KABARBURSA.COM – Filipina dan Taiwan telah mengambil langkah drastis dengan menutup pasar keuangan, sekolah, dan perkantoran pada Rabu 24 Juli 2024 sebagai respons terhadap hantaman Topan Gaemi yang menyapu Manila dan menuju Taipei.
Beberapa wilayah metropolitan Manila tenggelam dalam banjir setinggi lutut, menjerat mobil-mobil dan mempersulit komuter pagi ketika badai, yang secara lokal dinamai Carina, menerjang kota tersebut.
Bursa Efek Filipina mengumumkan penangguhan perdagangan di pasar ekuitasnya melalui sebuah unggahan di X, sementara bank sentral negara ini menutup perdagangan mata uang dan operasi moneter. Namun, perdagangan pendapatan tetap tetap beroperasi.
Badai ini diprediksi akan mencapai daratan dan melintasi Taiwan utara pada Rabu malam, menurut Kantor Berita Pusat Taiwan yang mengutip ramalan cuaca Liu Yu-chi. Prakiraan dari Pusat Peringatan Topan Bersama AS menyebutkan bahwa angin Gaemi akan mencapai kecepatan 150 mil (240 kilometer) per jam dalam 12 jam ke depan.
Meskipun badai ini diperkirakan akan kehilangan kekuatan saat mencapai daratan, pusatnya masih dapat menyebabkan pemadaman listrik dan kerusakan bangunan.
Taiwan mengumumkan libur untuk perkantoran dan sekolah di hampir semua kota dan kabupaten, serta menghentikan operasi bursa saham senilai USD2,4 triliun, seiring mendekatnya topan yang disertai angin kencang dan hujan deras.
Layanan kereta api, feri, dan beberapa penerbangan telah dibatalkan, sementara latihan perang tahunan Taiwan terpengaruh dengan penangguhan latihan serangan udara di bagian timur pulau tersebut.
Taiwan Semiconductor Manufacturing Co memperkirakan pabrik-pabrik pembuat cip lokalnya dapat mempertahankan produksi normal, menurut pernyataan yang dikirim melalui email. Pembuat cip utama untuk Apple Inc dan Nvidia Corp ini menyatakan telah mengaktifkan persiapan siaga topan rutin di semua pabrik, termasuk menempatkan tim tanggap darurat dalam keadaan siaga.
Gaemi mengikuti badai tropis Prapiroon, yang saat ini tengah mengguyur China dan Vietnam dengan hujan deras.
Kecerdasan buatan (AI) memberikan angin segar bagi bursa saham Taiwan, mendorongnya mencatat kinerja terbaik di Asia Pasifik sepanjang semester pertama 2024.
Indeks Taiwan atau Taiwan Weighted Index melonjak 28 persen sepanjang tahun ini, didorong oleh saham-saham terkait AI. Saham Taiwan Semiconductor Manufacturing Corp (TSMC) melesat 63 persen dalam enam bulan pertama 2024. Sementara itu, saham Foxx bahkan meroket 105 persen pada periode yang sama.
“Kinerja bursa saham global pada 2024 didorong oleh kecerdasan buatan, kebijakan bank sentral, dan tampaknya akan berlanjut,” ujar Global Equity Portfolio T Rowe Price, Rahul Ghosh.
Menurut Ghosh, potensi investasi dan skala kecerdasan buatan akan terus berlanjut dan mendorong aktivitas ekonomi global. Investasi AI akan merambah ke berbagai sektor, mulai dari industri, bahan baku, hingga utilitas.
Selain indeks Taiwan, indeks acuan Jepang Nikkei 225 menempati peringkat kedua di Asia Pasifik setelah beberapa kali melampaui posisi tertinggi sepanjang masa pada awal 2024. Dalam semester pertama 2024, indeks Nikkei menguat sekitar 18 persen.
Pada Februari, indeks Nikkei melampaui rekor 34 tahun dan mencapai puncak tertinggi sepanjang masa sebelumnya di 38.915,87 yang dicapai pada 29 Desember 1989. Setelah itu, indeks terus menanjak melewati ambang psikologis 40.000 dan akhirnya mencetak penutupan tertinggi baru sepanjang masa di 40.888,43 pada 22 Maret 2024.
Analis yang diwawancarai oleh media menyebutkan bahwa meskipun Taiwan memimpin pasar Asia, Jepang tampaknya menjadi pasar unggulan ke depan.
Ghosh juga menambahkan bahwa peningkatan standar tata kelola perusahaan terus memberikan dampak nyata dan signifikan terhadap kinerja perusahaan di negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia ini.
Sementara Bursa Saham Filipina (PSEi) menunjukkan tren positif sepanjang tahun terakhir, meskipun fluktuasi terjadi dalam beberapa bulan terakhir. PSEi naik 10 persen di tahun 2023, menjadikannya salah satu bursa dengan kinerja terbaik di Asia Tenggara. Pada Juli 2024, PSEi naik 0,73 persen sejak awal bulan.
Kenaikan harga komoditas, terutama batubara dan nikel, mendorong pasar karena Filipina merupakan eksportir utama komoditas tersebut.
Peningkatan pengeluaran infrastruktur pemerintah dan investasi asing juga memberikan dorongan positif. Pembukaan kembali ekonomi Filipina pasca pandemi COVID-19 meningkatkan optimisme investor.
Ketidakpastian global, seperti inflasi yang tinggi dan potensi resesi di Amerika Serikat, dapat berdampak negatif pada pasar. Kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Filipina untuk memerangi inflasi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan membebani pasar saham.
Saham sektor pertambangan dan energi mengalami kenaikan signifikan, didorong oleh harga komoditas yang tinggi. Saham perbankan dan properti juga menunjukkan kinerja yang baik. (*)