Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

ITMG Ambisi Penuhi Ledakan Permintaan Listrik

×

ITMG Ambisi Penuhi Ledakan Permintaan Listrik

Sebarkan artikel ini
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) (Dok. ist)

KABARBURSA.COM -PT Indo Tambangraya Megah Tbk atau ITMG menunjukkan tren yang menarik medio Juli 2024. Kinerja harga saham dalam satu minggu terakhir naik sebesar 7,25 persen, menunjukkan adanya minat beli dari investor dalam jangka waktu singkat. Dalam satu bulan terakhir, harga saham naik sebesar 12,78 persen, memperlihatkan tren bullish yang berkelanjutan.

Dalam tiga bulan terakhir, kenaikannya lebih moderat, yaitu 6,94 persen. Untuk periode enam bulan, harga saham mengalami peningkatan sebesar 4,19 persen. Kinerja harga saham dalam satu tahun mencatat peningkatan sebesar 2,15 persen, menunjukkan kestabilan.

Namun, jika dilihat dalam tiga tahun terakhir, kenaikannya cukup signifikan mencapai 66,26 persen, dan lima tahun terakhir mencapai 62,31 persen. Kinerja harga saham dalam sepuluh tahun terakhir menunjukkan kenaikan 9,29 persen. Dari awal tahun hingga saat ini, kinerja harga saham naik sebesar 6,63 persen. Harga tertinggi dalam 52 minggu terakhir mencapai Rp31,425, sementara harga terendah mencapai Rp23,575.

Hal ini karena permintaan listrik dunia meningkat paling cepat dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat, gelombang panas yang intens, dan meningkatnya penggunaan teknologi yang menggunakan listrik seperti kendaraan listrik dan pompa panas.

Menurut laporan terbaru International Energy Agency (IEA), permintaan listrik global diperkirakan tumbuh sekitar empat persen pada tahun 2024, naik dari 2,5 persen pada tahun 2023. Angka ini akan menjadi tingkat pertumbuhan tahunan tertinggi sejak tahun 2007, tidak termasuk pemulihan luar biasa yang terjadi setelah krisis keuangan global dan pandemi Covid-19. Peningkatan tajam dalam konsumsi listrik global diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun 2025, dengan pertumbuhan sekitar 4 persen lagi menurut laporan tersebut.

Beberapa negara ekonomi utama dunia mencatat peningkatan konsumsi listrik yang sangat kuat. Permintaan di India diperkirakan akan melonjak sebesar 8 persen tahun ini, didorong oleh aktivitas ekonomi yang kuat dan gelombang panas yang dahsyat. Tiongkok juga diperkirakan akan mengalami pertumbuhan permintaan yang signifikan lebih dari 6 persen, sebagai hasil dari aktivitas yang kuat di industri jasa dan berbagai sektor industri, termasuk manufaktur teknologi energi bersih.

Setelah menurun pada tahun 2023 di tengah cuaca yang bersahabat, permintaan listrik di Amerika Serikat diperkirakan akan pulih tahun ini sebesar 3 persen di tengah pertumbuhan ekonomi yang stabil, meningkatnya permintaan untuk pendinginan, dan sektor pusat data yang terus berkembang. Sebaliknya, Uni Eropa akan mengalami pemulihan yang lebih moderat dalam permintaan listrik, dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 1,7 persen, setelah dua tahun berturut-turut mengalami kontraksi di tengah dampak krisis energi.

“Pertumbuhan permintaan listrik global tahun ini dan tahun depan ditetapkan menjadi salah satu yang tercepat dalam dua dekade terakhir, menyoroti peran listrik yang semakin besar dalam perekonomian kita serta dampak gelombang panas yang parah,” kata Direktur Pasar Energi dan Keamanan IEA, Keisuke Sadamori dikutip dari situs resmi IEA.

Dengan meningkatnya permintaan listrik, sektor batubara diprediksi akan mengalami peningkatan permintaan. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), sebagai salah satu pemain utama di sektor batubara Indonesia, siap menyambut limpahan permintaan ini.

Sekilas Tentang ITMG

ITMG dikenal sebagai salah satu perusahaan batubara terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini memiliki wilayah kerja utama di Kalimantan, dengan berbagai tambang batubara yang dioperasikan dan dikelola oleh anak perusahaan.

ITMG juga didukung oleh beberapa anak perusahaan lainnya yang memberikan dukungan operasional dan berpotensi dikembangkan untuk bisnis energi di masa depan. Dengan terus menambah cadangan batubara, ITMG berkomitmen mendukung kesinambungan usaha dan memenuhi permintaan energi global.

Pemegang saham terbesar ITMG adalah Banpu Minerals (Singapore) Private Limited, yang menguasai 65,143 persen saham atau 736,07 juta lembar saham. Diikuti oleh masyarakat non-warkat yang memiliki 34,734 persen saham atau 392,47 juta lembar saham.

Direksi dan komisaris ITMG termasuk Fredi Chandra sebagai komisaris dengan kepemilikan 1,37 juta saham (0,122 persen) dan Jusnan Ruslan sebagai direktur dengan kepemilikan 14.000 saham (0,001 persen).

Jumlah pemegang saham ITMG terus mengalami perubahan. Pada 30 Juni 2024, tercatat sebanyak 51.266 pemegang saham, meningkat 425 pemegang dibandingkan bulan sebelumnya. Pada 31 Mei 2024, jumlah pemegang saham adalah 50.841, mengalami penurunan sebesar 59 pemegang dari 30 April 2024 yang mencatat 50.900 pemegang saham.

