KABARBURSA.COM – Emiten bidang manufaktur beton PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) masih membukukan rugi bersih meskipun pendapatan usaha meningkat pada semester I 2024.
Berdasarkan laporan keuangannya, WSBP mencatatkan total pendapatan usaha sebesar Rp892 miliar. Pendapatan ini meningkat sebesar 39,01 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp641,67 miliar.
Pendapatan usaha WSBP ditopang oleh produk readymix dan quarry sebesar Rp359,54 miliar, precast sebesar Rp377,81 miliar serta jasa konstruksi sebesar Rp154,63 miliar.
Seiring dengan peningkatan pendapatan, beban pokok WSBP juga melonjak dari sebelumnya sebesar Ro545,04 miliar menjadi sebesar Rp703 miliar sepanjang semester I 2024. Adapun laba kotor ikut naik sebesar 95,57 persen menjadi sebesar Rp188,99 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp96,63 miliar.
Meski demikian terdapat peningkatan beban penjualan, beban umum dan administrasi serta turunnya pendapatan bunga dan rugi lainnya.
Setelah diakumulasikan, WSBP mencatatkan rugi bersih periode berjalan sebesar Rp468,55 miliar sepanjang semester I 2024. Rugi ini membengkak 77,64 persen dibandingkan dengan rugi semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp263,76 miliar.
Adapun WSBP masih membukukan defisiensi modal sebesar Rp1,13 triliun atau membengkak dari posisi akhir 2023 yang sebesar Rp664,49 miliar. Sementara itu, liabilitas WSBP per 30 Juni tercatat sebesar Rp5,24 triliun dan total aset tercatat Rp4,11 triliun.
Proyek WSBP
WSBP area 3 mengincar proyek Tol Kediri – Tulungagung di Jawa Tengah hingga ke NTT. Sales Manager Area 3 Waskita Beton Precast Heru Purnomo menjelaskan saat ini pihaknya sedang mengikuti tender proyek Tol Kediri – Tulungagung milik GGRM. Proyek ini diharapkan dapat mendongkrak target kontrak WSBP tahun ini.
“Target RKAP kita area 3 adalah Rp430 miliar, sampai triwulan II/2024 masih Rp117 miliar. Agak berat karena masih terasa efek pandemi. Tapi kita optimis dengan adanya proyek Tol Kediri – Tulungagung GGRM. Kita sedang ikut tender di sana,” jelas Heru.
Tol milik GGRM yang ditargetkan rampung 2025 ini memiliki total investasi hingga Rp9,92 triliun atau sepanjang 44,17 kilometer. pembangunan Jalan Tol Kediri – Tulungagung merupakan salah satu proyek kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) atas prakarsa badan usaha (unsolicited).
Lebih lanjut, Heru menjelaskan raihan kontrak sampai dengan kuartal II/2024 sebesar Rp117 miliar merupakan kontrak dari induk usaha WSKT hingga beberapa proyek swasta. Salah satu proyek swasta yang sedang dikerjakan yaitu smelter milik PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN). Kontrak ini memiliki nilai investasi sebesar Rp84 miliar.
Kontrak lain adalah suplai spun pile pembangunan RSUD Sidoarjo hingga suplai kawasan industri Bali, Turtle Island. “Proyek ini [Tol Probolinggo-Banyuwangi] sekitar Rp50 miliar, kemudian batching plant Sumbawa ke Proyek Amman Mineral, Bendungan Bay. Area 3 banyak eksternal,” lanjutnya.
Heru mengklaim RKAP akan dapat terpenuhi hingga 70 persen di kuartal III mendatang dan harapannya akan tutup buku di November 2024. “Triwulan IV biasanya sepi. Semoga bisa close di November,” imbuhnya.
Saham WSBP
Seperti yang diketahui, saham WSBP masuk dalam PPK dan diperdagangkan dengan mekanisme FCA. Pada perdagangan sesi I hari ini, saham WSBP parkir di level Rp17 per saham. Posisi ini amblas 22,73 persen atau menyentuh Auto Rejection Bawah (ARB).
Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp1,04 triliun dengan PER -2,06 kali dan PBVR sebesar -1,31 kali. Secara year to date, saham WSBP telah amblas 62 persen.
Menyikapi hal tersebut, WSBP menyusun strategi guna dapat keluar dari papan pemantauan khusus dengan mekanisme full call auction (PPK FCA).
Vice President of Corporate Secretary Waskita Beton Precast Fandy Dewanto mengungkapkan dalam menghadapi pemberlakuan FCA oleh Bursa Efek Indonesia, WSBP berfokus kepada peningkatan kinerja perusahaan untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan stakeholder.
“Kinerja yang meningkat sehingga meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan investor,” ujarnya.
Lebih jelas, Fandy mengungkapkan peningkatan kinerja berasal dari proyek-proyek yang berhasil diselesaikan dengan kualitas tinggi. Fandy mengklaim hal ini membuktikan kemampuan WSBP untuk mendapatkan kontrak tambahan dari pelanggan.
Kepercayaan ini, kata Fandy, terwujud dalam beberapa proyek yang kembali dipesan seperti proyek-proyek IKN, Proyek Tol Baleno seksi I dan II serta proyek lainnya. WSBP berfokus pada penerapan good corporate governance (GCG) yang baik, bersifat transparan, akuntabel, bertanggung jawab, mandiri, serta sesuai dengan prinsip kewajaran dan kesetaraan, termasuk juga pada pemenuhan seluruh kewajiban PKPU. (*)