KABARBURSA.COM – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini tengah mencermati pergerakan harga saham PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) karena adanya pola transaksi efek yang tidak biasa, atau Unusual Market Activity (UMA). Kadiv Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono, menegaskan bahwa pengumuman UMA tidak selalu menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan pasar modal.
BEI meminta para investor untuk memperhatikan tanggapan perusahaan terhadap permintaan konfirmasi dari bursa terkait UMA. Investor juga disarankan untuk mencermati kinerja perusahaan dan keterbukaan informasi yang disampaikan, serta mengkaji kembali rencana corporate action perseroan yang belum mendapatkan persetujuan RUPS. BEI mengingatkan agar investor mempertimbangkan kemungkinan yang dapat timbul di masa depan sebelum membuat keputusan investasi.
Pergerakan Saham SPRE
Pada penutupan perdagangan sesi I, Senin, 22 Juli 2024, saham PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk tercatat menguat sebesar 3,62 persen atau naik 10 poin menjadi Rp286 per saham. Selama sesi tersebut, saham SPRE bergerak dari batas bawah di level Rp268 hingga batas atas di level Rp296, dengan volume perdagangan mencapai 277.056 lot dan nilai transaksi sekitar Rp7,7 miliar.
Dengan adanya UMA, investor diharapkan lebih berhati-hati dan terus memantau informasi terkini terkait saham SPRE serta langkah-langkah yang diambil oleh BEI.
Pada Rabu, 3 Juli 2024, SPRE, emiten produsen perlengkapan rumah tangga asal Padang, resmi melaksanakan Initial Public Offering (IPO). Dalam aksi IPO ini, harga saham SPRE tercatat mengalami kenaikan tipis.
SPRE menawarkan sebanyak 240.000.000 saham baru dengan nilai nominal Rp25 per saham dan harga penawaran Rp125 per saham. Total nilai penawaran umum mencapai Rp30 miliar. Saat pencatatan perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham SPRE melonjak menjadi Rp129, dengan total nilai transaksi mencapai Rp1,1 miliar.
Direktur Utama SPRE Rizet Ramawi, menyatakan bahwa dengan penawaran saham ini, perusahaan berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jangkauan pasar. SPRE bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan kamar tidur berkualitas tinggi di Sumatera dan seluruh Indonesia.
Rizet menjelaskan bahwa bisnis aksesoris rumah tangga memiliki prospek pertumbuhan yang cerah. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga menyumbang 53 persen dari total PDB Indonesia, dengan perlengkapan rumah tangga sebagai sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,55 persen.
Penggunaan Dana IPO
Dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya emisi, akan dialokasikan sebagai berikut:
- 90,71 persen untuk membeli persediaan bahan baku produksi, seperti kain katun CVC, dakron (bed cover dan badan bantal), busa, dan resleting.
- 9,29 persen untuk pembelian mesin baru dan kendaraan operasional. Rinciannya meliputi:
- 43,36 persen untuk pembelian mesin produksi, termasuk mesin jahit pleating, mesin bed cover, mesin jahit, mesin carding bantal, mesin blower bantal, mesin press bantal, mesin obras, mesin zigzag, dan mesin sirsak.
- 56,64 persen untuk pembelian kendaraan operasional, terdiri dari 2 unit truk dan 1 unit kendaraan operasional.
Prospek Bisnis
Dengan pertumbuhan pasar perabotan rumah tangga yang terus berkembang, tren desain interior dan fashion, serta perkembangan teknologi dan belanja online, SPRE memandang prospek bisnis ini sangat menjanjikan untuk jangka panjang.
PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk. (SPRE) mencatatkan kinerja keuangan yang positif per 31 Desember 2023. Laba bersih perusahaan mencapai Rp2,93 miliar, meningkat signifikan dibandingkan laba bersih sebesar Rp907,48 juta pada periode yang sama di 2022. Selain itu, penjualan SPRE juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat, mencapai Rp49,13 miliar, melonjak dari Rp8,96 miliar pada 2022.
Komposisi Kepemilikan Saham
Sebelum IPO, pemegang saham mayoritas SPRE adalah Rizet Ramawi, dengan kepemilikan sebesar 39,75 persen. Selain Rizet, struktur kepemilikan saham SPRE adalah sebagai berikut:
- PT Galaksi Investama Corpora: 25 persen
- Ridho Ferman Shatrio: 20,25 persen
- Dwi Ristra Utami: 10,25 persen
- Marfetra: 4,75 persen
Penjamin Emisi
PT MNC Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran umum perdana saham (IPO) SPRE.
Dengan hasil IPO yang sukses dan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif, SPRE berharap dapat terus memperluas kapasitas produksi dan memperkuat posisinya di pasar perlengkapan rumah tangga Indonesia.
SPRE merupakan perusahaan konveksi skala mikro yang berdiri di 2001 dan berkedudukan di Padang, Sumatera Barat. SPRE telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan dalam industri perlengkapan kamar tidur di Sumatera.
Produk unggulan SPRE adalah sprei, bed cover, bantal, guling, dan aksesoris rumah tangga dengan merek Soraya Bedsheet. SPRE saat ini telah memiliki dua pabrik dan enam gerai, yang berlokasi di Padang dan Pekanbaru dengan omset sebesar Rp49 miliar di 2023.(*)