Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

Geliat Transaksi Digital: Potensi QRIS dalam Transaksi UMKM

×

Geliat Transaksi Digital: Potensi QRIS dalam Transaksi UMKM

Sebarkan artikel ini
MGL0682 11zon
Pengunjung menggunakan aplikasi digital saat berbelanja di Pameran PaDi UMKM di Sarinah Tamrin, Kamis (11/7/2024). Foto: KabarBursa/abbas sandji

KABARBURSA.COM – Indonesia kini sedang mengalami perubahan besar dalam dunia digital, terutama dengan lonjakan yang signifikan dalam transaksi digital yang menjanjikan. Dipimpin oleh kemajuan e-commerce dan didukung oleh sistem pembayaran digital yang kuat, negara ini menyaksikan inklusi keuangan yang semakin luas.

Hilmi Adrianto, Ketua Umum idEA, mengamati bahwa kemajuan sistem pembayaran digital di Indonesia, khususnya dalam transaksi e-commerce, telah mengalami perkembangan yang signifikan. Menurutnya, berbagai layanan pembayaran digital yang tersedia di platform-platform belanja telah berkontribusi positif terhadap inklusi keuangan di masyarakat.

Namun demikian, Hilmi juga mengungkapkan bahwa penggunaan teknologi QRIS masih menghadapi beberapa kendala, terutama terkait dengan tingkat literasi keuangan yang belum merata di Indonesia. Hampir 40 persen penduduk masih menghadapi tantangan dalam memahami dan memanfaatkan secara optimal sistem pembayaran digital ini.

“Dalam hal ini, tantangan-tantangan seperti budaya, pendidikan, dan literasi keuangan serta digital, bersama dengan ketimpangan ekonomi dan infrastruktur, perlu diselesaikan secara bersama-sama oleh pemerintah dan sektor swasta,” ujar Hilmi dalam keterangan resmi, Selasa, 23 Juli 2024.

Dia menyoroti manfaat positif bagi pengguna dalam menggunakan transaksi digital, seperti kemudahan dalam memilih metode pembayaran, kecepatan, keamanan yang tinggi, dan perlindungan konsumen yang lebih baik.

“Bagi mereka yang sudah familiar atau melek teknologi, digitalisasi transaksi dapat menjadi pendorong percepatan ekonomi yang signifikan,” tambah Hilmi.

Hilmi juga menekankan pentingnya literasi digital, termasuk kesadaran akan perlindungan informasi pribadi, sebagai kunci untuk mencegah potensi penyalahgunaan transaksi digital seperti phising dan penipuan lainnya.

“Bagi mereka yang sudah melek atau memiliki literasi digital yang baik, penerapan digitalisasi pada transaksi akan mempermudah percepatan perputaran dan pertumbuhan ekonomi,” tutur Hilmi.

Selain itu, idEA mencatat adanya lonjakan signifikan dalam penggunaan e-commerce di Indonesia, dengan lebih dari 25,4 juta pelaku usaha yang menggunakan platform tersebut untuk mengembangkan bisnis mereka.

Menyusul suksesnya Harbolnas 2023, yang mencatatkan lebih dari Rp25 triliun atau naik 13 persen dalam transaksi selama tiga hari penyelenggaraannya, Hilmi menyimpulkan bahwa adopsi transaksi digital di Indonesia terus berkembang positif.

“Jadi dapat dilihat bahwa mereka yang melakukan transaksi digital di Indonesia sudah tumbuh cukup baik,” imbuh Hilmi.

Indra, praktisi dan juga direktur utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC), perusahaan merchant agregator, mengakui bahwa penggunaan QRIS oleh UMKM dan pedagang kecil memiliki pangsa pasar yang sangat besar.

Berdasarkan data yang dimiliki Bank Indonesia (BI) pada April 2024, terjadi peningkatan transaksi QRIS sebesar 175,44 persen secara tahunan.

“Based data itu, kampanye transaksi digital on the track. Namun memang harus diakui butuh waktu untuk bisa mencapai seluruh wilayah terutama di desa-desa,” ujarnya.