Sebelumnya, pada 31 Maret 2024, tercatat ada 49.094 pemegang saham, meningkat 1.104 pemegang dari 28 Februari 2024 yang mencatat 47.990 pemegang saham. Pada awal tahun, 31 Januari 2024, tercatat sebanyak 46.434 pemegang saham, naik 394 pemegang dari bulan sebelumnya.

Kinerja Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk

Berdasarkan data Stockbit, kinerja keuangan ITMG menunjukkan beberapa poin menarik. Pendapatan ITMG untuk periode terakhir tercatat sebesar Rp34.155 miliar. Dari angka ini, laba kotor mencapai Rp9.361 miliar dan EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) sebesar Rp8.368 miliar. Laba bersih untuk periode ini mencapai Rp5.966 miliar, menunjukkan kekuatan profitabilitas perusahaan ini.

Di sisi neraca, ITMG memiliki total aset sebesar Rp36.313 miliar, dengan kas yang cukup besar sebesar Rp14.522 miliar. Kewajiban totalnya mencapai Rp9.085 miliar, dengan utang jangka pendek Rp691 miliar dan utang jangka panjang Rp127 miliar. Total ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp27.216 miliar, menunjukkan posisi keuangan yang sehat.

Aliran kas operasional ITMG mencapai Rp52 miliar, sementara kas dari aktivitas investasi dan pendanaan masing-masing sebesar negatif Rp6 miliar dan negatif Rp24 miliar. Free cash flow (aliran kas bebas) untuk periode ini tercatat sebesar Rp45 miliar, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari operasi setelah investasi dan pendanaan.

Dalam hal pertumbuhan, ITMG mengalami penurunan pendapatan tahunan sebesar 20,43 persen, sedangkan laba bersih tahunan turun sebesar 32,92 persen. Meskipun demikian, perusahaan masih menunjukkan pertumbuhan EPS (Earnings Per Share) sebesar 25,94 persen.

Valuasi dan Solvabilitas

Rasio PE (Price to Earnings) ITMG saat ini adalah 7,90 kali untuk rasio tahunan dan 5,18 kali untuk rasio berjalan. Rasio harga terhadap penjualan adalah 0,90 kali, sementara rasio harga terhadap nilai buku adalah 1,14 kali. Rasio harga terhadap aliran kas berjalan adalah 13,34 kali, dan rasio harga terhadap aliran kas bebas adalah 33,90 kali. EV (Enterprise Value) terhadap EBITDA adalah 2,06 kali.

Perusahaan memiliki EPS (Earnings Per Share) berjalan sebesar Rp5.279,91, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per saham yang cukup tinggi. Laba per saham tahunan tercatat sebesar Rp3.461,56. Pendapatan per saham berjalan adalah Rp30.227,39, sedangkan kas per saham untuk kuartal terakhir adalah Rp12.851,98. Nilai buku per saham saat ini adalah Rp24.086,56, dan aliran kas bebas per saham adalah Rp806,81.

Rasio solvabilitas ITMG menunjukkan kondisi yang solid, dengan rasio lancar sebesar 2,86 kali dan rasio cepat sebesar 2,60 kali. Rasio utang terhadap ekuitas hanya 0,03 kali, menunjukkan tingkat leverage yang rendah.

ITMG menunjukkan tingkat pengembalian aset sebesar 16,43 persen dan pengembalian ekuitas sebesar 21,92 persen. Margin laba kotor kuartal ini adalah 24,40 persen, dengan margin laba operasi 14,98 persen dan margin laba bersih 12,59 persen. Perusahaan juga membayar dividen yang signifikan, dengan dividen tahunan sebesar Rp4.407 per saham dan rasio pembayaran dividen sebesar 127,31 persen, menghasilkan dividen yield sebesar 16,11 persen.

Kas dari operasi (Cash from Operations) selama 12 bulan terakhir mencapai Rp2,317 triliun. Artinya, operasional perusahaan mampu menghasilkan arus kas yang signifikan. Kas dari investasi (Cash from Investing) adalah negatif Rp1,336 triliun, menunjukkan bahwa perusahaan melakukan investasi besar, mungkin untuk ekspansi atau akuisisi aset baru.

Kas dari pendanaan (Cash from Financing) juga negatif, yaitu Rp10,344 triliun, menandakan perusahaan mengembalikan utang atau membayar dividen. Belanja modal (Capital Expenditure) sebesar Rp1,405 triliun digunakan untuk pembelian aset tetap. Arus kas bebas (Free Cash Flow) mencapai Rp912 miliar, menunjukkan perusahaan memiliki kas yang cukup setelah menutupi belanja modal dan pengeluaran lainnya.

Pertumbuhan pendapatan per kuartal (Quarter YoY Growth) mengalami penurunan sebesar 24,37 persen, begitu juga dengan pertumbuhan pendapatan tahunan yang sama-sama turun 24,37 persen. Ini berarti perusahaan mengalami penurunan dalam penjualan atau pendapatan selama periode ini dibandingkan tahun sebelumnya.

Laba bersih per kuartal (Net Income Quarter YoY Growth) turun drastis sebesar 64,27 persen, mengindikasikan penurunan signifikan dalam profitabilitas per kuartal. Pertumbuhan laba bersih tahunan (Net Income Annual YoY Growth) juga mencatat penurunan sebesar 58,72 persen. Pendapatan per saham (EPS) per kuartal dan tahunan mengalami penurunan yang serupa, masing-masing sebesar 64,27 persen dan 58,72 persen. (Alp/*)