KABARBURSA.COM – PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) membukan kenaikan laba tahun berjalan menjadi Rp80,68 miliar pada semester I 2024, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp78,91 miliar.
Manajemen perusahaan, dalam rilis laporan kinerja keuangan, Senin, 22 Juli 2024 menyebutkan bahwa kenaikan laba tersebut berbanding terbalik dengan pendapatan perseroan yang justru turun dari Rp366,96 miliar menjadi Rp360,26 miliar.
Laba kotor juga turun dari Rp172,76 miliar menjadi Rp136,18 miliar. Sedangkan laba usaha turun dari Rp108,21 miliar menjadi Rp95,24 miliar. Dengan demikian, faktor utama peningkatan laba bersih dipengaruhi penurunan beban umum dan administrasi perseroan dari Rp54,75 miliar menjadi Rp32,04 miliar.
Kenaikan laba juga ditopang atas penurunan drastis beban keuangan dari Rp31,34 miliar menjadi Rp15,60 miliar. Alhasil laba sebelum pajak penghasilan badan IPCC naik dari Rp98,22 miliar menjadi Rp99,64 miliar. Adapun laba per saham dasar perseroan naik dari Rp43,40 menjadi Rp44,37 per saham.
Sedangkan total aset anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Persero) alias Pelindo ini berhasil dikerek dari Rp1,78 triliun menjadi Rp1,86 triliun. Total liabilitas juga naik dari Rp565,44 miliar menjadi Rp679,84 miliar. Sebaliknya total ekuitas perseroan turun dari Rp1,22 triliun menjadi Rp1,19 triliun.
IPCC merupakan perusahaan yang dikendalikan Pelindo melalui PT Pelindo Multi dengan kepemilikan 71,28 persen. Saham ini juga dimiliki PT Pelabuhan Indonesia 5,54 persen. Sedangkan sisanya dikuasai investor publik.
Sebelumnya, perseroan telah mengantongi restu pembelian kembali (buy back) saham dengan total dana yang disiapkan Rp116,93 miliar. Porsi saham yang akan dibeli tidak lebih dari 10 persen saham.
Aksi ini bertujuan untuk mengembalikan harga saham perseroan ke harga pada awal penawaran umum perdana Rp695 per saham. Buy back juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap saham ini.
Adapun PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk membagikan dividen tunai untuk periode tahun buku 2023 sesuai dengan keputusan RUPST yang digelar pada 10 Juni 2024. Roro Endah Corporate Secretary IPCC dalam keterangan tertulisnya, menuturkan bahwa IPCC akan membagikan dividen kepada daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai per 24 Juni 2024.
Jadwal cum dan ex dividen saham IPCC di pasar reguler dan negosiasi saham IPCC akan dilakukan pada 19 dan 20 Juni 2024. Sementara itu cum dan ex dividen saham IPCC di pasar tunai pada 24 dan 25 Juni 2024.
Selanjutnya pembayaran dividen tunai senilai Rp113.44 miliar atau Rp62,39 per saham jatuh pada 12 Juli 2024.
Proyek IPCC
Belum lama ini, IPCC mengumumkan bahwa mereka telah menangani impor mobil listrik milik raksasa China, BYD, sebanyak 2.301 unit pada bulan Juni lalu. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, yaitu 15 kali lipat dibandingkan dengan pengiriman pada bulan Desember 2023, yang hanya mencapai 154 unit.
Direktur Operasi dan Teknik IPCC, Bagus Dwipoyono, menyebutkan bahwa sejak Januari 2023 hingga saat ini, IPCC telah menangani impor sebanyak 2.479 unit CBU (completely built up) dari BYD.
IPCC sendiri telah melayani empat model mobil BYD yang akan diluncurkan di Indonesia, yaitu BYD Seal, Atto3, Dolphin, dan Yangwang U8. “Kami memperkirakan bahwa kegiatan impor dan ekspor kendaraan pada pertengahan tahun ini akan mengalami peningkatan, terutama untuk mobil listrik dari Cina yang belum memiliki pabrik di Indonesia. Terlebih lagi, BYD baru saja menerima rekomendasi perizinan impor dari pemerintah yang mencakup sekitar 20 persen dari total kapasitas produksi (CBU) mereka,” jelas Bagus dalam keterangannya.
Kapasitas produksi BYD sangat besar, mencapai 150.000 unit per tahun. Dengan kapasitas produksi yang demikian, potensi impor kendaraan BYD diperkirakan berkisar antara 15.000 hingga 30.000 unit per tahun.
Untuk mengantisipasi kenaikan permintaan, IPCC berencana untuk mengoptimalkan layanan bongkar muat kendaraan terintegrasi mereka. Pada pertengahan tahun 2024 ini, perusahaan sedang mempersiapkan sistem digital terintegrasi, yaitu PTOS-C, yang akan bekerja sama dengan anak usaha Pelindo lainnya, ILCS.
Targetnya adalah melakukan soft launching sistem tersebut pada semester kedua tahun 2024, menjelang puncak impor dan ekspor kendaraan yang diprediksi akan terjadi pada bulan Oktober 2024.
Dengan langkah ini, IPCC berharap dapat meningkatkan efisiensi dalam menangani volume kendaraan yang terus meningkat serta memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang, terutama dalam segmen mobil listrik yang semakin populer.
Saham IPCC
Selama setahun terakhir, performa saham IPCC berangsur-angsur mengalami pelemahan dari Rp790 per saham pada 24 Juli 2023 menjadi Rp690 per saham pada perdagangan Jumat, 19 Juli kemarin. Adapun perusahaan yang melantai di bursa pada 15 Juli 2018, pertama kali mencatatkan harga Rp1.645 per saham.
IPCC juga sempat menyentuh harga terendahnya di Rp226 per saham. Sedangkan, harga tertingginya berada di harga Rp1.760 per saham. (*)