Scroll untuk baca artikel
Infacaft 2025 Kerjasama dengan KabarBursa.com
Market Hari Ini

Analis Soroti Saham BBSS: Meroket Tanpa Fundamental Kuat

×

Analis Soroti Saham BBSS: Meroket Tanpa Fundamental Kuat

Sebarkan artikel ini
Bumi Benowo
Pergudangan PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera (BBSS). Foto: Int

KABARBURSA.COM – PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera (BBSS) menjadi sorotan usai laporan keuangannya untuk kuartal II 2024 dirilis di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham perusahaan dengan kode emiten BBSS ini meroket drastis dengan return harga setahun mencapai 224 persen. Namun, apakah kenaikan ini benar-benar didukung oleh fundamental perusahaan?

Profil PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera

PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera, yang sebelumnya dikenal sebagai PT Firman Mercu Alam, didirikan pada tanggal 5 Juni 1987 dengan nama PT Firman Mercu Alam Film. Kantor pusat perusahaan ini terletak di Jl. W.R. Supratman No. 19, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.

BBSS bergerak di bidang real estate, baik yang dimiliki sendiri maupun disewa. Kegiatan usaha utamanya meliputi pembelian, penjualan, persewaan, dan pengoperasian real estate. Jenis properti yang dikelola termasuk apartemen, bangunan tempat tinggal, dan bangunan bukan tempat tinggal seperti pusat perbelanjaan, fasilitas penyimpanan pribadi, dan lainnya. Selain itu, perusahaan juga menyediakan rumah dan apartemen, dengan atau tanpa perabotan, untuk disewa secara bulanan atau tahunan.

Mayoritas saham BBSS dikuasai oleh PT Agung Alam Anugrah, yang memegang sebanyak 3.50 miliar saham atau sekitar 72.92 persen dari total saham yang beredar. PT Agung Anugrah Investama memiliki 796.86 juta saham atau 16.6 persen dari total saham. Sementara itu, masyarakat non-warkat menguasai 503.15 juta saham, yang setara dengan 10.48 persen dari total saham. Adapun masyarakat warkat hanya memiliki 50 ribu saham, yang merupakan kurang dari 0.0001 persen dari total saham.

Pada akhir Juni 2024, jumlah pemegang saham BBSS tercatat sebanyak 1,616 orang, menurun sebanyak 20 orang dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Mei 2024, jumlah pemegang saham tetap sebanyak 1,636 orang, sama dengan April 2024, namun terjadi penurunan sebanyak 137 orang dari Maret 2024 yang mencatatkan 1,773 pemegang saham. Pada Februari 2024, jumlah pemegang saham tercatat sebanyak 2,003 orang, mengalami penurunan 190 orang dari Januari 2024 yang mencatatkan jumlah pemegang saham sebanyak 2,193 orang.

Kinerja Harga BBSS

Selama satu tahun terakhir, saham PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera menunjukkan performa yang luar biasa. Data Stockbit menunjukkan, dalam satu minggu terakhir, saham perusahaan dengan kode emiten BBSS ini mencatat kenaikan sebesar 8.00 persen. Tak hanya itu, dalam satu bulan terakhir, harga saham BBSS naik sebesar 32.79 persen. Periode tiga bulan pun menunjukkan tren positif dengan kenaikan harga saham sebesar 20.90 persen.

Kinerja yang paling mencolok terlihat dalam enam bulan terakhir, di mana saham BBSS mengalami kenaikan signifikan sebesar 116.00 persen. Bahkan, performa satu tahun mencatat kenaikan harga saham yang luar biasa, mencapai 224.00 persen. Selama tiga tahun terakhir, saham BBSS juga menunjukkan kenaikan yang signifikan sebesar 224.00 persen, menandakan tren jangka panjang yang positif.

Sejak awal tahun hingga saat ini, harga saham BBSS telah naik sebesar 105.06 persen, menegaskan minat yang tinggi dari investor terhadap saham ini. Harga saham tertinggi dalam 52 minggu terakhir adalah Rp180.00, menunjukkan bahwa saham ini telah mencapai puncak harga yang tinggi dalam periode tersebut.

Laba BBSS

Tahun ini, BBSS mencatat laba bersih pada kuartal pertama sebesar -331 miliar dan pada kuartal kedua sebesar -201 miliar. Meski kerugian ini lebih kecil dibandingkan dengan kerugian pada periode yang sama di tahun sebelumnya, perusahaan masih beroperasi di bawah tekanan finansial yang berat. Total laba bersih TTM (Trailing Twelve Months) hingga kuartal kedua 2024 adalah -809 miliar, menunjukkan bahwa secara keseluruhan perusahaan belum mampu menghasilkan keuntungan.

Valuasi saham BBSS juga mengindikasikan adanya masalah. Rasio Price to Earnings (PER) sangat negatif, yaitu -730.17 secara annualized dan -961.68 TTM. PER negatif ini mengindikasikan bahwa perusahaan terus mengalami kerugian yang signifikan, menunjukkan bahwa BBSS tidak menghasilkan laba bersih positif.

Rasio Price to Sales (P/S) sebesar 1,503.42 juga menunjukkan bahwa harga saham perusahaan relatif mahal dibandingkan dengan pendapatan yang dihasilkan. Sementara itu, rasio Price to Book Value (PBV) sebesar 3.15 menandakan bahwa saham BBSS dihargai lebih dari tiga kali nilai bukunya, yang bisa mencerminkan ekspektasi investor terhadap potensi pertumbuhan di masa depan, meskipun kondisi keuangan saat ini tidak mendukung.

Indikator profitabilitas BBSS juga memberikan gambaran yang kurang baik. Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing tercatat -0.32 persen dan -0.33 persen, menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan keuntungan dari aset atau ekuitas yang dimilikinya. Net Profit Margin untuk kuartal terakhir adalah -168.16 persen, yang menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian besar dari penjualan yang dilakukan.

Di sisi lain, rasio solvabilitas BBSS menunjukkan angka yang sangat tinggi. Current Ratio sebesar 55.05 dan Quick Ratio sebesar 11.15 menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang sangat tinggi. Ini berarti BBSS memiliki aset lancar yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Namun, rasio yang terlalu tinggi juga bisa menunjukkan bahwa perusahaan tidak menggunakan asetnya secara efisien untuk menghasilkan pendapatan atau laba.

Analis pasar modal, Satrio Utomo alias Tommy, menyoroti fenomena saham BBSS ini. Menurut dia, kenaikan harga saham yang tidak didukung oleh fundamental yang kuat bisa menjadi indikasi adanya spekulasi pasar. Dia menambahkan, saham-saham yang mengalami kenaikan tanpa dukungan fundamental biasanya menunjukkan PER yang sangat tinggi.

“Saham-saham yang naik dengan tidak didukung oleh fundamental itu biasanya PER-nya bisa naik sampai 50,” kata Tommy kepada KabarBursa, Selasa, 23 Juli 2024.

Melihat data ini, meskipun BBSS menunjukkan performa harga saham yang luar biasa, Tommy melihat fundamental perusahaan masih jauh dari kata baik. Dia mengingatkan investor perlu berhati-hati dan mempertimbangkan risiko tinggi yang melekat pada saham ini. Sebab, kenaikan harga saham yang tidak didukung oleh fundamental yang kuat bisa menjadi tanda bahwa kenaikan tersebut didorong oleh spekulasi, bukan oleh peningkatan kinerja perusahaan.(*)