Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

PALM Rugi Rp18,28 di Semester I 2024, Intip Kinerjanya

×

PALM Rugi Rp18,28 di Semester I 2024, Intip Kinerjanya

Sebarkan artikel ini
PALM
Perkebunan sawit di Indonesia. (Foto: Int)

KABARBURSA.COM – Emiten di bidang pertanian, perdagangan dan manufaktur terkait dengan agroindustri, PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) mencatat penurunan kerugian di semester pertama 2024.

Berdasarkan data dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PALM mencatat kerugian sebesar Rp18,28 miliar di Juni 2024. Angka tersebut menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, sebesar Rp1,59 triliun.

Sementara rugi per saham, periode Juni 2024 PALM juga mencatat penurunan Rp1,5 dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp225,43. Begitu juga dengan Keuntungan (kerugian) neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya yang mengalami penurunan, dari Rp1.54 triliun di Juni 2023 menjadi Rp178.42 miliar di periode yang sama 2024.

Sementara, kerugian selisih kurs meningkat Rp48.83 miliar dari Rp12.40 miliar di semester I 2023. Penghasilan keuangan PALM juga tercatat menurun. Di semester I-2024, PALM mencatat penghasilan keuangan Rp1.36 miliar, sementara di Juni 2023 sebesar Rp1.74 miliar.

Di sisi lain, PALM juga mencatat beban usaha di semester I 2024 sebesar Rp21.12 miliar, menurun jika dibandingkan periode yang sama di 2023 sebesar Rp29.54 miliar. Sedangkan beban keuangan, PALM mencatat sebesar Rp127.79 miliar, meningkat jika dibandingkan periode tahun sebelumnya, Rp31.61 miliar.

Kinerja Saham PALM

Berdasarkan data perdagangan yang dikutip Senin, 22 Juli 2024, saham PALM dalam satu semester terakhir anjlok sebesar 23,81 persen dengan harga sama rata-rata Rp336 hingga Rp533 per lembar saham.

Meski begitu, kinerja saham emiten tersebut sempat mengalami peningkatan di tiga bulan terakhir sebesar 10,56 persen. Adapun harga saham rata-rata sebesar Rp366 hingga Rp484.

Dalam satu semester di 2024, saham PALM mencatat volume transaksi 155,6 juta dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak Rp70,2 miliar. Sementara frekuensi perdagangan saham PALM di semester pertama 2024 sebanyak 28,704.

Revenue saham PALM pada kuartal II 2024 menurun baik perkuartal (QoQ) maupun tahunan (YoY) dengan masing-masing -116,2 persen dan -111,9 persen.

Sementara gross profit PALM pada kuartal I 2024 -116,2 persen QoQ dan -111,9 persen YoY dengan gross margin 100,0 persen. Sementara Earnings Before Interest Taxes Depreciation and Amortization (EBITDA) berada di angka -118,2 persen QoQ dan 113,3 persen YoY dengan margin 112,2 persen. Net profit PALM di angka -98,5 persen QoQ dan -98,8 persen YoY dengan net margin -10,4 persen.

Rencana Buyback

PALM sendiri telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa (RUPST/LB) pada Juni 2024 lalu. Adapun RUPSLB itu menyetujui rencana pembelian kembali (buyback) saham maksimal 162 juta saham atau 1,03 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh pada perseroan.

Rencana buyback saham PALM ini akan dilaksanakan secara bertahap dalam waktu paling lama 12 bulan sejak disetujuinya RUPSLB. Diketahui, hingga Kuartal I-2024, PALM mempertahankan arus kas Rp141,48 miliar, dengan total aset sebesar Rp7,65 triliun.

Dalam gelaran RUPSLB, Ellen Kartika menuturkan, posisi kas dan berbagai strategi yang dijalankan perseroan, melahirkan optimisme untuk terus menjaga dan memperkuat kinerja fundamental.

“Sebagai perusahaan investasi, pencatatan laporan keuangan PALM berbeda dibandingkan dengan perusahaan operasional lainnya. Kami menggunakan pencatatan Mark to Market, di mana pencatatan harga atau nilai suatu efek atau portofolio untuk merefleksikan nilai pasar terkininya,” kata Ellen Kartika.

Fokus PALM

Dalam upaya mengejar pertumbuhan yang signifikan, PALM berencana untuk memfokuskan portofolio investasinya pada tiga sektor utama di tahun ini. Ellen Kartika, Direktur Investasi dan Portofolio PALM, mengungkapkan kepada bahwa perusahaan akan mengembangkan portofolio investasinya di sektor sumber daya alam, teknologi, media dan telekomunikasi, serta logistik.

“Untuk rencana investasi dan divestasi, saat ini masih dalam tahap penelaahan,” ujarnya.

Selain itu, untuk menjaga pertumbuhan likuiditas harga saham di pasar, PALM baru-baru ini melaksanakan aksi buyback saham. Aksi korporasi ini telah mendapatkan lampu hijau dari pemegang saham dalam Rapat Umum RUPST dan Luar Biasa.

Para pemegang saham menyetujui rencana pembelian kembali maksimal 162 juta saham atau 1,03 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh, yang akan dilaksanakan secara bertahap dalam jangka waktu maksimal 12 bulan sejak disetujui pada RUPSLB, yakni dari 26 Juni 2024 hingga 25 Juni 2025.

Dasar dari rencana buyback saham ini adalah posisi arus kas dan aset perseroan yang kuat, jauh di atas jumlah yang diperlukan untuk pembelian kembali saham. Selain itu, tujuan buyback ini adalah untuk meningkatkan stabilitas kinerja saham PALM, memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam pengelolaan modal jangka panjang, mencapai struktur permodalan yang lebih efisien, dan memberikan imbal hasil berkelanjutan kepada pemegang saham.

Dengan fokus pada sektor-sektor strategis dan langkah buyback yang strategis, PALM menunjukkan komitmennya untuk terus tumbuh dan memberikan nilai lebih kepada para pemegang sahamnya.(ndi/*)