaan AC meningkat tajam.

Menurut IAE, permintaan listrik di India diperkirakan naik 8 persen, China 6 persen, sementara permintaan listrik di AS diprediksi pulih sebesar 3 persen. Di sisi lain, Uni Eropa mencatatkan kenaikan permintaan sebesar 1,7 persen.

Kenaikan permintaan listrik ini juga membawa angin segar bagi sektor batubara. Perusahaan batubara seperti PT Bukit Asam Tbk diprediksi akan mengalami peningkatan permintaan yang signifikan.

Profil PT Bukit Asam Tbk

PT Bukit Asam Tbk atau PTBA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara. Aktivitas utama perusahaan mencakup survei umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan, dan perdagangan batubara.

Selain itu, PTBA juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan fasilitas pelabuhan batubara yang digunakan untuk keperluan internal dan kebutuhan eksternal.

Perusahaan ini juga mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap untuk kebutuhan internal dan eksternal serta menyediakan jasa konsultasi terkait industri pertambangan batubara dan produk turunannya. Pada 1993, PT Bukit Asam ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Unit Usaha Briket Batubara, menandakan peran pentingnya dalam industri energi di Indonesia.

Pemegang saham terbesar PTBA adalah PT Mineral Industri Indonesia (Persero) yang menguasai 65,93 persen atau setara dengan 7,60 miliar lembar saham. Masyarakat non-warkat memiliki 32,76 persen atau 3,77 miliar lembar saham, sedangkan masyarakat warkat memiliki 144,91 juta lembar saham atau 1,26 persen. Saham treasury tercatat sebanyak 6,03 juta lembar atau 0,05 persen, dan Negara Republik Indonesia memiliki 5 lembar saham dengan persentase kurang dari 0,0001 persen.

Dalam struktur manajemen, Arsal Ismail dan Suherman adalah bagian dari direksi, dengan masing-masing memiliki saham sebanyak 304,90 ribu lembar dan 100 ribu lembar. Keterlibatan mereka dalam kepemilikan saham menunjukkan komitmen terhadap kinerja dan pengembangan perusahaan.

Kinerja Saham PTBA Sepekan

Pada penutupan perdagangan terakhir, harga saham PTBA tercatat di angka Rp2.670 per lembar saham. Dalam satu minggu terakhir, saham PTBA mengalami kenaikan signifikan sebesar 5,53 persen atau setara dengan Rp140. Peningkatan ini mencerminkan sentimen positif dari para investor terhadap prospek perusahaan.

Pergerakan harga saham selama minggu terakhir menunjukkan tren naik yang cukup stabil. Pada awal minggu, harga saham berada di kisaran Rp2.530 dan mencapai puncaknya di angka Rp2.690 sebelum sedikit terkoreksi menjadi Rp2.670. Kenaikan ini didorong oleh optimisme pasar terhadap peningkatan permintaan listrik global yang diharapkan akan berdampak positif pada kinerja PTBA sebagai salah satu pemain utama di sektor batubara.

Kinerja Keuangan PTBA

Berdasarkan data dari Stockbit, perusahaan dengan kode emiten PTBA ini mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp791 miliar pada kuartal pertama 2024, turun dari Rp1,16 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun demikian, pendapatan tahunan yang diannualisasi mencapai Rp3,16 triliun.

Kapitalisasi pasar PTBA tercatat sebesar Rp30,875 triliun dengan jumlah saham beredar sebanyak 11,52 miliar lembar. Rasio PE saat ini adalah 9,76 (annualised) dan 5,38 (TTM).

Valuasi, Profit, dan Dividen

Dalam hal valuasi, PTBA memiliki rasio harga terhadap penjualan (TTM) sebesar 0,81 dan rasio harga terhadap nilai buku sebesar 1,38. Solvabilitas perusahaan terlihat cukup solid dengan current ratio sebesar 1,58 dan quick ratio 1,11.

PTBA juga menunjukkan profitabilitas yang kuat dengan return on assets (ROA) sebesar 14,93 persen dan return on equity (ROE) sebesar 25,67 persen. Margin laba bersih pada kuartal terakhir tercatat 8,41 persen, sementara margin laba kotor sebesar 15,08 persen.

Selain itu, PTBA juga terus memberikan dividen yang menarik bagi investornya, dengan dividen yield sebesar 14,85 persen dan payout ratio sebesar 144,82 persen.

Pendapatan dan Laba Bersih

Pendapatan PTBA dalam 12 bulan terakhir (TTM) mencapai Rp37,94 triliun dengan laba bersih sebesar Rp5,73 triliun. Margin laba kotor perusahaan berada pada angka Rp8,519 triliun, sementara EBITDA tercatat sebesar Rp8,65 triliun. Angka-angka ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang solid di tengah fluktuasi harga komoditas dan permintaan pasar.

Neraca Keuangan

Pada sisi neraca keuangan, PTBA memiliki total aset sebesar Rp38,41 triliun, dengan kas dan setara kas mencapai Rp3,71 triliun. Total kewajiban perusahaan tercatat sebesar Rp15,93 triliun, dengan utang jangka pendek sebesar Rp539 miliar dan utang jangka panjang sebesar Rp683 miliar. Ekuitas perusahaan berada di angka Rp22,34 triliun, menandakan posisi keuangan yang cukup sehat untuk mendukung operasional dan ekspansi di masa depan.

Arus Kas

Arus kas dari operasi PTBA dalam 12 bulan terakhir mencapai Rp3,22 triliun. Perusahaan juga mencatat arus kas dari investasi sebesar Rp7,865 triliun, sementara arus kas dari pembiayaan menunjukkan angka negatif sebesar Rp13,27 triliun. Pengeluaran modal (capex) tercatat sebesar Rp1,28 triliun, dengan arus kas bebas (free cash flow) sebesar Rp1,93 triliun. Data ini menggambarkan bagaimana PTBA mengelola keuangan operasional dan investasinya untuk memastikan likuiditas yang cukup.

Pertumbuhan Pendapatan dan Laba

Pendapatan PTBA pada kuartal pertama 2024 menunjukkan penurunan year-on-year sebesar 5,5 persen. Penurunan ini juga tercermin dalam pertumbuhan tahunan yang menurun sebesar 9,75 persen. Laba bersih perusahaan mengalami penurunan yang lebih tajam dengan year-on-year sebesar 31,99 persen dan penurunan tahunan sebesar 51,42 persen. Angka-angka ini menunjukkan tantangan yang dihadapi PTBA dalam menjaga pertumbuhan di tengah kondisi pasar yang dinamis.

Performa Harga Saham

Harga saham PTBA menunjukkan performa yang bervariasi. Dalam satu minggu terakhir, harga saham mengalami kenaikan sebesar 5,93 persen. Namun, performa tiga bulan terakhir menunjukkan penurunan sebesar 14,65 persen. Selama enam bulan, harga saham naik sebesar 2,29 persen, sementara performa tahunan menunjukkan penurunan sebesar 3,25 persen. Meskipun demikian, dalam tiga tahun terakhir, harga saham PTBA mencatat kenaikan sebesar 25,23 persen, menandakan performa jangka panjang yang cukup solid.(pin/*)