Scroll untuk baca artikel
Infacaft 2025 Kerjasama dengan KabarBursa.com
Market Hari Ini

BBCA Mampu Salurkan Kredit Rp850 Triliun: Naik 15,5 Persen

×

BBCA Mampu Salurkan Kredit Rp850 Triliun: Naik 15,5 Persen

Sebarkan artikel ini
MGL9597 11zon
Nasabah BCA mengantre untuk transaksi di ATM Mal AEON, Minggu (26/5/2024). foto: KabarBursa/abbas sandji

KABARBURSA.COM – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan kredit sebesar Rp850 triliun pada semester I 2024, meningkat 15,5 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit ini diklaim melebihi rata-rata industri.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menyebutkan bahwa kredit korporasi adalah segmen dengan pertumbuhan tertinggi per Juni 2024, meningkat 19,9 persen yoy menjadi Rp388,6 triliun. Kredit komersial tumbuh 7,9 persen yoy menjadi Rp127,8 triliun, dan kredit usaha kecil menengah (UKM) naik 12,7 persen yoy mencapai Rp114,4 triliun.

“Kredit untuk bisnis tercatat tumbuh dengan baik, baik di segmen korporasi maupun UMKM. Peningkatan juga terjadi di segmen kredit konsumer, didukung oleh pelaksanaan BCA Expoversary 2024. Event tersebut menghasilkan total aplikasi KPR (kredit pemilikan rumah) dan KKB (kredit kendaraan bermotor) sekitar Rp50 triliun,” kata Jahja dalam Konferensi Pers Kinerja Keuangan BCA Semester I 2024, Rabu, 24 Juli 2024.

Berdasarkan data BCA, portofolio kredit konsumer meningkat 13,6 persen yoy menjadi Rp210,2 triliun, didorong penyaluran KPR yang tumbuh 10,8 persen yoy mencapai Rp126,9 triliun, serta pertumbuhan KKB sebesar 18,4 persen yoy. menjadi Rp62,1 triliun.

Kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya, sebagian besar kartu kredit, tercatat sebesar 20,2 persen yoy mencapai Rp17,8 triliun.

Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, termasuk di dalamnya investasi pada obligasi hijau serta kredit dengan skema sustainability linked loans, tumbuh 9,3 persen yoy menyentuh Rp198 triliun per Juni 2024, setara 23,2 persen dari total portofolio pembiayaan.

BCA juga telah menyalurkan pembiayaan untuk kendaraan bermotor listrik sekitar Rp1,5 triliun per Juni 2024, tumbuh dua kali lipat secara tahunan.

Perbaikan kualitas pinjaman BCA diklaim mengiringi solidnya pertumbuhan kredit. Rasio loan at risk (LAR) tercatat sebesar 6,4 persen pada semester I 2024, turun dibanding angka setahun lalu yaitu 9 persen. Rasio kredit bermasalah (NPL) berada di angka 2,2 persen. Rasio pencadangan NPL dan LAR dinilai berada pada level yang memadai, masing-masing sebesar 190,2 persen dan 71,2 persen.

Laba BBCA Naik

BBCA mencatat laba bersih sebesar Rp26,9 triliun sepanjang semester pertama 2024, meningkat 11,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Peningkatan laba ini dipicu oleh ekspansi pembiayaan serta kenaikan volume transaksi dan pendanaan. “Hingga semester I-2024, BCA mencatat pertumbuhan kredit korporasi sebesar 19,9 persen yoy menjadi Rp388,6 triliun, yang menjadi segmen kredit dengan pertumbuhan tertinggi,” ujar Presiden Direktur Bank BCA, Jahja Setiaatmadja, dalam konferensi pers virtual pada Rabu, 24 Juli 2024.

Selain itu, kredit komersial tumbuh 7,9 persen yoy menjadi Rp127,8 triliun, dan kredit UKM naik 12,7 persen yoy mencapai Rp114,4 triliun.

Portofolio kredit konsumer juga meningkat 13,6 persen yoy menjadi Rp210,2 triliun, didorong oleh penyaluran KPR yang tumbuh 10,8 persen yoy mencapai Rp126,9 triliun serta pertumbuhan KKB sebesar 18,4 persen yoy menjadi Rp62,1 triliun. Outstanding pinjaman konsumer lainnya, sebagian besar kartu kredit, tercatat naik 20,2 persen yoy mencapai Rp17,8 triliun.

“Kredit untuk bisnis tercatat tumbuh dengan solid, baik di segmen korporasi maupun UMKM. Peningkatan juga terjadi di segmen kredit konsumer, ditopang pelaksanaan BCA Expoversary 2024. Event yang diselenggarakan sekitar dua bulan tersebut berhasil mengumpulkan total aplikasi KPR dan kredit kendaraan bermotor (KKB) sekitar Rp50 triliun,” jelas Jahja.

BCA juga mencatat Rasio loan at risk (LAR) sebesar 6,4 persen pada semester I 2024, turun dibandingkan angka setahun lalu yaitu 9 persen. Sementara itu, rasio non performing loan (NPL) berada di angka 2,2 persen. Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang memadai, masing-masing sebesar 190,2 persen dan 71,2 persen.

Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 5 persen menyentuh Rp1.125 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi 82 persen lebih dari total DPK, tumbuh 5,8 persen mencapai Rp915 triliun.

Saham BBCA

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) diperdagangkan di 10.125, naik 0,49 persen pada awal perdagangan dan mencatatkan tertinggi hari di 10.175 pada satu jam pertama perdagangan. Setelah itu BBCA turun ke terendah hari 10.000. Saham ini tidak menunjukkan pergerakan yang besar menjelang laporan keuangan Bank BCA hari ini.

Jika BBCA melanjutkan penurunan yang dimulai kemarin, saham ini akan menghadapi support di 10.000 (level psikologis), 9.800 (terendah 17 dan 18 Juli), dan 9.450 (terendah 25 dan 26 Juni). Sedangkan untuk sisi atas, BBCA memiliki resistance di 10.225 (tertinggi 10 Juli), 10.275 (tertinggi 18 Maret) dan 10.325 (tertinggi 14 Maret).

Adapun saham BBCA ditutup melemah 0,98 persen atau 100 poin menjadi Rp10.075 per saham pada akhir perdagangan hari ini. Sahamnya diperdagangkan sebanyak 24,65 juta saham, dengan frekuensi mencapai 7.998 kali. Nilai perdagangannya mencapai Rp123,2 miliar. (*)