Kendati demikian, meski mengalami peningkatan masih banyak daerah-daerah yang belum menerapkan transaksi digital.

Indra menekankan agar seluruh stakeholder dan perusahaan yang bergerak di bidang transaksi digital perlu melakukan sosialisasi yang sama masifnya dan perlu dibarengi dengan kreativitas dan inovasi. Pasalnya  Bank Indonesia tidak bisa berjalan sendiri dalam mengkampanyekan transaksi digital ke seluruh pelosok negeri.

Contoh inovasi yang dilakukan perusahaannya dalam produk Posku Lite untuk pembayaran melalui QRIS pada komunitas UMKM adalah memberikan insentif pendampingan literasi keuangan, seminar dan workshop digital marketing secara berkala, dan insentif lainnya selama menjadi mitra. TDC sendiri memiliki tiga produk yakni M2PAY, MEbook dan Posku Lite. Ketiganya masing-masing menyediakan metode pembayaran dan pemantauan transaksi, sistem informasi teritegrasi, dan kemudahan pencatatan toko dan bistro.

“Kami bekerjasama dengan mitra komunitas di Sumatera, Tamado Grup untuk menjangkau UMKM dengan melakukan kampanye UMKM Go Digital di Pematang Siantar dan Kabupaten Samosir. Dalam waktu dekat akan di Sabang (Aceh), Bali dan Bangka, kami sudah menyasar UMKM di desa-desa,” ujarnya.

Indra mengatakan alasan pentingnya pendidikan dan pendampingan konsultasi keuangan kepada UMKM adalah dalam penyusunan laporan keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan merupakan alat utama untuk memantau kinerja keuangan dan arus kas UMKM.

“Laporan keuangan juga menjadi alat pemilik usaha membuat keputusan tepat dan strategi bisnis, termasuk menarik investor. Dari sisi hukum tentunya juga untuk pelaporan pajak dan pembayarannya sehingga sesuai aturan yang ada,” ujarnya.

Pertumbuhan Transaksi Digital

Transaksi keuangan digital di Indonesia mengalami peningkatan signifikan pada paruh pertama tahun ini, demikian yang dilaporkan oleh Bank Indonesia (BI). Data terbaru menunjukkan bahwa sistem pembayaran digital seperti BI-RTGS dan BI-FAST mencatat pertumbuhan yang mengesankan.

Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, transaksi ekonomi dan keuangan digital pada kuartal II 2024 menunjukkan kinerja yang kuat berkat sistem pembayaran yang aman dan andal.

“Kami melihat peningkatan 13,42 persen Year on Year (YoY) dalam nilai transaksi BI-RTGS, mencapai Rp42.008,08 triliun. Sementara itu, volume transaksi BI-FAST melonjak 67,79 persen YoY, mencapai 785,95 juta transaksi,” ungkap Perry, dikutip Selasa, 23 Juli 2024.

Lebih lanjut, transaksi digital banking  tercatat 5.363,00 juta transaksi atau tumbuh sebesar 34,49 persen yoy. Di sisi lain, transaksi Uang Elektronik (UE) tumbuh 39,24 persen yoy mencapai 3.958,53 juta transaksi.

Perry Warjiyo juga menjelaskan bahwa transaksi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) tumbuh  226,54 persen yoy.

“Dengan jumlah pengguna mencapai 50,50 juta dan jumlah merchant 32,71 juta,” tuturnya.

Sementara itu, transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM/Debit turun 8,42 persen yoy menjadi 1.759,92 juta transaksi. Transaksi kartu kredit tumbuh 20,92 persen yoy mencapai 114,31 juta transaksi.

Di sisi lain, transaksi secara konvensional dengan menggunakan uang kartal juga terindikasi tetap meningkat.

“Dari sisi pengelolaan uang Rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD)  tumbuh 6,61 persen yoy menjadi Rp1.057,8 triliun,” terang Perry.(yub/*)