Scroll untuk baca artikel

Melesat 7,53 persen, Saham ARTO Beri Kredit Rp15,7 Triliun

×

Melesat 7,53 persen, Saham ARTO Beri Kredit Rp15,7 Triliun

Sebarkan artikel ini
ARTO
Bank Jago, salah satu emiten yang dilirik investor karena harga sahamnya yang murah. Foto: Int

KABARBURSA.COM – Melalui berbagai kemitraan, Bank Jago (ARTO) menyalurkan kredit sebesar Rp15,7 triliun hingga akhir kuartal II-2024, naik 40 persen dari Rp11,2 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Penyaluran kredit dilakukan dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian, tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross sebesar 0,4 persen.

Aset Bank Jago tumbuh menjadi Rp24,2 triliun, meningkat 29 persen dibandingkan Rp18,9 triliun pada tahun lalu. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) mencapai 50 persen, menunjukkan permodalan yang kuat untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.

Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung, menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital sebagai model bisnis yang tepat.

“Kami percaya kombinasi inovasi dan kolaborasi dengan manajemen risiko dan tata kelola yang baik merupakan landasan kuat bagi Bank Jago untuk bertumbuh lebih tinggi lagi,” ujar Arief.

Bank Jago (ARTO) melaporkan laba bersih sebesar Rp50 miliar untuk semester pertama 2024, mencatatkan kenaikan 23 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp41 miliar. Kesuksesan ini didorong oleh model bisnis yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital, yang menjadi kunci keberhasilan pertumbuhan berkelanjutan Bank Jago.

Hingga Juli 2024, jumlah nasabah funding melalui aplikasi Jago telah mencapai lebih dari 10 juta, dengan total nasabah Bank Jago mencapai 12,5 juta jika termasuk nasabah lending. Kolaborasi dengan mitra strategis seperti ekosistem GoTo dan platform reksadana online Bibit berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan bisnis, dengan 66 persen dari nasabah funding berasal dari mitra ekosistem.

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp14,8 triliun hingga akhir kuartal II-2024, tumbuh 47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp10,1 triliun. Dari jumlah DPK, 61 persen atau Rp9,1 triliun merupakan current account and savings account (CASA), sementara 39 persen atau Rp5,7 triliun merupakan term deposit (TD).

Pada perdagangan 23 Juli 2024, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) mengalami lonjakan signifikan sebesar 180 poin atau 7,53 persen, menutup sesi I pada level tertinggi di Rp2.570. Saham bank digital ini dibuka pada level Rp2.390, sempat melemah ke Rp2.380 namun akhirnya melambung ke puncaknya.

Berdasarkan data RTI, saham ARTO ditransaksikan sebanyak 6.785 kali dengan volume 24,27 juta saham. Nilai transaksi pada sesi I diperkirakan mencapai Rp62,11 miliar. Dalam sebulan terakhir, saham ARTO menunjukkan tren penguatan sebesar 20,09 persen, termasuk kenaikan 14,22 persen dalam seminggu terakhir. Investor asing juga mencatat pembelian bersih sebesar Rp93,2 miliar dalam sebulan dan Rp8,6 miliar dalam sepekan.

Kinerja Fundamental Bank Jago

Dari sisi fundamental, Bank Jago (ARTO) mencatatkan pertumbuhan laba dan kredit dobel digit. Laba perusahaan mencapai Rp39,41 miliar per Mei 2024, naik 30,42 persen yoy dari Rp30,22 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kredit dan pembiayaan juga meningkat 35,86 persen yoy menjadi Rp15,23 triliun dibandingkan Rp11,21 triliun sebelumnya.

Sebagai perbandingan, bank digital milik konglomerat Chairul Tanjung, Allo Bank (BBHI), mencatatkan penurunan laba sebesar 6,48 persen yoy menjadi Rp172,47 miliar dari Rp184,41 miliar, dengan kredit turun 9,61 persen yoy menjadi Rp6,79 triliun dari Rp7,51 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Sentimen Pasar dan Pandangan Analis

Senior Investment Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, menyebutkan potensi The Fed yang akan melonggarkan kebijakan moneter tahun ini memberikan sentimen positif bagi pasar, termasuk bank digital.

“Ketika The Fed benar-benar mulai melonggarkan moneter, Bank Indonesia (BI) juga akan menerapkan kebijakan serupa sesuai prinsip preemptive dan forward looking, sekaligus pro growth dan pro stability. Ini akan memberikan likuiditas ke pasar,” ujarnya.

Sementara itu, JP Morgan menyebut Bank Jago sebagai salah satu bank digital terbaik di Indonesia, siap untuk meningkatkan skala bisnis.

“Kami meningkatkan estimasi EPS 2024 dan estimasi 2026 sebesar 3 persen dan 4 persen, serta mempertahankan estimasi EPS 2025 tidak berubah. Revisi positif pada 2024 dan estimasi 2026,” tulis JP Morgan.

Lembaga jasa keuangan asal Amerika Serikat ini juga menambahkan bahwa dengan pembaruan nilai buku 3x, saham ARTO menawarkan batas bawah yang menarik.

“Prospek Bank Jago cukup menjanjikan, namun perlu waktu untuk mewujudkan sepenuhnya. Oleh karena itu, pada nilai buku 3,4x untuk estimasi 2025, kami pikir saham ini menawarkan titik masuk multi-year,” lanjut analis JP Morgan.

Karena itu, JP Morgan memutuskan untuk mengakhiri pandangan underweight (UW) untuk saham ARTO pada Maret 2024 lalu, dan kini menyematkan predikat overweight dengan target harga Rp2.900 pada Juni 2025.(*)